Arman lantas berjalan menuju ke Harpic untuk memakaikan kalung pemberian Mark dan juga bertanya apakah Mark boleh naik diatas punggungnya atau tidak.
"permisi adik-adik, kakak mau berbicara dengan Harpic dulu yah," tegur Arman kepada anak-anak yang sedang bermain bersama Harpic.
Anak-anak itu lantas memberikan wajah cemberut kepada Arman, mereka seakan tidak ingin pindah dan ingin bermain dengan Harpic. Namun Harpic meminta kepada mereka untuk menyingkir dulu dengan sebuah isyarat,
"guruu," ucap Harpic seraya memberikan isyarat kepada mereka untuk menyingkir sejenak, mereka pun mengerti dan menyingkir serta memberikan kesempatan kepada Arman untuk berbicara kepada Harpic.
"makasih kawan,!!!"
"guruu," senyum Harpic.
"aku punya hadiah untukmu kawan, maukah kamu memakainya,?? ini merupakan tanda bahwa kamu adalah rekanku," ungkap Arman seraya mengeluarkan kalung tersebut dan memperlihatkan kepada Harpic.
Harpic sangat senang melihat kalung yang dipegang oleh Arman, dia dengan senang hati memakai kalung tersebut apalagi itu adalah pemberian dari Arman.
"guruu ruuu," angguk Harpic seraya menundukkan kepalanya agar Arman bisa memakaikan kalung tersebut dilehernya.
Arman lalu memakaikan kalung tersebut dileher Harpic,
"terimakasih kawan, kamu senang dengan kalung tersebut,"
"guruu, ruuu" angguk Harpic seraya memeluk Arman dengan kedua tangannya.
"sama-sama kawan, ada satu lagi yang ingin aku tanyakan,"
"guruu, (apa itu)" tanya Harpic.
"bolehkah tuan Mark naik diatas punggungmu,?" tanya Arman sambil menunjuk kearah Mark yang tidak jauh darinya.
Harpic lalu menatap Mark dengan tatapan sinis seakan ingin menerkamnya, Mark lantas merasa ketakutan karena tatapan Harpic, dia lantas mundur kebelakang Ridho untuk bersembunyi, namun secara tiba-tiba tatapan Harpic berubah menjadi ceria dan bersahabat, dia lantas mengangguk menandakan dia setuju.
"makasih kawan, kalau gitu mari kita kearah mereka," ajak Arman.
"guruu," angguk Harpic.
Mereka berdua lantas berjalan kearah Ridho dan Mark.
"kenapa anda bersembunyi dibelakang kakak tuan,?" tegur Arman.
"eh,!!! aku tidak jadi naik ke punggungnya, maafkan aku," panik Mark yang ketakutan karena Arman dan Harpic mendekat kearah mereka.
"hahaha tidak apa-apa tuan Mark, Harpic tadi hanya bercanda, benarkan kawan," tawa Arman.
"guruu," angguk Harpic, dia lantas mendekati Mark, dia lantas duduk agar Mark bisa naik keatas punggungnya.
"eh,!!! beneran ini tidak apa-apa," tanya Mark sekali lagi.
"guruu," angguk Harpic.
Mark lalu dengan hati-hati naik keatas punggung Harpic,
"pegangan yang kuat yah tuan Mark," tegur Arman.
"a----pa maksudnya dengan peganga-------," Mark tidak sempat menyelesaikan kata-katanya karena Harpic tiba-tiba meloncat dan terbang keatas langit.
"aaarrrrggghhhhh toooollllloooooongggggg!!!! teriak Mark yang ketakutan ketika terbang bersama Harpic.
Tak lama kemudian Harpic turun kebawah dan menurunkan Mark dari atas punggungnya, kaki Mark masih gemetaran karena ketakutan berada diketinggian. Anak buahnya lantas memegang Mark agar tidak terjatuh.
"Anda kenapa tuan,?" tanya anak buahnya.
"a----ku tidak ingin terbang lagi,!!!" ungkap Mark.
"bukannya tuan tidak takut terbang,?" tanyanya lagi.
"aku tidak takut terbang, namun yang tadi itu sungguh menakutkan," ungkap Mark.
"maaf tuan, Harpic memang sering iseng, namun dia baik kok," ungkap Arman ketika melihat Mark yang masih ketakutan usai terbang bersama Harpic.
"guruu, ruuu, (maaf tuan)" ucap Harpic seraya menunjukkan wajah bersalahnya kepada Mark.
"tidak apa-apa Harpic, mungkin tadi aku hanya kaget ketika kamu tiba-tiba loncat dan terbang,"
"guruu," ucap Harpic.
"baiklah sekarang mari aku antarkan kalian bertemu dengan tuan Rasyid, aku kebetulan juga ingin merawat pedangku," ajak Mark kepada mereka, namun hal itu membuat Ridho jadi kaget ketika mendengar kata-kata merawat pedang.
"apa maksud tuan dengan merawat pedang,?" tanya Ridho yang penasaran dengan kata-kata dari Mark.
"iya merawat pedang, tuan Rasyid kan seorang,..... tunggu dulu apakah kalian tidak mengetahui pekerjaan tuan Rasyid,?" tanya Mark kepada Arman dan Ridho.
Arman dan Ridho lantas menjawab,
"tidak," kompak Ridho dan Arman.
"APA!!!! kalian tidak mengetahuinya,???"
"tidak tuan, kami tidak tahu, kami hanya diperintah untuk turun gunung dan menuju ke desa sepaku untuk bertemu dengan paman Rasyid," ungkap Ridho.
"baiklah kalau gitu, mari kita menuju ke toko tuan Rasyid,!!! kalian berdua lanjutkan penjagaannya," ajak Rasyid kepada Arman dan Ridho, serta memerintahkan kepada anak buahnya untuk melanjutkan penjagaan selagi dia menuju ke toko Rasyid.
"baik tuan, kami akan melanjutkan penjagaan," ucap kedua anak buah Mark.
Mereka berempat lantas memasuki desa sepaku, tak ada yang berbeda antara desa Semoi dan Sepaku, namun hanya satu perbedaan yang mereka miliki, yaitu Desa sepaku memiliki guild pedagang sedangkan desa Semoi sama sekali tidak memiliki guild baik itu guild Petualang maupun guild pedagang.
Mereka melewati pemukiman penduduk, dan menjadi pusat perhatian penduduk yang sedang beraktivitas diluar rumah. Orang-orang lantas berbicara mengenai mereka,
"lihat itu bukannya seekor Griffin kan,??"
"iya itu seekor Griffin,!! tapi lihat dia memiliki kalung pemilik, yang berarti dia rekan dari salah satu pemuda itu,"
"iya apa yang kamu katakan itu benar,!! sangat beruntung dia bisa membuat seekor Griffin menjadi rekannya, aku sangat iri,"
Mereka tak mempedulikan tatapan warga sekitar, namun Arman dan Ridho serta Harpic tetap memasang wajah yang bersahabat dan penuh senyuman. Kini mereka melalui pasar Sepaku yang berada ditengah-tengah desa, sama seperti di pemukiman penduduk, dipasar juga mereka menjadi pusat perhatian dan banyak lagi yang sedang membicarakan mereka.
"apakah masih jauh tuan Mark,?" tanya Arman.
"tinggal beberapa blok lagi kita sudah tiba di bengkel tuan Rasyid dan sekaligus menjadi rumah buat tuan Rasyid," jawab Mark.
"bengkel apa itu tuan,??" tanya Ridho yang kaget mendengar kata bengkel.
"iya bengkel blacksmith, tuan Rasyid kan seorang blacksmith,!!! apakah kalian tidak mengetahui hal itu,?" tanya Mark.
Tampak wajah Ridho yang merasa sangat bahagia ketika mengetahui bahwa paman Rasyid adalah seorang blacksmith seperti dirinya, dia jadi tidak sabar ingin segera bertemu dengan paman Rasyid.
"ayo cepat kita kesana," desak Ridho yang tidak sabar, dia lantas berlari duluan dan meninggalkan Arman dan Harpic serta Mark yang masih berjalan santai dibelakang.
"ada apa dengannya, kenapa dia jadi seperti itu,?" tanya Mark yang melihat Ridho yang tiba-tiba menjadi bersemangat.
"hehehe, dia memang seperti itu tuan, apalagi ketika tuan memberitahu bahwa paman Rasyid seorang blacksmith," jelas Arman.
"oh, aku kira dia kenapa-kenapa,"
Namun tak lama kemudian Ridho datang lagi menghampiri mereka, dia kembali dengan wajah murung,
"ada apa kak, kok kembali lagi,?" tanya Arman.
Dengan wajah lugu dia lalu menjawab, "hmmm, anu aku tidak tahu dimana bengkelnya, hehehe,"
"hahaha, makanya jangan sok tahu kak," tawa Arman.
"hehehe, iya nih,!!! aku jadi semangat saat mengetahui paman Rasyid juga seorang blacksmith," ucap Ridho.
"tenang saja kita sudah dekat kok, tuh toko yang ujung blok sana adalah bengkel milik tuan Rasyid," ungkap Mark.
"benarkah tuan,?" tanya ridho semangat.
"iya benar, aku tidak bohong," ucap Mark.
Mereka lalu bergegas menuju kearah bengkel blacksmith milik Paman Rasyid, merekapun tiba didepan bengkel sederhana milik Paman Rasyid.
"ayo kita masuk," ajak Mark kepada Arman dan Ridho.
"baiklah tuan," jawab Ridho.
"kamu tunggu diluar yah kawan, pastikan orang melihat kalung yang kamu kenakan," ucap Arman kepada Harpic.
"guruu," angguk Harpic seraya memegang kalungnya.
Mereka bertiga lantas masuk kedalam bengkel milik Paman Rasyid,
"permisi apakah tuan Rasyid ada,?" sapa Mark kepada salah satu pegawai Paman Rasyid.
"ada keperluan apa tuan Mark,??? tuan Rasyid sedang diruang pribadinya," jawab pegawai tersebut.
"kedua pemuda ini ingin bertemu dengannya,!! aku juga ingin menanyakan apakah pedangku sudah selesai atau belum,?" ungkap Mark seraya menunjuk Arman dan Ridho.
"oh baiklah akan aku sampaikan kepada tuan Rasyid terlebih dahulu,!! kalau masalah pedang anda, mungkin esok hari baru selesai tuan Mark," jawabnya.
"baiklah kalau gitu, aku akan datang esok hari lagi untuk menanyakan tentang pedangku," ucap Mark.
Pegawai itu lantas masuk kedalam untuk memanggil paman Rasyid.
"aku rasa urusanku disini telah selesai,!!! kalau gitu aku akan kembali ke pos gerbang," ungkap Mark.
"terimakasih banyak tuan karena telah mengantarkan kami kesini,!!! ini ada beberapa koin untuk anda, semoga anda berkenan untuk menerimanya," ucap Ridho seraya memberikan koin yang dia ambil dari tasnya.
"oh terimakasih kawan, aku dengan senang hati menerimanya,!!!" ucap Mark, seraya menerima beberapa koin silver yang diberikan untuknya.
"jika kalian membutuhkan sesuatu datanglah kepadaku, kalian tahu kan dimana mencariku,?" ucap Mark.
"tentu saja tuan kami tahu," jawab ridho.
"baiklah kalau gitu aku permisi dulu, sampai jumpa lagi," ucap Mark seraya berjalan keluar dari toko paman Rasyid.