Chapter 40 - Kebenarannya

Tasia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri membuka mulut.

"Marya... aku tau mungkin kau akan membenciku seumur hidup. Dan mungkin persahabatan kita akan hancur setelah ini. Jujur, aku salah bahwa aku tidak menyukai Hadyan. Aku baru menyadarinya. Aku minta maaf," Ia menunduk malu.

Hadyan tidak dapat menahan senyumnya ketika menatap Tasia. Masa bodo dengan Marya - yang ia perdulikan hanyalah Tasia menyatakan bahwa gadis itu menyukainya.

"Begitu, ya? Kau benar-benar penjilat ternyata," Marya terkekeh sinis.

Tasia sudah mengira dan siap atas cacian dingin yang akan dilemparkan oleh sahabatnya itu. Karena itu, ia hanya bisa diam tertunduk.

"Marya, aku harap kau bisa menjaga kata-katamu. Jangan lupa bahwa kalian adalah teman," Tegur Hadyan, tidak terima gadisnya dikatai penjilat. Meski mengatakan dengan lembut, namun aura gelap seakan menyeruak keluar dari tubuhnya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS