Malam kian larut namun Arman belum juga menunjukkan akan selesainya berkultivasi, dia masih saja terus menyerap power stone yang dia letakkan disekitar tubuhnya.
Tak lama kemudian Ridho bangun dari tidurnya, dia melihat disekitarnya apakah Arman masih berkultivasi atau sudah selesai, namun ternyata dia mendapati Arman masih duduk bermeditasi sambil menyerap aura yang keluar dari power stone. Ridho lantas mendekat kearah Harpic, dengan mata yang masih berat dia berjalan sambil mengucek-ngucek matacnya seraya b1erkata,
"maaf Harpic, aku tertidur cukup lama,"
"guruu," ucap Harpic melihat Ridho yang menghampiri dirinya.
"dia belum juga selesai,?"
"guruu," geleng Harpic.
"hmmm aku penasaran apakah dia akan menerobos atau tidak," ucap ridho yang penasaran.
"guruu ruu," ucap Harpic seraya mengangkat bahunya yang menandakan bahwa dia juga tidak tahu.
"yah sudah kamu istrahat saja dulu sana, besok kita akan melakukan perjalanan jauh, jadi lebih baik menyimpan tenaga untuk berjalan jauh besok," usul ridho.
"guruu," angguk Harpic, dia lantas duduk sambil memejamkan matanya, dia memilih tidur didekat mereka agar bisa tersadar jika terjadi sesuatu.
Ridho lantas bergantian dengan Harpic menjaga Arman yang sedang berkultivasi,
"kamu sudah besar adikku, guru pasti sangat bangga padamu,!!!! apakah anda melihat dirinya sekarang guru, aku akan menjaga dirinya dan mewujudkan impianmu guru," bathin ridho yang seketika mengenang akan mendiang guru Bahar yang tewas dibunuh oleh badik merah.
Karena merasa jenuh ridho lantas mengeluarkan pedang miliknya, ridho kebetulan adalah seorang blacksmith, dia berlatih menjadi blacksmith, karena dia sangat suka akan senjata terutama pedang. Dia berharap suatu saat bisa menjadi blacksmith yang terkenal dan bisa membuat berbagai perlengkapan sihir serta senjata sihir, ridho mengeluarkan pedang pertama pemberian mendiang Gurunya. Pedang tersebut termasuk dalam kategori pedang kelas B yang diberi nama 'ocean sword' yang berasal dari kekuatan Aura Unsur Air, pedang tersebut memiliki kelebihan (Attack : 277, Matk +6%, Matk UP (DEX100%), Tambahan Sihir 50%, Kebal Api +20%).
Ridho ingin menaikkan Matk level pedangnya jadi dia membutuhkan power stone tipe air, kebetulan dia mendapatkan beberapa power stone tipe air saat memeriksa Reruntuhan kuno didalam hutan terlarang. Ridho lantas mengeluarkan power stone tipe air dan menggabungkannya kedalam pedang miliknya.
Tak perlu waktu lama untuk mengupdate sebuah pedang, apalagi jika yang melakukanya adalah seorang blacksmith, dalam waktu singkat statistik pedang ridho berubah, terutama di Matk (damage sihir naik menjadi 10%) kini kekuatan sihir ridho bisa naik ketika menggunakan pedang tersebut.
"keren kini kekuatan sihir ku bisa naik 10% ketika menggunakan pedang ini, sayang aku tidak memiliki power stone lainnya untuk menaikkan ketajaman serangan dan sebagainya,
"mungkin Arman memilikinya, nantilah aku akan tanyakan dia ketika dia sudah selesai berkultivasi, sekarang lebih baik aku memperbaiki senjata yang kutemukan di reruntuhan kuno, lumayan nanti bisa dijual," ungkap Ridho yang langsung mengeluarkan beberapa senjata yang telah dia temukan, Ridho lantas ketiduran setelah memperbaiki beberapa senjata yang telah dia temukan.
Ternyata malam sudah berganti menjadi pagi, bintang dan bulan beranjak meninggalkan tempatnya dan berganti dengan senja pagi yang menerangi benua Arsyila. Lambat laun Armanpun bangun dari meditasi nya, dia telah berkultivasi kurang lebih 18 jam.
"akhirnya aku berhasil naik satu tingkat,!!! loh kenapa ada penghalang milik guru disini," kaget Arman melihat dirinya berada didalam sebuah penghalang milik gurunya, dia tidak menahu apa yang telah terjadi sehingga pelindung itu dipasangkan disekitarnya. Arman berusaha untuk membuka penghalang itu namun tidak, karena penghalang itu hanya bisa dibuka oleh sang pemiliknya.
Karena merasa tidak bisa membuka penghalang itu, Arman lantas duduk menunggu sambil terus memanggil Ridho dan Harpic.
"KAKAK!!!!! HARPIC!!!!! tolong buka penghalang ini," teriak Arman.
"TOLONG!!!!!" teriak Arman lagi, namun ridho dan Harpic tetap tidak mendengar teriakan itu, karena penghalang itu juga meredam suara yang berasal dari dalam sehingga orang yang diluar tidak bisa mendengar teriakan Arman.
Karena tidak didengar oleh Ridho dan Harpic, Arman lantas memutuskan untuk menunggu saja mereka bangun sambil membaca buku tentang tata cara kultivasi yang dia peroleh dari guru Bahar.
Tak lama kemudian Harpic bangun dari tidurnya dan melihat Arman telah selesai kultivasi,
"Guruuu ruuu" teriak Harpic yang merasa senang karena Arman telah bangun.
Melihat Harpic yang sudah bangun, Arman lantas memberi kode kepada Harpic untuk membangunkan ridho yang sedang tertidur.
"kawan tolong bangunkan kakak untuk melepaskan penghalang ini," ucap Arman seraya memberi kode tangan untuk Harpic agar membangunkan Ridho.
"guruu," angguk Harpic yang mengerti akan isyarat kode dari Arman, dia lantas membangunkan Ridho dengan cara mematuk kepalanya, Arman tertawa melihat cara Harpic yang membangunkan Ridho.
"arrrrgggghhh!!!!! apa yang kamu lakukan Harpic,!!!! sakit tahu,!!!!" teriak Ridho yang kaget dipatuk oleh Harpic.
"guruu, ruuu (maaf)" ucap Harpic sambil menundukkan kepalanya, dia lalu menunjuk kearah Arman seraya memberitahu bahwa Arman telah bangun.
"oh!!!! ternyata kamu sudah bangun man, maaf aku tadi ketiduran, hehehe," canda Ridho, dia lantas melepaskan penghalang yang dia telah pasang.
"buka!!!" teriak Ridho, tak lama kemudian penghalang itu mulai menghilang secara perlahan. Ridho lantas mendekati Arman ketika penghalang itu menghilang secara utuh.
"kamu ini man,!!! lain kali kalau mau kultivasi jangan diruang terbuka, bisa bahaya,!!!" ungkap Ridho sambil mengumpulkan kembali penghalang yang dia letakkan disekitar Arman.
Setelah penghalang terlepas, Arman lalu berdiri dari duduknya sambil membersihkan pasir yang menempel pada celana dan bajunya. Arman kaget ketika mendengar ucapan dari ridho, dia lantas bertanya karena menurut dia hal itu biasa saja terjadi.
"Hah,!!! memang apa yang terjadi jika diruang terbuka kak,?"
"Apa!!!! hal seperti itupun kamu tidak tahu man," teriak ridho.
Mendengar Ridho yang teriak lantas membuat Arman menjadi panik, dia lalu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"ehh,!! maaf kak, aku baru kemaren mempelajari buku pemberian guru Bahar tentang kultivasi jadi aku belum terlalu paham akan hal itu,"
"oh, pantas saja kamu melakukan hal itu,!!! kultivasi itu tidak boleh dilakukan diruang terbuka seperti ini man, karena itu akan mengundang hewan buas atau monster yang lain,"
"-kok bisa mengundang hewan buas atau monster kak,???" selah Arman.
"iya itu bisa mengundang mereka untuk mendekat bahkan menyerangnya, karena mereka merasakan aura yang keluar dari power stone yang digunakan, maka dari itu kita dianjurkan untuk berkultivasi disebuah ruangan khusus atau didalam goa dan memasang sebuah penghalang"
"-penghalang untuk apa kak,?"
"penghalang untuk memblokir jalur aura yang tersebar, agar tidak memancing para hewan buas atau monster yang lain, gitu man," ungka Ridho.
"oh!!!! maaf kak, aku telah menyusahkan kalian,!!! terimakasih yah kawan telah menjaga dan mengawasi selama aku kultivasi," ucap Arman yang merasa telah bersalah atas kecerobohan yang dia lakukan.
"tidak apa-apa man, itu menjadi pelajaran buat kamu, lain kali jika ingin kultivasi sebaiknya dibicarakan dulu yah," saran Ridho.
"Iya kak,"
"Guruuu, ruuuu (aku lapar)" ucap Harpic yanf mendekati Arman dengan wajah melas karena belum makan dari siang kemaren.
"tuh lihat man Harpic lapar tuh, dari kemaren kami belum makan setelah kamu mulai kultivasi," ucap Ridho yang melihat wajah Harpic yang melas dan manja minta makan.
"Astaga!!!! maaf kak, maaf kawan, tunggu sebentar yah, sebagai permintaan maaf, aku akan memasak yang spesial hari ini untuk kalian," ungkap Arman yang segera bergegas mengeluarkan beberapa daging dan peralatan masak miliknya.
Arman lantas segera memasak makanan buat mereka, sedangkan Ridho memilih untuk duduk bersantai sambil kembali memeriksa barang berharga yang dia temukan, dan Harpic hanya duduk dihadapan arman dengan wajah yang kelaparan.
"sabar yah kawan, sebentar lagi sudah selesai,"
"guruuu" angguk Harpic.
"eh ngomong-ngomong!!! kamu tahu gak dimana desa sepaku,??" tanya Arman kepada Harpic.
"guruuu" angguk Harpic seraya tangannya menunjuk ke arah barat.
"loh bagaimana kamu tahu ada disana,?? apakah kamu pernah berkunjung kesana,??" tanya Arman yang penasaran kenapa Harpic bisa mengetahui lokasi desa sepaku.
"guruuu" angguk Harpic.
"syukurlah kalau gitu, berarti kamu bisa tunjukkan jalan menuju kesana kan,???" harap Arman dengan wajah berseri-seri yang menanti Jawaban dari Harpic.
"guruu," angguk Harpic.
"yes,!!!! makasih banyak kawan," haru Arman sambil memeluk Harpic dengan erat.
"guruu, ruuu,"