Chapter 39 - Pilihan

Matahari mulai menampakkan sinarnya. Api unggun yang menerangi malam kedua muda mudi itu sudah padam sejak subuh buta. Hadyan membangunkan Tasia yang sedang tidur pulas sambil bersandar nyaman di dadanya, sementara dirinya sendiri tidak tidur sama sekali semalaman.

"Eng.. Sudah pagi, ya?" Tasia segera bangun dari sandaran super nyaman itu dan langsung meringis akibat nyeri di sekujur punggungnya karena tidur dalam posisi yang sama di waktu yang lama.

Hadyan mengangguk sembari memijit ringan punggung gadis itu. "Kita harus segera mencari bantuan. Apa kau haus?"

Tasia mengangguk. "Aku mendengar ada suara air tidak jauh dari sini,"

Setelahnya, mereka pergi dari tempat itu menuju aliran air kecil yang berasal dari sebuah curug dan meminum airnya yang mengalir jernih.

"Bagaimana kau tau ada sumber air seperti ini di sini?" Tanya Tasia kagum.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS