Mereka meninggalkan hutan terlarang dengan mengendarai Harpic yang bisa terbang, mereka berdua baru pertama kali merasakan yang namanya terbang.
Ternyata hutan terlarang tidak seseram yang mereka rasakan jika dilihat dari langit, hutan tersebut malah terlihat sangat cantik dan indah, banyak Bukittinggi serta air terjun serta reruntuhan bangunan kuno yang tidak terpakai lagi.
Hutan terlarang ini dulu dihuni oleh beberapa Ras diantaranya Elf dan dark elf, namun karena sebuah kejadian di ratusan tahun silam mereka terpaksa meninggalkan hutan ini dan kini dihuni oleh berbagai hewan buas serta monster.
Kini elf dan dark elf berada di wilayah barat Kingdom Romessa, mereka sangat tertutup dari dunia luar, hanya orang tertentu saja yang bisa memasuki wilayah mereka. Tapi terkadang beberapa dari mereka juga keluar dari wilayah kekuasaan mereka dan menjadi petualang diberbagai kota yang tersebar di Kingdom Romessa, cuman tak banyak dari mereka sangat benci dengan manusia serta yang lainnya, itu dikarenakan kejadian pada ratusan tahun lalu.
----
Mereka kini melintasi sebuah reruntuhan kuno, jika dilihat dari atas reruntuhan itu mirip dengan sebuah Piramida, Arman sangat penasaran dengan Reruntuhan tersebut.
"lihat kak, ada reruntuhan yang mirip dengan Piramida," teriak Arman sambil menunjuk kearah Piramida yang dia maksud.
"yang mana man,?"
"yang itu kak," tunjuk Arman sekali lagi.
"iya nih man, bangunan itu mirip Piramida, kamu mau turun kesana untuk memeriksanya,??? sempat kita bisa menemukan sesuatu yang berharga," ungkap ridho yang mengajak Arman untuk memeriksa Reruntuhan kuno tersebut.
"boleh kak, aku juga penasaran dengan Reruntuhan itu," jawab Arman.
"ayo kita ke bangunan Piramida itu Harpic," pinta Arman kepada Harpic.
"Guruu (baiklah)" ucap harpic, dia lantas turun menukik tajam kearah Piramida sehingga membuat Arman dan ridho hampir terjatuh karena kaget dan belum sempat pegangan.
"pelan-pelan dong Harpic, kami hampir terjatuh," protes Ridho.
"Guruu ruuu (maaf, maaf)" cengir Harpic.
Mereka lantas turun kebangunan tua yang mirip dengan Piramida tersebut, bangunan kuno tersebut terlihat sangat usang dan banyak kerusakan terjadi di setiap bagian sisinya, seperti sebuah pertempuran hebat telah terjadi. Banyak anak panah yang tertancap dimana-mana, namun ketika disentuh anak panah itu malah hancur lebur menjadi abu, seperti menandakan bahwa telah tertancap selama ratusan tahun silam.
Terdapat sebuah pintu masuk didepan bangunan kuno tersebut, Arman sangat penasaran dengan bangunan ini, dia sangat ingin masuk kedalam untuk memeriksa bangunan kuno ini.
"Harpic,!!!! apakah kamu mengetahui tentang reruntuhan kuno ini,?" tanya Arman kepada Harpic yang sedang menggaruk kepalanya.
"Guruuu" angguk Harpic yang ternyata mengetahui tentang Reruntuhan kuno ini.
"kalau begitu bisa kah kamu mengantarkan kami masuk kedalam,?" tanya Arman lagi, dia penasaran kenapa Harpic bisa mengetahui reruntuhan kuno ini, apakah dia pernah tinggal disini atau ini merupakan markas buatnya.
Mereka lalu masuk kedalam reruntuhan kuno tersebut, ternyata didalamnya cukup luas dan banyak terdapat sisa-sisa pertarungan, dapat dilihat dari banyaknya tulang tengkorak manusia serta hewan buas atau monster yang berserakan diatas lantai, juga banyaknya dinding yang runtuh dan jebol. Ruangan pertama yang mereka masuki seperti aula pertemuan karena terdapat sebuah singgasana mahkota didalamnya.
"sepertinya pertempuran mereka masuk hingga kedalam sini," ucap ridho ketika melihat suasana didalam reruntuhan kuno tersebut.
"iya nih kak," setuju Arman.
"sepertinya kita tidak beruntung man, tidak ada satupun power stone ataupun barang berharga yang aku lihat didalam ruangan ini," ucap ridho yang mencoba mencari power stone dibalik tulang belulang itu.
"yah mungkin memang belum rezeki kita kak, hahaha," canda Arman yang melihat Ridho yang sedang mengais-ngais tumpukan tulang dan semak belukar berharap mendapatkan sebuah power stone ataupun barang berharga lainnya.
"apakah ada ruangan lain selain ini," tanya Arman kepada Harpic.
"Guruu,!!!" angguk Harpic.
"benarkah,!!!!"
"-guruu, ruuu (benar, ikutin aku kawan)" ucap Harpic.
"baiklah kalau begitu, ayo tunjukkan jalannya," perintah Arman kepada Harpic.
Harpic lalu kembali memimpin jalan mereka menuju setiap ruangan, namun hal yang sama juga terjadi. Mereka tidak menemukan harta berharga satupun bahkan power stone sekalipun mereka tidak temukan, yang mereka temukan hanya tulang belulang atau ruangan yang penuh dengan semak belukar.
"sia-sia saja kita masuk kesini, aku berharap bisa menemukan sesuatu yang berharga namun ternyata hanya tulang tengkorak serta semak belukar yang kita temukan," keluh Ridho.
"guruu, ruuu (masih ada satu ruangan lagi)" ucap Harpic sambil menunjuk ke arah ruangan yang belum mereka masuki.
"paling juga sama dengan ruangan yang lainnya," protes Ridho yang terlanjur kecewa karena tidak menemukan apa yang dia harapkan.
"ayolah kak, kita masuki ruangan yang terakhir ini, setelah itu kita melanjutkan perjalanan lagi," bujuk Arman kepada ridho yang tengah merajuk karena kecewa.
"baiklah man," ucapnya sambil berdiri dan melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut.
"ayo Harpic tunjukan ruangannya," pinta Arman.
"guruu," angguk Harpic, dia langsung masuk kedalam ruangan terakhir.
Mereka ikut masuk kedalam, dan apa yang terjadi,?
"wah ini sangat menakjubkan Harpic, ini sungguhan kan,? tanya Ridho yang tidak menyangka apa yang telah dia lihat.
"guruu," angguk Harpic.
"apakah kita boleh mengambil semua ini,?" tanya Arman kepada Harpic.
"guruu," angguk Harpic.
Mereka tidak mengetahui bahwa reruntuhan ini sebenarnya adalah sarang atau tempat tinggal Harpic selama ini, itulah sebabnya Harpic sangat hapal akan jalan setiap ruangan yang ada didalam Reruntuhan kuno ini.
Ruangan terakhir yang mereka masuki adalah sebuah ruangan dimana Harpic menyimpan semua barang-barang yang dia temukan didalam hutan terlarang selama ini, baik itu senjata, power stone, perlengkapan (baju zirah) dan yang lainnya.
Harpic sangat menyukai barang-barang berharga tersebut terutama yang berkilau seperti emas dan berlian, Arman dan ridho tidak menyangka akan menemukan semua itu dengan mudah.
Mereka berdua lantas memeriksa satu persatu setiap senjata dan yang lainnya, mereka memisahkan setiap barang yang sudah rusak parah dan masih bagus, mereka ingin membawa yang masih bagus dan bisa digunakan sedangkan yang rusak parah disimpan saja. Sedangkan mereka membawa semua power stone yang ada dihadapan mereka, banyak power stone yang tidak bisa mereka bawa ketika sedang berlari waktu malam hari, namun kini semuanya telah terbayar lunas karena dihadapan mereka terdapat setumpuk power stone yang bisa mereka miliki.
"ini bukannya gelang penyimpanan yah kak,?" tanya Arman kepada ridho ketika menemukan sebuah gelang berlapis perak.
"iya nih man, itu gelang penyimpanan, kamu kenakan aja, lumayan untuk menyimpan barang-barang kita," jawab ridho sambil memegang gelang yang Arman berikan.
"baik kak,"
Masih banyak lagi barang berharga lainnya yang mereka temukan, ada beberapa cincin penyimpanan, kain sutra, kulit hewan buas, berbagai anak panah, serta bahan-bahan lainnya yang sering digunakan untuk membuat pedang dan potion. Mereka lalu membagi cincin penyimpanan masing-masing mendapatkan 5 cincin, mereka lantas menyimpan semua barang berharga yang masih bisa digunakan.
"sayang yah kita tidak menemukan senjata yang bisa kita gunakan," keluh ridho.
"iya kak, aku juga tidak menemukan senjata yang cocok untukku, masih jauh lebih bagus pedang pemberian dari guru," jawab Arman.
"iya man,"
Senjata yang mereka temukan hanya senjata kelas tipe E (tombak, busur, pisau dan pedang lainnya), sedangkan senjata yang sementara mereka miliki dari pemberian guru Bahar rata-rata kelas tipe B. Sedangkan untuk baju zirah yang mereka temukan juga tidak cocok dengan mereka, karena zirah itu kebanyakan untuk seorang penyihir dan juga untuk seorang alchemist.
Karena dirasa sudah cukup mengelilingi reruntuhan kuno tersebut dan juga mereka sudah menemukan beberapa barang berharga, maka kini mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan melewati hutan terlarang ini.
"ayo kita berangkat lagi," ajak ridho.
"iya kak,"
Mereka kemudian keluar meninggalkan ruangan yang tadinya penuh dengan barang berharga dan power stone kini yang tertinggal hanya barang yang rusak saja dan beberapa bahan-bahan obat yang sudah membusuk, mereka menuju keluar dan berencana untuk segera melanjutkan perjalanan melewati hutan terlarang ini.
Namun sebelum berangkat ridho sempat menanyakan sesuatu kepada Harpic,
"apakah masih banyak reruntuhan kuno didalam hutan terlarang ini,?" tanya ridho yang berharap bisa mendapatkan lebih dari yang mereka dapatkan dari reruntuhan sebelumnya.