Chereads / MY FIERCE BOSS / Chapter 3 - Pesta pernikahan

Chapter 3 - Pesta pernikahan

Keesokan harinya

Mailan membolak-balik halaman novel yang ia baca. Rasanya kali ini dia sama sekali tidak ada semangat untuk membaca. Tapi ini masih pagi dan Mailan bosan di kantor sendirian. Ya dia datang lebih cepat dari biasanya. Lalu Mailan membuka handphone nya, scroll medsos, tapi tidak ada yang menarik.

Lebih baik aku main game

Mailan membuka aplikasi game kesukaannya. Mudah, hanya game puzzle. Game anak-anak. Sekitar 1 jam ia Bermain game dan berhenti memainkannya saat Dave datang. Seperti biasa, ia akan membungkuk hormat dan tersenyum sambil menyapa "selamat pagi pak". Dan seperti biasanya juga Dave hanya akan melihatnya sekilas.

Saat Dave sudah duduk di 'kursi kekuasaannya', Mailan pun langsung duduk. Tapi tidak lama kemudian telepon di meja Mailan berdering. Mailan mengangkatnya "datang ke meja ku sekarang" dan sambungan telepon telah terputus.

Mailan segera menuju kepada Dave. "Buatlah proposal yang menarik. Kita akan menunjukkannya kepada klien" Dave memberikan beberapa dokumen "pelajari ini untuk membantumu". Mailan segera mengambil dokumen tersebut "baik pak. Akan saya lakukan dengan baik". Dave mengerutkan dahinya "sudah seharusnya". "Pak, jika tidak ada lagi, saya permisi" Mailan membungkukkan tubuhnya lalu pergi.

Mailan mempelajari dokumen tersebut dengan sangat teliti. Ia berusaha memahami sebelum memulai pekerjaannya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12. Sudah waktunya jam makan siang. Dave berjalan keluar kantor. Tapi dia berhenti di depan meja Mailan. Mailan terkejut dengan kehadiran Dave "ada apa pak?". Dave menunjuk ke arah jam "sudah saatnya jam makan siang". Mailan mengikuti arah yang ditunjuk Dave "ah ya, saya akan ke kantin sekarang. Terima kasih pak, telah mengingatkan saya" Mailan tersenyum. Tapi dia masih bingung dengan sikap Dave kali ini.

Ada apa dengannya? Kenapa tiba-tiba jadi orang yang peduli begini?

"Tidak. Ayo makan siang bersamaku. Aku harus membicarakan sesuatu kepadamu" Mailan merasa ada yang aneh kali ini. Dave mengajaknya makan siang? Hal penting apa yang harus dibicarakan? Oh perasaan Mailan jadi semakin tidak enak. "Mhmm...baik pak" Dave langsung keluar dari ruangan dan diikuti oleh Mailan.

Sungguh, selama 5 tahun bekerja, baru kali ini Dave mengajaknya makan bersama walaupun hanya untuk membicarakan hal yang penting. Jadi Mailan merasa sangat aneh dengan hal ini.

Mereka pergi ke sebuah cafe yang dekat dengan kantor. Mailan hanya diam menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. "Kamu pesan apa?" Dave membolak-balik buku menu sambil melirik ke arah Mailan. "Mhmm...aku..." Belum sempat Mailan menjawab, Dave sudah memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan "sudahlah. Kamu sangat lamban. Saya yang pesan". Mailan terkejut tapi ia berusaha tetap stabil "baik pak. Terima kasih pak".

"Maaf, pak. Anda ingin membicarakan soal apa?" Mailan segera menuju ke tujuan utama mereka. Dave yang sedang membuka handphone nya segera menutupnya kembali dan menatap Mailan "begini. Malam ini saya harus mendatangi pesta pernikahan CEO Mayer. Jadi saya membutuhkan pasangan untuk datang ke pesta tersebut. Saya ingin mengajak kamu. Jadi kamu harus ikut dengan saya"

Heeh seharusnya dia bertanya pendapat ku dulu. Sifat nya yang selalu memerintah itu membuatku kesal.

"Mhmm" Mailan hanya bergumam seolah ia mempertimbangkan sesuatu. "Aku anggap gumaman mu itu sebagai persetujuan" Dave mengeluarkan sebuah kartu kredit dan menyodorkannya kepada Mailan "carilah pakaian yang bagus. Aku tidak mau kamu mempermalukanku"

Cih, mempermalukannya? Dia pikir aku akan berpenampilan kampungan apa.

Mailan mengembalikan kembali kartu kredit milik Dave "terima kasih pak. Tapi saya sudah memiliki pakaian yang banyak. Saya tidak perlu membelinya lagi". Dave bingung melihat tingkahnya "baiklah, asalkan bagus tidak masalah. Tapi, ambilah kartu ini untuk pergi ke salon. Ingat, aku tidak ingin dipermalukan" Dave kembali memberikan kartu kredit miliknya.

Oh Tuhan, apakah selama ini gayaku benar-benar kampungan?

Mailan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya "tidak pak. Saya punya uang dan saya akan ke salon dengan uang saya sendiri. Dan saya jamin anda tidak akan kecewa" Mailan mengembalikan kartu kredit tersebut. Dave hanya mengangkat satu alisnya "baiklah, cepat habiskan makananmu. Kita akan segera kembali ke kantor" Mailan mengangguk dan mulai makan. Makan siang tersebut berlangsung dengan keheningan.

-------

Mailan dan Dave segera kembali ke perusahaan. Orang-orang dibuat terkejut dengan kejadian langka ini. Pasalnya, baru pertama kali mereka melihat Dave pergi dengan sekretarisnya. Seolah tidak mempedulikan tatapan orang, Dave hanya berjalan dengan sikap yang angkuh dan terlihat kejam. Dia berjalan mendahului Mailan yang lamban. Hmm, entah Mailan yang lamban atau dia yang berjalan terlalu cepat.

Rebecca segera menghampiri Mailan dengan ekspresi terkejut sekaligus bingung. "Mailan, kejadian langka apa ini?" Mailan terkejut dengan Rebecca yang memukul bahunya secara tiba-tiba.

"Apa?" Mailan melihatnya dengan mengerutkan dahinya. Rebecca menghela napas, "itu, kenapa kalian bisa datang bersamaan? Apa kalian makan siang bersama?"

"Iya, memang kenapa?" Mailan sedikit heran dengan sikap temannya. Tidak. Sebenarnya dia mengerti. Karena Dave tidak pernah mengajak siapapun makan siang bersamanya. "Oh benar-benar hal yang harus diabadikan dan dikenang" Rebecca sedikit menahan tawanya.

"Apanya yang dikenang? Kami makan siang bersama karena ada hal yang harus dibicarakan tau. Tidak ada yang istimewa" Mailan mengatakannya dengan nada suara dan ekspresi yang datar. "Hei, apakah nona ini ingin sesuatu yang lebih?" Ia mencolek lengan Mailan.

"Jangan berkhayal becca" Mailan menggelengkan kepalanya. Lalu melihat arlojinya "ah sudah waktunya jam kerja. Aku duluan ya. Daah" ia melambaikan tangannya dan berlalu meninggalkan Rebecca.

Mailan masuk ke dalam kantor direktur kemudian duduk di mejanya. Ia mulai membuat proposal yang diminta Dave. Setelah 2 jam ia mulai merasa matanya kelelahan. Mailan pergi ke toilet dan ke dapur perusahaan untuk membuat kopi. Ia meminumnya di dapur.

"Haah aku sangat lelah" Mailan memegang lehernya dan memijatnya. Seorang pegawai melihat Mailan yang memijat lehernya sedikit merasa kasihan "Nn. Mailan, apakah anda merasa lelah?". Mailan langsung mengalihkan pandangannya kepada pegawai tersebut dan tersenyum ramah "mhmm ya... sedikit".

Pegawai tersebut mengambil air hangat lalu meminumnya "sepertinya anda memerlukan refreshing nona. Saya melihat anda bekerja terlalu keras disini". Mailan menyipitkan matanya seperti menimbang sesuatu. Setelah beberapa saat ia menjawab "benar. Sepertinya aku membutuhkan refreshing. Apakah kamu punya saran?".

"Saran? Hmm..saya rasa anda harus pergi ke spa. Sangat menyenangkan bukan?". Mailan segera menggelengkan kepalanya "tidak tidak. Itu memerlukan biaya yang banyak. Aku tidak bisa menghamburkan uangku untuk hal seperti itu. Sarankan yang lebih murah dan menarik".

Pegawai tersebut merasa terkejut dengan jawaban Mailan. Bagaimana mungkin itu dianggap menghamburkan uang jika untuk diri sendiri? Ia lalu mengetukkan telunjuknya di dagu, seperti sedang berpikir. "Bagaimana jika...pantai? Tidak memerlukan biaya yang banyak. Dan anda akan lebih relaks mendengar desiran ombak".

Mailan menjentikkan jarinya tanda setuju "benar. Aku akan ke pantai. Kebetulan aku menyukai sesuatu yang berhubungan dengan laut. Terima kasih...." Mailan menyipitkan matanya. Pegawai itu seperti mengerti maksud Mailan "Agatha". Mailan tertawa "haha iya. Terima kasih Nn. Agatha. Hmm... sepertinya aku harus kembali bekerja. Permisi" Mailan membungkukkan tubuhnya lalu pergi.

•••••

Dave melihat Mailan pergi meninggalkan kantor. Ia sedikit penasaran apa yang akan dilakukan wanita itu. Maka ia pun mengikutinya.

Ah ternyata dia ke toilet.

Dave bersembunyi dibalik dinding agar tidak ketahuan. Setelah beberapa saat, ia melihat Mailan keluar dari toilet dan menuju dapur perusahaan. Ia mengikutinya dan memperhatikannya dari luar.

Ia melihat Mailan membuat kopi dan meniupnya sedikit lalu meminumnya. Ia juga melihat Mailan memijat lehernya sambil mengeluh karena lelah.

Apakah dia sungguh sangat kelelahan? Apakah aku terlalu keras padanya? Maafkan aku Mailan

Dave menyadari ada orang yang datang. Ia langsung bersembunyi dan sedikit mengintip. Ia sedikit mendengar obrolan mereka.

"Nn. Mailan, apakah anda merasa lelah?". Mailan langsung mengalihkan pandangannya kepada pegawai tersebut dan tersenyum ramah "mhmm ya... sedikit".

"sepertinya anda memerlukan refreshing nona. Saya melihat anda bekerja terlalu keras disini". Mailan menyipitkan matanya seperti menimbang sesuatu. Setelah beberapa saat ia menjawab "benar. Sepertinya aku membutuhkan refreshing. Apakah kamu punya saran?".

Oh dia membutuhkan waktu untuk refreshing?

Dave sedikit kasihan padanya. Ya sedikit. Setelah beberapa saat ia mendengar Agatha menjawab pertanyaan Mailan.

"Saran? Hmm..saya rasa anda harus pergi ke spa. Sangat menyenangkan bukan?". Mailan segera menggelengkan kepalanya "tidak tidak. Itu memerlukan biaya yang banyak. Aku tidak bisa menghamburkan uangku untuk hal seperti itu. Sarankan yang lebih murah dan menarik".

Apakah dia harus sehemat itu? Sekali saja kan tidak masalah. Ayolah Mailan... nikmati hidupmu

Tidak, tunggu. Bagaimana cara Mailan menikmati hidup jika terus dipersulit oleh Dave.

"Bagaimana jika...pantai? Tidak memerlukan biaya yang banyak. Dan anda akan lebih relaks mendengar desiran ombak".

Pantai...benar juga

Mailan menjentikkan jarinya tanda setuju "benar. Aku akan ke pantai. Kebetulan aku menyukai sesuatu yang berhubungan dengan laut. Terima kasih...."

Ooh jadi dia menyukai sesuatu yang berhubungan dengan laut. Baiklah Nn. Mailan Nataria, aku akan segera membawamu melihat laut.

"Agatha". Mailan tertawa "haha iya. Terima kasih Nn. Agatha. Hmm... sepertinya aku harus kembali bekerja. Permisi" Mailan membungkukkan tubuhnya lalu pergi.

Dave yang melihat Mailan akan kembali ke kantor segera bersembunyi. Ia mulai pergi saat Mailan telah menghilang dari pandangannya.

•••••

Saat Mailan kembali ke kantor, ia tidak melihat Dave.

Kemana dia pergi?

Mailan mengangkat bahunya kemudian duduk. Ia sudah merasa lebih baikan dari sebelumnya. Setelah beberapa saat barulah Dave memasuki ruangan. Mailan segera berdiri, membungkukkan tubuhnya. Dan Dave hanya berlalu tanpa melihatnya sedikitpun.

Mailan yang seperti sudah biasa dengan sikap Dave langsung duduk dan melanjutkan tugasnya. Hingga jam menunjukkan pukul 5, ia melihat Dave membereskan barang-barangnya, menghampiri Mailan "jangan lupa untuk acara malam ini. Aku akan menjemputmu jam 7" lalu pergi.

Mailan menghela napasnya sambil membereskan barang-barangnya dan langsung pulang.

Sesampainya di rumah ia segera mencuci tangan, mencuci muka dan mulai memakai masker di wajahnya. Setelah selesai memakai masker ia pun mulai mewarnai kukunya.

Kemudian ia mandi, dan memilih baju yang akan dikenakannya. Ia sangat bingung. Setelah beberapa saat memilih, ia akhirnya menemukan baju yang sesuai, yaitu sebuah jumpsuit berwarna beige. Ia segera memakainya. Lalu ia mulai memoleskan riasan tipis di wajahnya. Mailan memilih ankle strap untuk dipakai.

Lihatlah, aku tidak perlu ke salon untuk menjadi cantik.

Ia melirik jam yang ada di dinding menunjukkan pukul 7. Tak lama kemudian terdengar nada dering handphone nya.

[Aku sudah di bawah]

Sambungan telepon tersebut langsung terputus sebelum Mailan sempat menjawabnya. Ya, seperti itulah sifat Dave. Mailan segera keluar dari rumahnya dan menghampiri Dave. Ia membuka pintu mobil lalu masuk.

Dave memperhatikan penampilan Mailan dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Wanita yang berusia 28 tahun tersebut benar benar sangat mempesona. Mobil mulai melaju menuju sebuah hotel dimana pesta diadakan. Di sepanjang perjalanan hanya ada kebisuan diantara Mailan dan Dave.

Setelah beberapa saat akhirnya mereka tiba di tempat resepsi sedang berlangsung. Dave mengisyaratkan agar Mailan menggandeng tangannya. Awalnya Mailan ragu, tapi ia langsung mengusir keraguan di dalam dirinya dan menggandeng lengan Dave.

Orang-orang yang berada di pesta terkejut dengan wanita yang dibawa dave. Mereka juga baru kali ini melihat Dave membawa seorang wanita. Tapi mereka langsung kagum dengan Mailan yang tampil elegan dan dinamis. Terlihat seperti anak dari keluarga kaya. Mereka tidak mengira jika Mailan hanyalah sekretaris Dave.

Dave membawanya menyapa CEO Mayer yang merupakan pengantin di acara tersebut. "Selamat atas pernikahanmu Calvin" ia memberikan pelukan persahabatan kepada CEO Mayer. Mailan pun ikut memberikan ucapan selamat "selamat atas pernikahan mu CEO Mayer" ia menunjukkan senyuman menawan kepada kedua pengantin tersebut.

"Wah. Ini adalah pertama kalinya kamu membawa wanitamu Dave. Lihatlah dia sangat menawan dan terlihat sangat serasi denganmu. Bukankan begitu Ariana?" CEO Mayer sedikit menggoda Dave. "Benar, dia terlihat sangat cantik. Siapa namanya?" Tanya sang mempelai wanita yang bernama Ariana tersebut.

"Dia Mailan" Dave tidak mengiyakan dan juga tidak menyangkal omongan Calvin yang mengatakan bahwa Mailan adalah wanitanya. Di satu sisi dia memang menganggap Mailan sebagai wanitanya. Tetapi di sisi lain Mailan hanyalah sekretarisnya. Mereka banyak berbincang dan Mailan hanya tersenyum seperti biasanya. Lagipula sangat aneh jika banyak bicara saat baru kenal. Tidak. Mailan tidak mengenal mereka. Mailan permisi ke toilet.

Saat kembali dari toilet, Mailan menyadari sesuatu yang membuatnya merasa jijik dan risih. Ternyata dua ular tersebut juga berada di pesta ini. Mereka melihat sinis ke arah Mailan dan menghampirinya.

"Oh mama, lihatlah wanita ini. Bagaimana dia bisa datang ke acara pernikahan CEO Mayer dan datang bersama direktur Smith?"

"Dia pasti telah menggoda direktur Smith. Lihatlah penampilannya. Itu pasti hasil dari rayuannya kepada direktur" dua orang tersebut adalah ibu dan adik tiri Mailan. Ny. Lena dan Nn. Jessica. Mereka memang sangat jahat kepadanya.

Mailan sama sekali tidak mempedulikan mereka. Ibu dan adik tirinya itu mulai merasa kesal karena Mailan mengabaikan mereka. "Hei hidupmu pasti sangat sulit ya, sehingga menggoda direktur Smith? Apakah hidupmu se menyedihkan itu? Hahaha" Mailan sungguh tidak ingin menanggapi mulut jahat Jessica. Tetapi seseorang merangkul Mailan dan melihat sinis ke arah ibu dan anak tersebut. Ia membawa Mailan pergi dari hadapan mereka.

Mailan melihat ke arah seorang penyelamat tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Dave. Saat Mailan mulai ingin mengubah kesannya terhadap Dave, pemuda tersebut malah berkata "jangan menyusahkanku. Duduklah dengan tenang"

Cih. Aku menyusahkannya?

Tapi sejujurnya, walaupun Mailan berusaha mengabaikan ibu dan saudari tirinya tersebut, ia mulai merasa terganggu. Seolah saat melihat mereka, ia mulai melihat kesedihan dan siksaan yang berusaha dikuburnya dalam dalam.

Dave menyadari perubahan sikap yang dialami Mailan sejak bertemu dengan ibu dan saudari tirinya. Ia melihat kesedihan di mata Mailan yang membuat hatinya seperti di tusuk ribuan pisau. Dave menghela nafas "Ayo pulang". Mailan yang masih belum mencerna kata-kata Dave hanya mengerutkan dahinya "ada apa?"

"Aku bilang ayo pulang" Dave menarik tangannya. "Ah baiklah" Mailan mengikuti Dave keluar dari hotel.