Written by : Siska Friestiani
LoCC : 2014
Re-publish Web Novel : 26 Oktober 2020
*Siskahaling*
Mario menutup berkas terakhir yang harus ia tanda tangani lalu menyandarkan tubuh lelahnya ke sandaran kursi kerja. Matanya terpejam dengan dahi mengernyit seolah menahan sakit. Namun tak berapa lama setelahnya Mario tersenyum ketika wajah istrinya terbayang di pikirannya. Menghempaskan semua rasa lelah di tubuhnya.
"Anda sebaiknya istirahat dulu, Tuan" ucap Louis buka suara.
"Jam berapa sekarang?" tanya Mario masih dengan posisi yang sama dan mata terpejam.
"11:45. Lima belas menit sebelum waktu makan siang" Mario terperanjat "Benarkah?" lalu pria itu memilih melihat langsung jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. 11:46, bahkan tinggal tersisa 14 menit sebelum jam makan siang dan ia harus segera menjemput istrinya untuk makan siang bersama mengingat wanita itu akan lupa waktu jika sudah berurusan dengan berkasnya di kantor.
"Siapkan mobil ku" perintah Mario dan dijawab anggukan sopan oleh Louis.
Baru saja ketika Louis ingin membuka pintu, pintu sudah terbuka dari luar dan menampilkan sosok Alyssa disana dan sedikit terkejut saat Louis berada tepat di hadapannya. Tak jauh berbeda dengan Louis, pria itu juga sangat terkejut, lalu menunduk sopan sebelum akhirnya menggeser tubuhnya mempersilahkan Alyssa masuk.
Alyssa dapat melihat Mario yang kini tengah bersandar di kursi kerjanya dengan mata terpejam. Alyssa tersenyum lalu mengambil pena yang tergeletak di meja Mario dan mengambil posisi berdiri tepat di belakang suaminya.
Mario sendiri bukannya tidak mengetahui jika Alyssa kini sedang ingin mengerjainya. Ia sudah mengetahui kedatangan Alyssa sejak istrinya itu diam-diam mengambil sesuatu di atas mejanya.
Mario menghitung dalam hati, setelah hitungan ketiga Mario memutar kursinya lalu menarik Alyssa ke pangkuannya. Alyssa terpekik kaget, tepat saat Alyssa ingin memukulkan pena yang ia ambil di kepala suaminya.
"Berniat mengerjai suami mu eh?" bisik Mario dengan suara menahan tawa. Alyssa mendengus sebal, selalu akan berakhir seperti ini saat ia berniat mengerjai suaminya. Entah ia yang terlalu bodoh atau memang suaminya ini yang terlalu usil.
Alyssa membuang pena yang ia ambil di atas meja. "Kau mengerjai ku, LAGI" desis Alyssa penuh penekanan. Terdengar suara kekehan Mario di belakang tubuhnya.
"Kau yakin? Bukankah kau yang awalnya berniat mengerjai ku walaupun gagal?"
"Gagal lagi, lebih tepatnya" Mario tertawa mendengar pengakuan Alyssa.
"Baiklah lain kali, aku akan pura-pura tidak tahu saat kau berniat mengerjai ku" Mario kembali menggoda
"Tidak perlu" Alyssa mendengus kesal. Ia harus membalas Mario, ia tidak ingin selalu kalah dengan suaminya ini. Lalu senyum itu mengembang di bibirnya. Ia tahu apa yang harus ia lakukan.
"Ahhhh" Alyssa merintih mencengkram perutnya yang terasa sakit. Tubuhnya membungkuk di pangkuan Mario menahan sakit dan seketika membuat pria itu panik luar biasa.
Mario membalikkan tubuh Alyssa agar menghadap kearahnya, dilihat kini Alyssa yang tengah meringis sembari mencengkram perutnya. Mario menangkup wajah Alyssa.
"Kenapa sayang, apa yang sakit?" Mario berujar cemas. Alyssa semakin merintih tertahan.
"Ahhhh, sakit Mario" kini salah satu tangan Alyssa mencengkram lengan Mario kuat. Wajah Mario sudah pucat pasi karena takut melihat istrinya yang kesakitan.
"Sayang, mana yang sakit. Kit- kita kerumah sakit" Alyssa menggeleng, dan Mario menggeram.
"Demi Tuhan, kita harus kerumah sakit. Kau kesakitan Al" Mario mengerut kening setengah membentak. Lalu menyipitkan matanya saat tiba-tiba Alyssa terlihat sedang menahan tawa.
"Kau mengerjai ku" tertawa lah Alyssa yang sedari tadi sudah menahan tawa. Tak sanggup lagi menatap raut muka Mario yang tiba-tiba saja berubah panik dan kini terlihat kesal. Akhirnya untuk pertama kalinya ia berhasil mengerjai suaminya.
Mario menatap istrinya tajam. Bisa-bisanya Alyssa mengerjainya begitu keterlaluan menurutnya. Tidak tahukah bahwa Mario tadi hampir mati saat melihat isterinya ini kesakitan. Tidak tahukah seberapa paniknya saat ia melihat kondisi Alyssa yang seperti tadi. Ya Tuhan, ia bahkan tidak berani lagi membayangkan sesuatu yang buruk terjadi kepada istrinya.
Alyssa masih tertawa terbahak. Merasa bahagia saat ia berhasil mengerjai suaminya. Tidak menyadari tatapan hazel Mario yang sedari tadi menatapnya begitu tajam. Alyssa menghentikan tawanya, dan seketika ia merasa ketakutan saat ia tanpa sengaja melihat tatapan tajam Mario untuknya.
'Mario marah' Batin Alyssa. Tapi bukankah seharusnya Mario tidak harus semarah ini padanya. Ia bahkan hanya akan mengerut kesal saat Mario mengerjainya. Tapi ia tahu, saat ini Mario benar-benar marah.
"Kau marah" cicit Alyssa tertahan. Menatap takut Mario yang masih belum merubah raut wajahnya.
"Maaf, aku hanya bercanda" tambah Alyssa saat masih belum mendapat jawaban dari Mario.
"Aku baik-baik saja" hening, tak ada lagi yang membuka suara. Baik Mario maupun Alyssa.
Alyssa menghela napas beratnya penuh penyesalan "Aku minta maaf" Alyssa menunduk masih di atas pangkuan Mario.
Terdengar helaan napas Mario dan entah kenapa Alyssa semakin menunduk kan kepalanya. "Makanlah di kantin kantor" Mario membuka suara "Louis akan mengantarmu, aku masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan" mata Alyssa terasa panas, ia ingin menangis rasanya. Ia tidak menyangka candaannya akan berakhir seperti ini.
Mario marah, Mario bahkan membiarkan Louis mengantarnya makan dan Mario benar-benar marah.
"Aku hanya bercanda!" nada Alyssa sedikit meninggi. Wajahnya kini dengan berani menatap mata Mario yang juga tengah menatapnya. Alyssa membiarkan setetes air mata mengalir di pipinya.
"Louis sudah menunggu mu di luar, makanlah, ini sudah waktunya makan siang" Mario mengabaikan penjelasan Alyssa. Kenapa jadi seperti ini. Batin Alyssa menyesal.
*siskahaling*
"Maaf, Nyonya, saya di perintahkan Tuan Mario untuk mengantar anda makan siang"
Alyssa menggeleng "Aku mau pulang" ucapnya parau.
Louis menghela nafas "Tapi anda belum makan siang Nyonya" Louis mencoba membujuk Alyssa. Masih sedikit bingung saat ia mendapatkan pesan dari Mario untuk membawa Alyssa ke kantin kantor untuk makan siang. Jarang-jarang bossnya itu melewatkan makan siang bersama Alyssa jika tidak terjadi sesuatu.
"Aku tidak lapar, sekarang antar aku pulang, atau aku akan memanggil taksi untuk mengantar ku" Louis mengangguk pasrah. Pilihan Alyssa akan lebih membuat Mario marah saat ia membiarkan istri Tuan-nya ini pulang menggunakan taksi.
Louis membuka pintu mobil mempersilahkan Alyssa masuk, Alyssa terdiam.
"Mike" lirih Alyssa. Dan seolah sudah paham dengan apa yang dibutuhkan Nyonya-nya ini, Louis memanggil Mike dengan Earphone bluetooth-nya
"Mike, Nyonya Alyssa memanggilmu"
*siskahaling*
Terimakasih untuk yang sudah membaca dan bahkan memberikan Vote, komentar serta Review kalian.
Jangan lupa untuk tinggalin jejak ya. Jadi aku tau kalian salah satu penyuka cerita yang aku buat 💕