Written by : Siska Friestiani
LoCC : 2014
Re-publish Web Novel : 22 Oktober 2020
*Siskahaling*
Alyssa terbangun dan mengerjakan matanya perlahan, samar-samar helaan nafas lembut terasa di punggungnya. Hangat dan menggelitik syaraf-syaraf Alyssa yang baru saja terjaga. Alyssa bergerak sedikit dan tubuhnya terasa berat. Ketika ia menurunkan pandangannya, ternyata Mario yang kini sedang melingkarkan lengan kokohnya di pinggang Alyssa dari belakang.
Alyssa mengerenyit berusaha melawan sinar matahari yang menerpa matanya, menembus dari celah gorden yang terbuka. Dinding kaca besar yang hampir memenuhi dinding kamar memberikan pemandangan langsung menuju pantai.
Pipi Alyssa seketika memerah ketika kilasan tadi malam kembali berputar di ingatannya. Bagaimana saat mereka berdua begitu menikmati malam panas yang Mario ciptakan, membuatnya hanya bisa mendesah dan ingin menangis saat rasa nikmat yang Mario berikan tak mampu lagi ia tahan. Sampai akhirnya, ia dan Mario menuju puncak kenikmatan bersama-sama.
"Aishhh" desis Alyssa yang tidak habis pikir dengan apa yang baru saja ia pikirkan. Lebih baik ia menikmati pemandangan dari jendela kaca yang ada di resort ini dari pada harus memikirkan hal memalukan itu.
Alyssa dengan pelan dan hati-hati melepaskan tangan Mario dari pinggangnya. Bergerak begitu pelan, tidak ingin menggangu tidur nyenyak pria yang baru tiga hari menyandang status suaminya itu.
Alyssa tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Pemandangan pantai Lanikai yang begitu memanjakan matanya. Alyssa sendiri bukannya tidak pernah mengunjungi negara yang begitu terkenal dengan nuansa romantisnya ini. Hanya saja, ia tidak pernah berminat sedikitpun untuk menikmatinya. Alyssa hanya akan melakukan pertemuan dengan klien-nya dan akan langsung memilih kembali jika ia sedang mengunjungi Hawaii. Tidak pernah terlintas sedikitpun di pikirannya ia akan berbulan madu di sini bersama suaminya kelak.
"Selamat pagi sayang"
Alyssa berjengit kaget saat seseorang datang dan langsung memeluknya dari belakang. Namun hanya beberapa saat, tubuhnya kembali rileks saat mencium aroma Mario yang seketika memenuhi indra penciumannya.
"Kau curang" bisik Mario lalu menelusupkan wajahnya di leher Alyssa. Memberikan hembusan napas ringan hingga membuat kulit leher Alyssa meremang.
"Bangun lebih dulu tanpa membangunkan ku, hmm?" Mario semakin gencar bermain di leher Alyssa.
"Tidur mu terlalu nyenyak, aku jadi tak tega membangunkan mu" balas Alyssa mencoba mengalihkan sensasi geli di lehernya.
"Itu bukan sebuah alasan, Hon" jeda, Mario semakin mengeratkan lingkaran lengannya di pinggang ramping istrinya.
"Aku akan menghukum mu karena kau dengan berani meninggalkan aku sendirian" Mario melepaskan pelukannya, lalu membalikkan tubuh Alyssa hingga kini menhadap ke arahnya. Alyssa terdiam sejenak, menikmati wajah khas Mario ketika baru bangun tidur, dan kalian harus tau, suaminya ini terlihat semakin seksi dengan rambut acak-acakan dan kaos dalam yang begitu mencetak jelas otot-otot tubuhnya.
"Menurut mu hukuman apa yang pantas untuk istri yang nakal, hmm?"
Alyssa meneguk ludahnya dalam, saat ini Mario menatapnya dengan tatapan yang begitu intens hingga membuat sendi-sendi tubuhnya terasa seperti jeli, dan dengan segera Alyssa menyandarkan tangannya di bahu milik Mario yang membuat Mario semakin tersenyum nakal.
Alyssa melihat Mario yang semakin mempertipis jarak hingga Alyssa dapat merasakan hembusan napas Mario begitu tegas menyapa wajahnya. Hingga akhirnya, Alyssa memilih memejamkan matanya, membiarkan Mario untuk melakukan hak atas dirinya.
Mario mencium bibir Alyssa dengan lembut, tanpa lumatan dan hanya menyentuhkan bibirnya saja dengan bibir Alyssa. Mario ikut memejamkan matanya, ikut menikmati bibir lembut itu menyapa bibirnya. Terasa begitu memabukkan hingga Mario rela mati rasanya untuk dapat terus menikmati bibir manis istrinya itu.
"Lebih baik kita membersihkan diri, Hon, dan setelah itu kita akan berkeliling sekitar pantai" Alyssa membuka matanya, menemukan Mario yang kini tengah tersenyum manis menatapnya. Alyssa yakin ketika dulu Tuhan menciptakan Mario, Tuhan tengah tersenyum.
"Sungguh?" Mario mengangguk mantap sebagai jawaban.
"Dan kau juga harus memberiku hadiah untuk itu" Alyssa melengos tak suka. Bagaimana pun suaminya ini tetap tidak ingin rugi.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Alyssa to the point.
"Mandi bersama" ucap Mario, lalu menggendong Alyssa secara bridal dan membawanya menuju kamar mandi.
*siskahaling*
Mario mendengus tak suka ketika ia dan Alyssa tiba di pantai Lanikai. Bukan apa-apa, hanya saja ia menyesal tidak sekaligus menyuruh Louis untuk mengosongkan pantai khusus hanya untuk dirinya dan Alyssa. Ternyata, mengosongkan resort saja tidak cukup untuk melindungi wanitanya.
Ketika ia dan Alyssa tiba di pantai, tatapan lapar dari para pria yang menatap wanitanya, benar-benar membuatnya geram. Ingin sekali rasanya ia bercinta dengan Alyssa saat ini juga agar para berengsek itu tahu jika Alyssa miliknya, hanya miliknya.
Mario kini mengalihkan fokusnya ke Alyssa yang kini tampak tak perduli dengan sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Wanitanya ini bahkan terlalu cuek, sampai tak menyadari tatapan pria-pria berengsek yang begitu menginginkan dirinya.
Melihat yang Alyssa kenakan saat ini memang wajar saja jika Alyssa menjadi pusat perhatian orang-orang yang sedang berada di pantai. Kaos kebesaran berwarna biru yang panjangnya melebihi hotpans yang Alyssa kenakan menjadi cukup kontras dengan warna kulitnya. Di tambah rambut panjang Alyssa yang sengaja ia gulung asal menambah kesan imut dan manis untuk istrinya. Bukankah wajar jika wanita yang bersama Mario itu menjadi pusat perhatian? Jangan salah kan Mario jika pria itu kesal, karena memang kecantikan alami yang dimiliki Alyssa memang begitu menjadi daya tarik untuk orang-orang di sekitarnya.
"Jika kau bertingkah menggemaskan seperti ini terus, jangan salahkan aku jika aku akan membawamu kembali ke resort, dan mengurungmu seharian disana" Alyssa berkerut kening mendengar ucapan gamblang Mario barusan. Memangnya apa yang ia lakukan dari tadi. Hanya menikmati keindahan pantai. Dan memang Alyssa menyadari setiap detiknya, rengkuhan Mario di pinggangya yang semakin mengerat.
"Memangnya apa yang aku lakukan!" dengus Alyssa tak suka. Selalu saja, ada tingkah Mario yang membuatnya kesal.
"Kau tidak lihat para berengsek itu menatapmu seperti ingin memakan mu?" Alyssa mengedarkan pandangannya ke sekeliling, memang benar, semua orang yang berada di pantai kini sedang menatap keduanya seakan sedang menatap sesuatu yang begitu memukau. Dan harus kalian tahu, tidak hanya ia yang menjadi pusat perhatian disini, pria yang berdiri di sampingnya ini juga menjadi pusat perhatian dari para kaum wanita.
"Jika aku tahu akhirnya akan seperti ini, aku tidak akan mengizinkan mu keluar dengan pakaian kurang bahan seperti ini" Alyssa melapaskan rengkuhan Mario dipinggangnya.
"Aku tak menyangka menikah dengan pria kolot sepertimu. Jadi kau menginginkanku menggunakan pakaian tertutup pergi kepantai seperti ini?"
Benar juga, tidak mungkin ia menyuruh Alyssa menggunakan pakaian yang tertutup ke tempat yang seperti ini.
"Mario!" suara itu memanggil dari sebuah sudut, dan membuat keduanya menoleh.
"Jessi?"