Mereka lantas menuju kearah batu karang yang berada ditengah lapang, Arman memilih tempat itu karena dirasa aman dan nyaman. Di samping mereka bisa berteduh dari teriknya matahari, mereka juga bisa mewaspadai kedatangan monster ataupun hewan buas yang ingin menyerang mereka.
Arman lalu mempersiapkan segalanya untuk memasak ketiak tiba di batu karang, kali ini dia mencoba memasak daging beruang air liar yang dia bunuh waktu berada di area 1-5. Arman penasaran bagaimana rasanya daging beruang, karena selama ini di desanya yaitu desa Semoi yang selalu dia makan adalah daging ayam, sapi dan hewan jinak lainnya, dia jarang memasak dan memakan daging hewan buas apalagi daging beruang, maka dari itu dia berencana untuk mencoba memasak daging beruang tersebut.
-----
Desa Sepaku, suasana pasar Sepaku pada hari itu cukup ramai, banyak para pedagang menjajakan jualan mereka, ramai suara tawar menawar antara pedagang dan pembeli.
Seorang pria paruh baya sedang berkeliling mencari bahan-bahan untuk membuat berbagai senjata, pria tua itu berhenti disalah satu lapak yang menjajakan berbagai macam jenis batu mithril yang biasa digunakan oleh para blacksmith untuk membuat sebuah senjata.
"silahkan dipilih tuan, ini baru datang dari tambang batu yang ada didekat desa Wonosari,!!!" ucap pedagang.
Pria tua tersebut lantas memi
"yang ini berapa,?" ucap pria tua itu sembari menunjuk sebongkah batu mithril kualitas sedang.
"yang ini hanya 5 koin Silver tuan," jawab penjualnya.
Mata uang yang berlaku di benua ini adalah : 1. Gold (1 gold = 100 perak)
2. Perak (1 perak = 100 Silver)
3. Silver (1 Silver = 1000 tembaga)
4. Tembaga
"kamu jangan mencoba menipu,!!!! apakah kamu tidak tahu siapa aku,?" bentak pria tua itu.
"m----maaf tuan aku tidak sedang menipu Anda,!!!! ini memang harga yang sebenarnya," jawab panik pedagang.
"kamu jangan bohong,!!!! ini harganya cuman 1 koin silver tidak lebih," bentak pria tua itu lagi sambil membanting batu yang dia pegang.
"sumpah!!!! aku tidak bohong, itu memang harga yang sebenarnya,!!! begini saja jika tuan tidak ingin membeli maka lebih baik anda pergi dari sini!!!!"
"kamu berani mengusirku,!!!!!"
"kenapa tidak,!!!! Anda telah menganggu bisnis milikku,!!! enyah sana,!!!" teriak pedagang tersebut yang membuat Rasyid menjadi marah lantas menarik baju pedagang tersebut.
Keributan tersebut memancing yang lain untuk mendekat,
"lihat disana, kenapa mereka bertengkar,?" ucap salah satu pedagang pasar.
"iye kenapa mereka bertengkar,??? loh itu bukannya Rasyid yang memiliki bengkel blacksmith,?" tanya salah satu pedagang.
"iya itu Rasyid,!!!!! ada apa dengan pedagang itu,?? kenapa dia sangat berani kepada Rasyid,?" penasaran pedagang satunya.
Rasyid sangat terkenal di desa sepaku, dia sangat tidak suka jika ada orang yang berdagang dipasar dengan menarik keuntungan yang lebih besar. Secara kebetulan pedagang tersebut tidak pernah melihat secara langsung Rasyid, dia hanya mengetahui jika Rasyid itu adalah pemilik bengkel blacksmith dan orangnya sangat keras dan tegas kepada para pedagang.
"jika kamu ingin berdagang disini maka kamu mesti ikuti aturan yang ada disini, paham!!!!!" bentak Rasyid sambil melempar pedagang tersebut pada tumpukan peti kosong milik pedagang lainnya.
"hei kamu cukup sial,!!!! aku sudah bilang jangan macam-macam dipasar ini,!!!!" ucap teman pedagang yang telah Rasyid lempar.
"a----aku sudah mengikuti saran kamu, cuman pria tua itu yang merusak bisnis milikku," protes pedagang itu.
"kamu bodoh,!!!! dia itu Rasyid!!!!"
"apa kamu bilang,!!!! dia Rasyid yang kamu ceritakan,?!!!"
"iya, itu Rasyid!!!!"
Pedagang tersebut kaget ketika mengetahui pria tua yang sedang ribut dengannya adalah Rasyid, dia sangat menyesal telah membuat keributan dengan Rasyid, andaikan dia tahu mungkin dia akan langsung memberikan batu itu secara cuma-cuma kepada Rasyid.
Pedagang itu lantas bangkit sambil dibantu oleh temannya, berjalan mendekati Rasyid sambil membersihkan kotoran serta debu yang menempel pada bajunya. Dia lantas bersujud dihadapan Rasyid sambil mengatakan,
"maaf tuan,!!!! aku tidak tahu kalau anda adalah Rasyid, maafkan aku," ucapnya sambil berkali-kali sujud dihadapan Rasyid.
"mulai sekarang kamu tidak boleh berdagang dipasar ini,!!!! kemasi barang dagangan milikmu lalu segera tinggalkan pasar ini," bentak Rasyid.
"ingat ini pelajaran buat kalian semua, jika ingin tetap berdagang disini maka ikuti aturan yang berlaku, PAHAM!!!!" teriak Rasyid kepada pedagang lainnya yang sedang menonton pertengkaran yang terjadi.
Rasyid lantas meninggalkan pasar itu dan berjalan menuju ke bengkel miliknya.
-----
"makanan sudah siap,!!!" teriak Arman yang membawa berbagai masakan yang telah dia buat, serta tidak lupa daging panggang milik Harpic.
Ridho dan Harpic lantas bergegas menuju ke Arman, mereka berdua tidak sabar lagi ingin menyantap masakan Arman.
"ini bagian milikmu kawan," ucap Arman seraya memberikan nampan berisi daging beruang panggang.
"Guruu" ucap Harpic yang seketika matanya berubah menjadi gambar daging disertai air liur yang sangat banyak.
"hahaha, dasar kamu kawan, pelan-pelan makannya, aku masak banyak kali ini," ucap Arman seraya duduk diatas karpet yang telah dia sediakan untuk makan siang.
"hmmm aromanya sangat lezat man, kali ini daging apa yang kamu gunakan," tanya ridho yang telah duduk sambil memilih makanan mana dulu yang ingin dia santap.
"kali ini aku gunakan daging beruang yang kemaren kak, tadi aku mengulitinya dengan sangat hati-hati, jadi kita bisa menjual kulitnya nanti di guild," ucap Arman.
"kamu memang adikku yang paling bisa diandalkan," goda ridho.
"-Guruu, ruuu, ruuu (emang kamu yang taunya makam)" selah Harpic yang sedang memegang daging panggang miliknya.
"kamu tidak usah protes!!!! makan saja daging milikmu itu,!!!" kesal ridho mendengar Harpic seperti itu.
"guruu ruuu" ejek Harpic.
Arman lantas menengahi pertengkaran diantara Harpic dan ridho, Arman lalu berkata,
"sudah kak, kita makan aja, tidak usahlah ribut lagi saat makan, kamu juga kawan makan aja dulu, oke,"
"oke,"
"guruu,"
Mereka akhirnya menghentikan pertengkaran dan melanjutkan makan siang ditemani sejuknya angin yang berhembus serta kicauan burung-burung yang sedang membuat sarang di ranting pohon.
"ngomong-ngomong kakak tau kan dimana desa sepaku,?" tanya Arman seraya menikmati roti gulung buatannya.
"hmmmm sepertinya aku tidak tahu man, hehehe," ucap ridho seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"ehhhh!!!!" kaget Arman sampai-sampai terjatuh ketanah.
"serius kak tidak tahu,?? terus gimana caranya kita kesana temui paman Rasyid,?" tanya Arman sambil memperbaiki duduknya dan melanjutkan memakan roti daging.
"nantilah dipikirkan, setidaknya kita mesti kesebuah desa atau kota sekarang, disana nanti kita membeli peta benua ini, gimana," jawab santai ridho yang merasa tidak khawatir akan hal itu, dia malah dengan lahap memakan masakan Arman.
"yah sudahlah kalau begitu kak," keluh Arman yang merasa tidak puas akan jawaban dari ridho.
-----
Kembali ke desa sepaku, terdapat sebuah penginapan dan juga menjadi sebuah restoran tempat berkumpulnya para pedagang dan para petualang yang beristirahat sambil menikmati makanan dan minuman keras.
"kalian dengar tidak kalau dipasar tadi ada keributan antara pedagang dan Rasyid,?" tanya seorang pedagang kepada teman semejanya yang sedang makan.
"iya tadi aku sempat lihat keributan itu, sungguh sial nasib pedagang itu hingga ketemu dengan Rasyid," jawab pedagang lainnya.
"iya nih, barang dagangannya hancur berantakan dan dia tidak boleh lagi berdagang dipasar ini,"
"pokoknya jangan pernah bertengkar dengan Rasyid kalau kita masih mau berdagang disini,"
"setuju,"
Disudut restoran terdapat sekumpulan pria yang sedang duduk sendiri dengan segelas anggur ditangannya, mereka mendengar percakapan antara para pedagang yang lain, mereka hanya tersenyum sinis lantas berkata,
"apa yang kalian takutkan dari seorang Rasyid, dia hanyalah seorang tukang bengkel blacksmith yang tidak bisa apa-apa, beda dengan kami para petualang yang hebat," teriak salah satu petualang.
"kalian jangan sombong hanya karena seorang petualang, kalian belum tentu bisa menghadapi Rasyid meskipun kalian seorang petualang," jawab pedagang tersebut.
Para petualang itupun merasa tersinggung dengan omongan dari pedagang tersebut,
"apa yang kalian katakan,!!!! kalian berani menghadapi kami,???" ancam petualang tersebut kepada kedua para pedagang.
"kami tidak berani, tapi kami harap kalian jangan sombong dengan kekuatan kalian, Rasyid berbeda dengan apa yang kalian pikirkan,"
"CUKUP!!!! kalian telah membuatku marah," teriak petualang tersebut, dia lantas berdiri dan mengeluarkan pedang miliknya yang diarahkan ke leher pedagang tersebut.
Melihat hal itu membuat seorang pria yang mengenakan topi petani dan memakai topeng diwajahnya berdiri, dia lantas berjalan mendekati mereka lalu meninju rahang dari petualang tersebut sehingga membuatnya terlempar kedinding penginapan.
"siapa kamu,!!!? beraninya memukul teman kami,!!!! kamu tidak tahu siapa kami,???" tanya teman dari petualang yang terlempar.
"siapa kalian itu tidak penting buatku, tapi jika kalian menghina Rasyid maka itu akan menjadi urusanku," ucap pria itu.