Chereads / Cinta Kontrak Kerjasama (LoCC) / Chapter 45 - Aku Minta Maaf, Mario

Chapter 45 - Aku Minta Maaf, Mario

Written by : Siska Friestiani

LoCC © 2014

Re-publish Web Novel : 27 Oktober 2020

*Siskahaling*

Mario melanjutkan pekerjaannya dengan gelisah. Pikirannya tak tenang memikirkan istrinya. Apa ia tadi begitu keterlaluan kepada Alyssa? Apa Alyssa sudah memakan makan siangnya? Apa Alyssa masih berada di kantornya? Apa istrinya itu masih menangis seperti yang terakhir kali ia lihat? Semua pertanyaan itu sedari tadi menggangu pikirannya hingga membuatnya gelisah. Tak sedikitpun fokus mengerjakan semua pekerjaannya.

Mario melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya. 16:45 dan 15 menit lagi jam pulang kantor dan ia yakin semua karyawannya kini tengah berkemas untuk pulang.

Mario meraih ponselnya yang berada di atas meja. Mendial angka yang akan langsung menghubungkannya dengan Louis. Ia harus menanyakan Alyssa mengingat tadi ia meminta Louis untuk mengantar Alyssa.

"Ya, Tuan" suara Louis terdengar di seberang sana.

"Bagaimana istriku?" tanya Mario tak sabar. Louis menghela napas.

"Nyonya Alyssa memilih langsung pulang Tuan, bahkan beliau melewatkan makan siangnya" gigi Mario bergemelutuk marah.

"Kenapa kau membiarkannya!" suara Mario meninggi menahan emosi.

"Nyonya mengancam akan pulang menggunakan taksi jika saya tidak mengantarkannya kerumah, Tuan" Mario memejamkan matanya. ia hampir lupa siapa istrinya itu. Wanita keras kepala. Dan wanita satu-satunya yang menjadi pemilik hatinya.

"Siapkan mobil ku, aku akan segera pulang"

"Yes, Sir"

*siskahaling*

Kabar dari Louis tadi membuat Mario cemas. Alyssa, istrinya bahkan melewatkan makan siangnya hanya karena keegoisannya. Andai saja ia bisa menahan emosinya pasti tidak akan terjadi seperti ini. Kali ini Mario mengakui kesalahannya, keegoisannya.

Begitu sampai di halaman mansion, Mario memakirkan mobilnya secara sembarangan. Tak menunggu lama ia langsung melangkah lebar menuju kedalam untuk mengecek kondisi istrinya.

Mansion begitu sepi. Jelas saja hanya ada ia, istrinya dan Margareth di mansion seluas ini. Mario menghela napas lega saat menemukan high heels Alyssa tergeletak di sofa ruang tv. Dan itu berarti Alyssa memang berada dirumah.

Mario membuka pintu kamar dengan ragu. Dalam hati Mario terus berpikir kata-kata apa yang akan ia katakan untuk membuka percakapan dengan Alyssa.

Jantung Mario berdenyut melihat bahu istrinya itu bergetar menahan tangis. Beberapa isakan bahkan dapat Mario dengar saat Alyssa tidak mampu menahannya.

Dengan perlahan, Mario ikut membaringkan tubuhnya di ranjang kosong disamping Alyssa lalu membalikkan tubuh Alyssa dan menjadikan salah satu lengannya menjadi bantalan untuk istrinya. Disandarkannya Alyssa di dada bidangnya lalu mengusap punggung Alyssa mencoba menenangkan istrinya itu.

Alyssa semakin terisak. Ia tidak menolak semua perlakuan yang Mario berikan padanya. Kalau boleh jujur, ia memang membutuhkannya saat ini. Pelukan hangat Mario yang sudah beberapa minggu ini ia rasakan setiap harinya.

Tidak ada yang membuka suara, keduanya memilih diam. Alyssa mencoba menghentikan tangisnya dan Mario mencoba menenangkan Alyssa-nya

"Maaf" suara lirih Alyssa membuka percakapan setelah beberapa saat terjadi keheningan diantara keduanya.

"Ssttttt" Mario menyandarkan dagunya di puncak kepala Alyssa.

"Aku tidak akan mengulanginya lagi" ucap Alyssa mencoba mendapat maaf dari suaminya. Alyssa sendiri juga bingung dengan dirinya. Sebelumnya ia tidak pernah seperti ini. Ia tidak pernah tergantung atau membutuhkan seseorang didalam hidupnya. Tapi saat ini, ia bahkan begitu membutuhkan Mario dan akan begitu takut saat Mario marah dan tak mau berbicara kepadanya.

"Aku sudah memaafkan mu sayang" Mario berbisik pelan, namun masih bisa Alyssa dengar. Di usapnya puncak kepala Alyssa sayang.

"Kau membuatku takut" cicit Alyssa semakin mengeratkan pelukannya. "Kau mengabaikan ku, kau membiarkan pulang bersama Louis, kau-" Mario dengan segera membungkam bibir Alyssa dengan bibirnya. Tidak sanggup saat ia harus mendengar semua kesalahannya yang di paparkan Alyssa.

"Aku tahu, dan aku minta maaf sayang"

*siskahaling*

Ashilla menatap Jessi yang kini duduk menyilang kan kaki di depannya.

"Kau tahu bukan apa yang harus kau lakukan?" tanya Ashilla memicingkan mata, memastikan bahwa wanita di hadapannya ini sudah paham apa yang harus dilakukan.

"Ya, kembali menarik perhatian Mario, menjebaknya dan membuat Alyssa meninggalkan Mario. Seperti itu bukan?"

Ashilla menganggukkan kepalanya "Well, aku rasa kau bisa memulai rencana ini secepatnya" ujarnya dengan suara yang terdengar licik dan menakutkan.

"Aku rasa menjebak Mario tidak mudah Ashilla, kau tau bukan seberapa tergila-gilanya Mario dengan Alyssa?" Jessi menatap Ashilla ragu. Tidak begitu yakin jika rencana licik temannya ini akan berhasil.

"Tidak ada yang sulit untuk seorang Ashilla, kau hanya perlu mengikuti semua yang aku perintahkan, lalu semuanya akan berjalan dengan mudah" Ashilla tersenyum sinis, begitu percaya bahwa rencananya akan berhasil dan ia akan melihat Alyssa hancur.

Jessi menggelangkan kepalanya tak percaya menatap sahabat, ahh tidak bukan sahabat, teman lebih tepatnya karena mereka hanya bertemu ketika dulu tengah melanjutkan study di harvard dan sempat menjalin pertemanan. Dan entah kenapa Tuhan memiliki takdir lain saat ternyata mereka kembali dipertemukan dan ternyata Jessi adalah salah satu dari wanita pelampiasan Mario.

"Aku tidak menyangka kau begitu terobsesi dengan Tuan miliarder itu" Jessi kembali menyesap wine di gelas yang sedari tadi masih di genggamannya.

Ashilla terkekeh, menatap Jessi yang tengah menatapnya tak percaya. "Kau tahu betul bagaimana diriku Jes, aku akan selalu mendapatkan apa yang aku inginkan apa pun caranya"

Jessi mengangguk mengerti "Ya, bagaimana mungkin aku melupakan seorang Ashilla Jonshon, yang bahkan rela menjebak Aaron ke ranjang hanya demi rasa balas dendam mu kepada tunangannya. Kau benar-benar wanita kejam"

Jessi kembali memutar ulang peristiwa dulu ketika ia dan Ashilla masih seorang mahasiswa. Mengingat bagaimana dulu Ashilla sengaja menggoda Aaron hanya demi balas dendamnya kepada Angel, Junior yang berani melawan Ashilla. Jessi masih tidak habis pikir jika mengingat peristiwa itu. Ia hanya bisa menatap iba Angel yang saat itu menangis menatap Aaron dengan tatapan terluka.

"So, mulai sekarang awasi terus mereka, dan jika waktunya sudah tepat, kita akan menjalan rencana dan melihat kehancuran seorang Alyssa"

Ashilla menatap ke luar jendelanya.

Kau akan menyesal karena sudah berani bermain-main dengan ku, Alyssa. Dan aku sudah tak sabar melihat mu hancur.

*siskahaling*

Hallo, Terimakasih ya buat yang udah baca.

Jangan lupa Vote, Commentnya ya.

Di gift juga nggak papa. Wkwkwkwk.

Aku nggak nyangka Cerita ini udah 50k kali view-nya dan aku bener-bener nggak nyangka ada yang baca bahkan vote juga. Terimakasih banyak banyak banyak 💕💕

Cerita ini mungkin nggak kayak cerita lainnya yang sampai ratusan part. Aku akan buat cerita ini nggak sampai ratusan part. Aku takut kalian bosen, jadi mungkin cuma sampai puluhan part aja. Hehehe.