Chereads / ReBirth48 / Chapter 6 - Chapter 6 : Organisasi yang menakutkan

Chapter 6 - Chapter 6 : Organisasi yang menakutkan

ReBirth 48

Chapter 6: Organisasi yang menakutkan.

Shin saat ini sedang duduk di atas atap mansion dari markas Silance Sistem.

Shin mengangkat salah satu lututnya dan menjadikanya tumpuan tangan kanannya. Lalu menatap ke atas, ke arah bintang-bintang yang bersinar terang.

"Malam yang sangat indah. Para serigala mulai melolong. Cahaya bintang dan bulan berpijar saling melengkapi," gumam Shin sambil terus memandangi langit yang cerah.

"Di malam-malam seperti ini. Sangat cocok bagi para Silance Sistem berkumpul," tambah Shin yang langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi serius.

Sesaat kemudian, Shin melihat telapak tangan kanannya. Shin mulai mengaktifkan merediannya. Muncullah sebuah logo yang berbentuk huruf A besar. Yang merupakan gambaran dari awal, dimana Shin adalah orang yang mendirikan Silance Sistem.

Sesaat kemudian, Shin menekan simbol huruf A itu dengan telunjuk kirinya. Sesaat kemudian, sebuah benang keluar dari dalam huruf A tersebut.

Shin kemudian mengambil benang tersebut untuk mengikat dua jari telunjuknya. Sesaat kemudian, benang tersebut menghilang bersamaan dengan simbol di tangan Shin yang lenyap.

"Baiklah, sekarang aku bisa berkomonikasi dengan semua anggota Silance Sistem," ucap Shin yang kemudian menggambar huruf A besar di dahinya.

Shin menutup matanya, "Perhatian bagi seluruh anggota Silance Sistem."

Semua anggota Silance Sistem yang sedang dalam berbagai aktivitas dan situasi. Tertegun saat mereka mendengar ada suara yang berasal dari leher mereka. Tepatnya suara tersebut berasal dari segel kontrak seumur hidup yang ada di seluruh anggota Silance Sistem.

Dengan reflek, semua anggota Silance Sistem langsung menutup kontrak di bagian tubuh yang berbeda-beda karena mulai bercahaya.

"Jangan terlalu panik. Tidak ada orang lain yang bisa mendengar pembicaraan ini selain mereka yang mempunyai segel kontrak. Namun, jika kalian sedang berada di tempat ramai. Kusarankan pada kalian untuk pergi ke tempat sepi, karena mungkin cahaya yang muncul di segel itu akan menarik perhatian beberapa orang," perintah Shin kepada semua anggota.

Anggota-anggota yang sedang berada di dalam keramaian. Langsung menghilang seperti bayangan yang kemudian muncul di dalam kegelapan.

"Baiklah, sekarang aku akan sedikit menjelaskan sistem telepati ini. Jika kalian ingin menjawab perkataanku, tekan saja segel kontrak kalian menggunakan dua jari, telunjuk dan jari tengah. Kemudian pikirkan siapa orang yang akan mendengar suara kalian. Kemudian mulailah berbicara. Tidak masalah itu berbicara secara lisan ataupun batin, kita masih bisa mendengarnya," jelas Shin kepada seluruh bawahannya.

Sesaat kemudian, terdengar suara lain. Dan itu adalah suara dari Veila.

"Tes, tes ... Apakah seperti ini kak?"

"Ya, seperti itu."

Shin kemudian menghela nafas.

"Baiklah, kita kembali ke topik. Dengan ini, aku perintahkan kepada seluruh anggota Silance Sistem. Untuk berhenti mencari para keturunan pahlawan lebih dari ini. Karena ...."

"Kalian akan kuberikan sebuah misi yang lebih sulit lagi. Yaitu! Mulai sekarang kalian harus mencari informasi tentang portal-portal yang pernah terbuka, dan yang masih terbuka sampai sekarang."

"Tunggu, memangnya kenapa kami harus mencari informasi soal ini master?" tanya Ella yang saat itu sedang berada di atas kapal pesiar. Ia berdiri di balkon sendirian sambil melihat ke laut dan memperhatikan indahnya malam.

"Yah, karena aku sendiri yakin. Bahwa portal-portal tersebut berkaitan dengan sekte kegelapan. Aku yakin ada sebuah konspirasi di atas ini semua. Dan portal-portal yang terbuka sampai sekarang, pasti lebih banyak daripada yang di publish."

"Oiya, selain memberikan kalian misi. Aku memerintahkan kepada Five Prefix untuk bertemu denganku sekarang. Aku ingin mengadakan sebuah pertemuan."

Shin Kemudian merubah saluran telepatinya menjadi hanya kelima anggota awal yang bisa mendengarnya. Anggota-anggota lain yang selesai menerima itu, langsung mulai bergerak dan memakai kostum Silance Sistem mereka.

**

"Kalau soal itu, maaf master. Mungkin tidak bisa sekarang. Kami berlima saat Ini sedang berada di luar negri. Mungkin membutuhkan 1-2 Minggu untuk bisa kembali ke markas," balas Pedra yang sedang menggunakan pakaian maid dan berdiri di atap sebuah gedung yang sangat tinggi. Ditengah-tengah atap gedung itu ada logo besar bertuliskan huruf H. Yang artinya disana adalah tempat helikopter orang-orang penting berada.

"Eh! Selama itu kah?" respon Shin yang kaget dan tidak menyangka.

"Ya, itu benar tuan. Karena kami sendiri saat ini sedang dalam misi penyamaran. Jika identitas kami terbongkar, takutnya itu akan membuat seluruh kerajaan menjadi musuh saya. Dan itu benar-benar akan merepotkan untuk kembali ke markas," tambah Ella yang saat itu sedang berdiri di atas atap sebuah mansion yang terletak di puncak gunung.

"Yah, baiklah. Aku mungkin akan menunggu."

"Aku tidak sabar untuk bertemu denganmu lagi Shin. Jangan lupa tepati janjimu. Sayangnya, sepertinya karena aku menerima misi yang paling berat, dan paling jauh. Akan membutuhkan waktu lebih dari sebulan untuk kembali. Tidaakk! Aku tidak mau ini, aku ingin bertemu denganmu," rintih Kevi yang mulai merengek sedih. Saat itu ia sedang berada di labolatorium bawah tanah dan sedang memakai baju profesor.

"A-ah ... Tenang saja, karena saat nanti kau kembali akan mendapatkan imbalan dariku."

Sesaat kemudian, terdengar sahutan suara lainya.

"Master, karena saat ini aku yang paling dekat dengan markas. Mungkin dalam 9 hari aku yang akan sampai duluan, saat itu aku ingin menyerahkan sesuatu padamu," ucap Lena yang saat itu sedang berada di dalam mobil Limosin yang cukup mewah.

"Hunn? Barang apa itu?" tanya Shin, bingung.

"Sulit untuk dijelaskan, anda harus melihatnya sendiri," balas Lena yang saat itu sedang memegang sebuah kotak, tidak maksudku batu yang berbentuk kubus dan di seluruh sisinya terdapat banyak ukiran-ukiran aneh yang tidak bisa di baca.

Shin kemudian tersenyum licik. Saat itu ia terpikirkan suatu barang, namun karena belum yakin, Shin harus memastikannya dulu. Shin pun mengganti saluran ke semua anggota Silance Sistem.

"Baiklah kalau begitu. Dengan ini, aku memerintahkan kepada semua anggota. Mulai menjalankan misi sekarang!"

"Baik!"

Shin pun menghentikan telepatinya. Sesaat kemudian ia menghilang dan muncul di balkon lantai dua mansion.

"Ahhh! Aku lapar," gumam Shin yang bergerak ke arah sebuah freezer

Saat itu Shin tersentak kaget. Semua makanan sudah habis, dan uang yang di tinggalkan oleh mereka berlima juga tinggal sedikit. Ini karena Shin selalu melakukan apapun semaunya. Hidup dengan santai, beli ini dan itu. Makan ini dan itu. Hingga tidak sadar kalau uangnya hampir habis.

"Aahhh! Mulai besok aku terpaksa harus mengambil kerja sembilan. Beruntung besok tidak ada jam pelajaran," seru Shin di dalam hati dengan kesal.

Shin kemudian berjalan ke arah kasur, dan menjatuhkan badannya. Sesaat kemudian, Shin tertidur.

**

Keesokan harinya~

Matahari sudah naik ke atas cukup tinggi, Shin sedang berjalan di trotoar dengan sedikit putus asa.

"Aahhh! Apakah tidak ada pekerjaan yang tidak memerlukan proses lama dan tidak ribet?" protes Shin yang daritadi mencari kerja sembilan. Namun bukan bakatnya.

Saat itulah, ia melihat sebuah bangunan yang dalam tahap konstruksi. Disana tertulis bahwa mereka membutuhkan orang untuk mengisi beberapa kerja yang kosong.

Shin tersentak.

"Nah! Ini dia yang dicari-cari!" seru Shin dengan senang dan langsung melangkah masuk melewati pagar pembatas.

"Permisi," ucap Shin yang bergerak ke pos penjaga.

Terlihat disana ada seseorang lelaki yang sedang mencatat di sebuah buku. Namun ia terlihat begitu stress.

"Permisi," ucap Shin lagi yang bergerak mendekat.

"Hah? Ada apa?" jawab laki-laki itu dengan kesal dan menoleh ke Shin.

"Ah, itu ... Bolehkah aku mulai bekerja disini sekarang?" tanya Shin yang kemudian memasang wajah memelas.

Laki-laki itu tersentak. Ia terlihat agak senang sedikit, namun langsung murung lagi.

"Ah ... Baiklah, kalau begitu kau pergi saja bantu mereka untuk mulai bekerja, kau bisa meminta panduan pada mereka yang sudah bekerja," jawab orang itu dengan murung.

"Heeh? Ada apa?" tanya Shin yang mulai penasaran.

"Haaahh ... Kau tau? Kita benar-benar kekurangan orang. Sepertinya ini tidak akan selesai tepat seperti tenggat waktunya," jawab laki-laki itu yang kemudian menggenggam penanya dengan kuat.

"Eh? Kalau begitu, bagaimana jika aku mengerjakan posisi yang kosong? Bisakah aku mendapatkan gaji bonus?"

"Eh? Memangnya kau sanggup?"

"Tentu, karena soal hak seperti ini adalah bakatku."

Laki-laki itu menatap Shin dengan tatapan tidak percaya.

"Haaah ... Baiklah, mari kita lihat seberapa banyak pekerjaan yang akan kau selesaikan," balas laki-laki itu yang kemudian menyender ke kursi dan menatap Shin dengan pandangan meremehkan.

"Yes!" sorak Shin yang semakin semangat karena akan mendapat uang tambahan.

Shin mulai bergerak ke arah orang-orang yang sudah bekerja sejak lama. Beruntung, orang-orang disana sangat ramah. Mereka tidak keberatan untuk memberitahu Shin yang tidak Shin pahami.

Dalam sekali penjelasan. Shin langsung menguasainya. Mengangkat semen, batu bata, mengaduk semen, sampai mengangkat besi dan kayu semuanya Shin kerjakan secara keras seperti kuda yang tidak terlihat kalau ia akan lelah.

Waktu ke waktu semakin berlalu. Shin semakin menguasainya dan mengerjakan pekerjaan 3-5 orang sekaligus. Melihat hal itu, laki-laki yang berada di pos tadi tertawa bahagia.

"Hahahaha! Apakah ini nyata? Jika ini benar. Maka ini adalah sebuah berkah! Sepertinya bangunan ini akan selesai lebih cepat dari waktunya!" sorak Laki-laki itu dengan wajah yang dipenuhi kebahagiaan.

Tanpa sadar, hari sudah mulai sore. Orang-orang disana yang semuanya lebih tua dari Shin bercanda tawa dengan Shin. Mereka cukup bangga pada Shin

Shin berjalan bersama orang-orang itu menuju pos. Mereka semua kemudian mengambil giliran untuk gaji hari ini masing-masing.

Semua orang berbaris, karena Shin adalah orang baru. Shin mendapat giliran paling terakhir.

Namun, saat giliran Shin tiba. Ia dikejutkan dengan gajinya yang mencapai 400 ribu. Sedangkan orang lainya hanya 120 ribu.

"Tu-tunggu. Kupikir aku hanya mendapatkan dua kali lipat dari gaji normal. Apakah ini benar-benar tidak apa?" tanya Shin ragu sambil menerima gaji itu.

"Hey! Ayolah! Kami semua tau kinerjamu dik. Kami tidak masalah pada itu, malah kami semua bangga memiliki orang sepertimu," ucap seseorang yang tiba-tiba saja merangkul pundak Shin yang kemudian mengusap-usap kepala Shin dengan kuat.

"Hahaha! Itu benar. Aku tidak sabar untuk melihat kinerjamu lagi. Sampai kumpa besok ya!"

Semua orang mulai bubar dari lokasi. Begitu juga Shin. Shin ikut meninggalkan area tersebut.

Dengan bajunya yang lusuh dan kotor karena pekerjaan tadi. Shin berjalan pulang dengan bersenandung senang dan kemudian membeli es krim kesukaannya. Sambil menunggu matahari terbenam, ia duduk di area taman.

"Baiklah ... Apa yang harus ku beli sekarang ya," gumam Shin.

Sesaat kemudian, ia melihat badannya yang cukup kotor. Ia pun bangun dari kursi taman dan berniat pergi ke kosannya

dulu untuk mandi.

**

Keesokan harinya berjalan seperti biasa, Shin mulai bekerja dengan riang, dan mengobrol dengan orang-orang disana.

Namun, tiba-tiba saja semua orang dikagetkan dengan sebuah keributan di gerbang depan.

"Hey! Apa kau sudah menyerah?" ucap seseorang yang kemudian menggebrak meja di pos, tepat di depan laki-laki itu.

Ia terlihat seperti seorang laki-laki gendut yang tidak memiliki rasa malu. Sepertinya ini adalah perdebatan antara dua rival.

"Hah? Menyerah? Lihat! Hanya dalam sehari. Pekerjaan yang kosong selama seminggu sudah terselesaikan. Jika ini berlanjut, bangunan ini bahkan akan selesai sebelum tenggat waktunya.

"Apa! Bagaimana bisa!" ucap orang itu dengan kesal.

Melihat si gendut yang marah-marah tanpa alasan. Itu benar-benar menyebalkan dan membuat Shin geram. Semua orang mulai berkumpul di depan gerbang.

Si gendut itu kemudian melihat ke arah semua buruh. Disitulah perhatiannya tiba-tiba saja teralihkan.

"Oh! Hey! Lihat, siapa ini. Bukankah ini Shin!?" tanya si gendut yang kemudian berjalan mendekati Shin.

"Sialan! Si gendut ini adalah Dian, dia yang menyebalkan ini selalu membuat masalah dimanapun ia berada, ia adalah teman sekelasku dulu waktu SMA. Dimana menggunakan uang untuk menyiksa orang lain," batin Shin yang kemudian menggenggam dengan kesal.

"Hahaha! Aku tidak menyangka, setelah lulus kau bekerja menjadi seorang buruh yang rendahan," ucap orang itu merendahkan posisi seorang buruh.

Bukan hanya Shin, semua orang disana merasa sangat kesal. Namun, tidak ada yang berani bergerak karena si gendut ini memiliki pengaruh yang cukup besar.

Namun, itu tida berarti bagi Shin. Shin dengan kesal langsung menampar si gendut itu yang membuatnya terpental kebelakang.

"Hey, apa hakmu merendahkan posisi orang lain!" seru Shin yang menatapnya dengan tatapan kesal.

"Si-sialan! Ka-kau berani memukulku! Lihat saja! Kau akan menyesal!" sorak Dian dengan kesal dan agak ketakutan mengambil telfonnya.

Ia menelfon orang-orang, Tidak. Lebih tepatnya Geng yang berkuasa di daerah ini. Tidak butuh waktu lama dalam beberapa menit sudah hampir ada lebih dari 10 ditempat kejadian.

"Hahaha! Mari kita lihat, apa yang akan terjadi jika kau berani memukulku!" seru Dian dengan kesal dan berlari ke arah sekumpulan geng itu. Ia kemudian berbicara pada pemimpinnya.

"Hey kau! Kau berani memukul tuan Dian! Memangnya siapa kau!" ucap pemimpin tersebut dengan kesal dan mengangkat Bat yang ia pegang ke arah Shin.

"He-hey, Shin. Apakah kau butuh bantuan? Jika iya, maka kami akan membantumu melawan mereka," ucap pemimpin dari kelompok buruh yang ada di belakang Shin.

Shin Kemudian mengangkat salah satu ujung bibirnya.

"Tidak, mengatasi sampah seperti mereka sangatlah mudah."

"Sialan! Kau berani memanggil kami sampah? Mati!" teriak pemimpin tersebut dengan kesal yang kemudian maju bersamaan bawahannya.

Shin pun ikut maju. Shin dengan mudah menghindari semua serangan mereka. Dan saat Shin sudah merasa cukup berada di tengah-tengah kelompok mereka. Shin mulai menghajar setiap orang yang ada hingga menerbangkan pemimpin tersebut ke dinding pembatas. Total ada 12 orang tergeletak pingsan di tanah.

"Hah, sampah," gumam Shin yang memandang semua orang seperti memandang sampah.

"Hiii! Ja-jangan mendekat! Atau kau akan menyesal!" seru Dian yang melangkah mundur karena ketakutan.

Shin tanpa basa basi langsung lari ke arahnya. Yang kemudian langsung menarik kerah Dian. Shin menatapnya dengan kesal, tanpa basa basi Shin berkali-kali menamparnya. Shin terus menerus menampar Dian, terhitung sudah lebih dari 20x Shin menamparnya.

Dian kemudian jatuh, dan langsung lari menjauh dari pekarangan konstruksi.

"Uwaaaa!!" sorak para buruh dengan bangga dan langsung berlari ke arah Shin.

"Shin! Kau tau, itu sangat hebat!"

"Iya benar, apalagi pukulan silat mu itu benar-benar tidak bisa di prediksi!"

"Aku harap aku memiliki ilmu beladiri yang sama denganmu!"

Disaat semua orang mulai tertawa-tawa kecil karena bangga, disitulah laki-laki yang berada di pos pembangunan, berjalan mendekati Shin.

"Shin, ini gajimu hari ini. Larilah cepat. Sebelum para polisi datang kemari. Kami akan menangani masalah dengan para polisi," ucap laki-laki tersebut yang berjalan mendekati Shin.

"Apa kau serius?" tanya Shin yang ragu dan menatap laki-laki tersebut.

Disitulah, semua buruh berjalan mendekati laki-laki buang berdiri di pos tadi.

"Ya! Kami yakin, kami berterima kasih sudah melindungi harga diri kami sebagai buruh," jawab semua orang serentak.

"Kalian," balas Shin yang kemudian merasa terharu.

"Baiklah jika itu keputusan kalian!" balas Shin yang langsung mengambil gajinya dan lari menjauh.

Disaat dalam perjalanan, Shin berbelok ke sebuah gang. Disitulah Shin dikagetkan dengan orang-orang yang mencegatnya.

<•><•><•><•><•><•><•><•><•≥<•>

Info:

~Ella:

-Warna kostum: Dominasi hitam bercorak Merah

-Senjata: Panah Phoenix

-Tingkat Kekuatan: Lapisan Langit ke 1

-Elemen: Api

-Kode: A1

~Lena:

-Warna Kostum: Dominasi hitam bercorak Silver

-Senjata: Tombak Chimera

-Tingkat Kekuatan: Lapisan Langit ke 3

-Elemen: Tanah

-Kode: M1

~Pedra:

-Warna Kostum: Dominasi hitam bercorak Ungu

-Senjata: Pedang Typhon

-Tingkat Kekuatan: Lapisan Langit ke 3

-Elemen: Bayangan/kegelapan

-Kode: T1

~Veila:

-Warna kostum: Dominasi hitam bercorak Emas

-Senjata: Cambuk/Pedang Hydra

-Tingkat kekuatan: Lapisan Aura ke 8

-Elemen: Air

-Kode: H1

~Kevi:

-Warna kostum: Dominasi hitam dan di seluruh bagian kostumnya ada pancaran bayangan yang membuat kostum kevi tampak seperti sedang terbakar. Namun Kavi jarang dan hanya sekali memperlihatkan kostum yang sebenarnya.

-Senjata: Sabit Khaos

-Tingkat kekuatan: Lapisan langit ke 5

-Elemen: Kahampaan

-Kode: Z1

Tingkat kekuatan:

Lapisan tubuh ===> Lapisan Jiwa ====> Lapisan Aura ===> Lapisan Langit ====> Lapisan Surgawi ====> Saint.

Dimana setiap lapisan memiliki 10 tingkat (kecuali Saint)

Jumlah anggota Silance Sistem:

5.000+

<•><•><•><•><•><•><•><•><•≥<•>

Siapakah mereka?

>>Bersambung<<

~Higashi