------
Hutan Selatan, kerajaan bangsa Elf, sore itu sinar lembayung senja cukup indah dengan hiasan pepohonan yang rindang, menambah pesona mentari yang akan terbenam.
Sebuah bangunan rumah yang berdiri diatas sebuah pohon besar. Rumah itu milik salah satu anggota kerajaan bangsa Elf, tak jauh dari bangunan rumah itu, seorang wanita Elf berwajah dingin dengan rambut hitam lurus panjang, tengah berhadap dengan seorang wanita Elf lainnya yang sangat cantik dan anggun.
Jika dilihat dari kondisinya, mereka sepertinya tengah bertarung. Namun dari mimik wajah mereka berdua bisa ditebak jika mereka hanya sekedar berlatih.
Wanita Elf berwajah dingin itu kelihatan cukup kelelahan, beda dengan wanita yang berpenampilan elegan dan anggun terlihat sangat santai tanpa beban.
"kenapa!!!!! apa hanya itu yang kamu bisa lakukan,?? itu lemah, serangan kamu lemah, bagaimana kamu bisa mengembalikan martabat bangsa kita," teriak wanita Elf yang berpenampilan elegan dan anggun. Dia terlihat begitu sangat tenang, padahal mereka sudah berlatih berjam-jam.
Mendengar perkataan itu, membuat wanita Elf yang tengah dilatih segera menarik nafasnya dalam-dalam seraya mengepalkan tangannya sembari kembali memasang kuda-kuda.
"ayo indah!!! tunjukan pada ibu serangan terbaik milikmu,!!!" pekik wanita elegan yang ternyata adalah ibu dari wanita Elf berwajah dingin.
Indah lantas melesat dengan lebih cepat dari yang sebelumnya, dia menyerang ibunya dengan tangan kirinya, namun ibunya mampu menepis serangan Indah dengan mudah. Dengan cepat Indah menarik kembali tangannya, dia lalu bergerak kearah samping untuk mengincar bagian bawah dari ibunya. Gerakannya sangat cepat, namun tidak cukup cepat untuk melayangkan serangan kepada ibunya.
"indah, gerakanmu sudah sangat bagus, begitupun juga dengan refleks yang kamu miliki,!!!!"
Ibunya lantas memukul perut indah yang tengah bersiap meluncurkan sebuah serangan lagi.
Hal itu membuat Indah terpental lumayan jauh hingga tersungkur ketanah, Indah lalu terbaring lemas sambil menatap langit senja tanpa ada usaha untuk berdiri.
"ibu, apakah aku pantas mengikuti jejak ibu untuk keluar dari hutan ini dan berpetualang,?" tanya indah yang masih menatap langit senja dengan tatapannya yang kosong.
Ibu indah (Putri Reva) berjalan menghampiri Indah lalu berjongkok disebelah anaknya sambil menatapnya dengan alis yang berkerut.
"Ibu yakin kamu pasti bisa ndah,!!! ayo kita istirahat di dalam rumah, ada yang ingin ibu bicarakan padamu," ucap ibu lantas berdiri dan mengulurkan tangan kepada indah untuk membantunya berdiri.
Indah menggapai tangan ibunya dan berdiri seraya menepuk pantatnya untuk membersihkan kotoran yang menempel di celana dan bajunya.
"apa yang ibu ingin bicarakan padaku,?" tanya indah dengan wajah yang penasaran.
"nantilah didalam baru ibu bicarakan," ucap ibu sambil berjalan masuk kedalam rumah mereka.
Indah lantas mengangguk dan berjalan mengikuti ibunya.
Putri Reva ingin memberitahu indah soal ramalan yang terjadi, sebenarnya Putri Reva telah mengetahui siapa sosok bangsa Elf yang muncul dalam siluet tersebut, kerena dia telah diberitahu oleh tetua Risqal sang peramal bahwa sosok Elf itu adalah putrinya sendiri yaitu Indah.
Merekapun tiba didalam ruangan yang berukuran sedang, dimana didalamnya terdapat beberapa kursi tamu dan meja untuk menyajikan sesuatu, yah itu ruang tamu milik mereka. Putri Reva duduk disalah satu kursi dan begitupun dengan Indah, Putri Reva mengeluarkan sebuah botol minuman yang dia simpan didalam cincin penyimpanan miliknya.
"ini buat kamu ndah," ucap Putri Reva seraya memberikan botol minuman kepada Indah.
"terimakasih Bu," jawabnya, dan lantas segera meminumnya.
"ada sesuatu yang ingin ibu tanyakan padamu ndah,?"
"apa itu Bu," jawabnya sambil mengelap sisa air yang menetes di bibirnya.
"kenapa kamu sangat ingin menjadi seorang petualang seperti ibu dulu,?? kamu tahu kan bahwa dulu ibu sempat dicap sebagai seorang penghianat dan hingga saat ini masih ada beberapa tetua yang masih beranggapan seperti itu,!!!" tanya ibu.
Indah terdiam mendengar pertanyaan dari ibunya, dia selama ini ingin mengikuti jejak ibunya, dia sangat ingin berpetualang, bersahabat dengan berbagai ras seperti ibunya, namun dia sangat paham akan konsekuensi yang mesti dia terima.
"kenapa kamu terdiam ndah,???" apakah kamu mendengarkan ucapan ibu,??" tanya Putri Reva seraya menggenggam tangan putrinya.
Indah lantas tersadar dari lamunannya,
"maaf Bu,!!! indah tidak tahu mesti menjawab apa,!!! tapi indah sangat ingin berpetualang seperti ibu, jadi yang bisa indah jawab adalah..." ungkap indah.
"-apa itu ndah,?" potong putri Reva.
"iya Bu, indah ingin jadi petualang seperti ibu, berkawan dengan berbagai macam ras, serta mengembalikan martabat bangsa kita," ungkap indah dengan wajah yang terduduk takut.
Putri Reva bahagia mendengar jawaban dari putrinya, terpancar dari wajahnya yang ceria serta tersenyum manis.
"ibu yakin kamu bisa melakukan itu ndah, bahkan bisa melebihi ibu," ungkap Putri Reva yang telah mengetahui ramalan tentang masa depan yang terjadi.
"iya Bu," jawab indah dengan senyuman.
------
Desa Sepaku, bengkel blacksmith milik tuan Rasyid.
Disebuah kamar berukuran sedang, Arman dan Ridho sedang berbaring berisitirahat, akhirnya mereka bisa merasakan lagi nikmatnya berbaring diatas sebuah kasur, karena selama perjalanan mereka hanya berbaring diatas tanah.
Lagi asyik berbaring tiba-tiba Irwan murid paman Rasyid masuk dengan tergesa-gesa,
"hei bro!!!! apakah kalian melupakan sesuatu diluar,?" ucap Irwan dengan tatapan tajam dan serius kepada mereka.
Arman dan Ridho lantas saling melirik satu sama lain,
"melupakan apa wan,?" tanya Ridho.
"-iya kak Irwan, kami tidak melupakan sesuatu,!!" selah Arman sambil menaikan kedua bahunya.
"benarkah,!!!! karena diluar lagi ramai,!!! banyak warga yang berkumpul, mereka sedang menonton seekor Griffin,!!! apakah kalian tahu mengenai hal itu,???" ungkap Irwan.
"seekor Griffin???" gumam Ridho dan Arman yang sedang melirik.
Arman lantas melompat dan berlari keluar dari kamar dan menuju kedepan bengkel dimana Harpic sedang menunggu, hal itu membuat Irwan heran dan bertanya-tanya,
"ada apa dengannya bro,?" tanya Irwan kepada Ridho.
"hehehe..Griffin itu adalah hewan peliharaan miliknya," jawab Ridho seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Jantung Irwan serasa ingin copot ketika mendengar Arman memiliki hewan peliharaan terlebih lagi hewan itu adalah seekor Griffin, dia tidak menyangka bahwa diusia yang masih muda Arman bisa memiliki rekan seekor Griffin.
"APA!!!!! ARMAN YANG MEMILIKI HEWAN ITU????" teriak Irwan seraya memukul meja yang ada didalam kamar itu.
"iya wan,!!! Arman yang menjadi rekan Griffin itu," jawab Ridho santai.
"dimana dia dapatkan seekor Griffin itu,?" tanya Irwan yang penasaran.
"ceritanya panjang, nanti kita akan membahas tentang hal itu, lebih baik kita keluar melihat arman," ajak Ridho sambil menepuk pundak Irwan lalu berjalan menuju ke depan bengkel blacksmith milik Paman Rasyid.
Irwan masih berdiri ditempatnya tidak berpindah, dia masih syok tidak menyangka bahwa Arman berhasil membuat seekor Griffin menjadi rekannya bahkan mampu melalui hutan terlarang yang terkenal.
Selama ini Irwan telah berusaha mendapatkan hewan buas untuk dijadikan rekannya namun sampai kini dia belum juga berhasil mendapatkan seekor pun, tak lama kemudian paman Rasyid datang menghampiri Irwan yang sedang melamun, sambil menepuk pundaknya paman berkata,
"apa yang sedang kamu lakukan disini,??? kemana mereka berdua,??" tegur paman Rasyid.
Irwanpun kaget pundaknya ditepuk oleh paman Rasyid yang secara tidak langsung membuatnya tersadar dari lamunannya.
"eh guru,!!!! maaf guru, mereka sedang kedepan toko guru," jawab Irwan.
"kenapa mereka kedepan,??" tanya paman Rasyid.
"mereka sedang... baiknya kita susul mereka guru, karena banyak warga yang sedang berkumpul,!!" ucap Irwan seraya bergegas menuju kedepan.
"apa maksud kamu wan,??"
Irwan menghentikan langkahnya dan berbalik seraya berucap,
"kita kedepan saja guru,!!! nanti guru akan mengerti juga," dia lantas melanjutkan langkahnya menuju kedepan toko untuk melihat Arman dan Ridho.
Paman Rasyid penasaran akan ucapan Irwan, dia lantas mengikuti Irwan menuju kedepan toko miliknya.
Setibanya didepan toko mereka menyaksikan banyak warga yang sedang berkumpul terutama anak-anak,
"ada apa ini wan,!!!! kenapa tiba-tiba warga berkumpul didepan tokoku,.??" tanya paman Rasyid seraya menunjuk warga yang sedang berkumpul.
"mereka berkumpul untuk melihat seekor Griffin guru,!!!"
"apa kamu bilang,!!!! seekor Griffin,!!!!" panik paman Rasyid seraya matanya mencari keberadaan hewan buas tersebut, namun yang dia lihat hanya sekumpulan warga sekitar dan anak-anak mereka.