Dewi Sri menghela nafas, lalu kembali menatap Tasia yang masih menatapnya kaku sambil memegangi dadanya sendiri. Ia tersenyum lembut pada gadis itu.
"Itu hanyalah sebuah dongeng, nak. Sebuah cerita lama yang entah benar terjadi atau tidak. Namun kita bisa kita jadikan sebagai pembelajaran dan pertimbangan untuk menentukan pilihan hidup." Dewi Sri membelai halus pundak Tasia.
"Dari cerita Dewi.. Apa karena Dewi tau, apa yang sedang terjadi diantara aku dan Hadyan?" Tanya Tasia lemah.
Dewi Sri tersenyum lalu mengangguk "Sejujurnya, kami belum pernah melihat pangeran Hadyan melakoni hal seperti ini. Bukan hanya mengejar gadis ke alam lain, menlirik seorang gadispun sebelumnya ia tidak pernah. Sikapnya sungguh sangat berbeda ketika setelah bertemu denganmu, nak. Pangeran pasti sangat mencintai nak Anastasia. Karena itu, berita tentang kalian berterbangan di telinga keluarga kami dan atap rumah kami. Jujur saja, membuat kami mengira-ngira bagaimana masa depan kalian nantinya."