Written by : Siska Friestiani
LoCC : 2014
Re-publish Web Novel : 23 Oktober 2020
*Siskahaling*
"Jessi?"
"Yeah, I'm" ucap Jessi tersenyum ramah. Menatap Mario dan Alyssa secara bergantian.
Mario balas dengan tersenyum datar. "Ya, long time, no see, Jes"
"Kau menghilang tanpa kabar bahkan sejak permainan terakhir kita. Bukankah kau itu kejam?" ucap Jessi dengan wajah kesal yang di buat-buat dan entah kenapa terdengar memuakkan di telinga Alyssa.
"So, siapa wanita yang berada di sebelah mu saat ini? Simpanan baru mu?" Alyssa ternganga, kaget, sekaligus marah. Simpanan? Ohh, sudah di pastikan Alyssa wanita ini adalah mainan suaminya dulu. Ya dulu, ketika Mario belum menikah dengan dirinya.
Lihatlah bikini merah yang Jessi kenakan saat ini begitu sempurna membungkus tubuhnya begitu seksi. Tiba-tiba hati Alyssa tergelitik ketika melihat penampilannya yang lebih pantas di sebut anak SMA. Walaupun Alyssa memiliki tinggi tubuh yang proposional untuk ukuran wanita, tapi tetap saja akan tetap terlihat mungil jika di sandingkan dengan Mario.
Lagi pula ini salah Mario, tidak mengizinkannya menggunakan baju pantai yang sudah Alyssa persiapkan sebelumnya.
Sial! Harusnya ia pakai saja baju pantainya agar bisa menandingi tubuh Jessi yang kini terekspos di depan suaminya.
"Aku Alyssa, istri dari pria yang saat ini tengah kau goda"
Jessi mengerjab mendengar jawaban Alyssa. Istrinya? Yang benar saja! Bukankah Mario tidak pernah ingin berkomitmen?
Sementara itu dilain sisi Mario mengulum senyum melihat reaksi Alyssa. Akhirnya, Alyssa bereaksi sesuai dengan apa yang Mario inginkan. Mario tahu jika saat ini istrinya tengah cemburu. Lihatlah bahkan istrinya kini melingkarkan tangan dengan erat di pinggangnya seakan menegaskan bahwa Mario adalah milik Alyssa. Ya Tuhan, seperti ini rasanya mengetahui istrinya tengah cemburu. Benar-benar lucu sekaligus membahagiakan.
Hey, jangan berpikiran Jessi ada di sini karena bagian dari rencananya berbulan madu dengan Alyssa. Tidak, sama sekali tidak. Mario sendiri juga bingung melihat Jessi ada di sini.
"Lalu apa yang saat ini sedang kau lakukan bersama wanita ini Mario" Jessi kembali melontarkn pertanyaan kepada Mario. Dan itu membuat Alyssa semakin geram.
"Kau pikir apa yang sedang di lakukan oleh pasangan suami istri di tempat seperti ini? Tentu saja BERBULAN MADU" Alyssa dengan sengaja menekan kata bulan madu sehingga membuat Jessi keki sendiri mendengar jawaban Alyssa yang terlalu terang-terangan.
Jessi menatap Alyssa jengkel karena berani menjawab pertanyaannya yang ditujukan untuk Mario, tetapi Jessi kembali memasang wajah sensual kepada Mario. Menggoda.
"Kau tahu Mario, ranjangku sudah tak panas seperti dulu sejak kau tak pernah mengunjunginya lagi"
Pisau, berikan Alyssa pisau atau sejenisnya untuk merobek bibir wanita jalang di depannya ini.
Mario berdeham, lalu membuka suara tidak ingin membuat Alyssa semakin salah paham "Maaf, Jessi. Aku sudah memiliki istri dan itu artinya seluruh hidup ku dan semua pengabdian ku hanya untuk wanita cantik di samping ku saat ini. Lagi pula kau sudah mendengar bukan dari istri ku jika saat ini kami sedang berbulan madu?" lelaki itu melirik, menggoda Alyssa. Membuat wajah Alyssa memerah.
"Baiklah, ada seseorang yang menungguku saat ini. Sepertinya aku harus segera pergi"
"Itu lebih baik" potong Alyssa cepat, membuat Jessi mendengus sebal.
Alyssa menatap kepergian Jessi dengan langkah anggun dan dramatis itu, lalu menghela nafas panjang. Di sisi lain, Mario mengamati Alyssa, lalu terkekeh geli, membuat Alyssa melempar pandangan membunuh pada lelaki itu.
"Apa?!"
Mario semakin tergelak "Kau membuat ku terpesona sayang. Melihat caramu tadi menjawab pertanyaan Jessi membuatku bangga"
Gemas, Mario menepuk-nepuk puncak kepala Alyssa, mengecup sekilas bibir yang mengerucut sebal tersebut.
"Cantik" ucap Mario lirih, Alyssa menepis tangan Mario dari puncak kepalanya.
"Siapa? Wanita plastik itu?"
Mario lagi-lagi terkekeh melihat kecemburuan istrinya.
"Menurutmu?" Mario merapikan anak rambut Alyssa yang berantakan tertiup angin. "Jelas saja kau yang cantik, Hon. Bagaimana mungkin kepala mungilmu ini berfikiran jika aku mengatakan cantik untuk wanita yang kau katakan plastik itu. Hmm?" Alyssa memilih diam.
"Cemburu, ehh?"
"Tidak!" bantah Alyssa cepat. "Lalu, apa yang kau pikirkan hingga begitu sinis dengan Jessi jika kau tak cemburu?" benar juga.
"Aku hanya tidak suka melihat wanita jalang menggoda pria yang sudah memiliki istri" sanggah Alyssa lagi. Mario mengangguk seolah mengerti dengan alasan istrinya namun dalam hati ingin sekali Mario tertawa saat ini, istrinya ini begitu gengsi untuk mengakui kecemburuannya.
"Baiklah, aku membawa mu kesini bukan ingin membuat mu cemburu-"
"Aku tidak cemburu!!"
"Ya, ya kau tidak cemburu, Hon. Kau hanya terlalu takut untuk kehilangan ku bukan?" setelahnya, Mario langsung membopong Alyssa dan berlalu tanpa memperdulikan puluhan pasang mata yang menatap keduanya iri.
@siskahaling
Pantai lanikai memang tak perlu di ragukan keindahan, di tambah dengan resort yang di hiasi oleh cottage-cottage indah dengan hamparan pasir putih yang begitu memanjakan mata.
Alyssa berdiri tanpa alas kaki, menginjak pasir putih itu dan memejamkan mata, merasakan hembusan angin laut yang menerpa wajahnya. Begitu nyaman, di tambah dengan deburan ombak yang begitu menenangkan.
"Kau menyukainya?" suara Mario mengembalikan lamunan Alyssa. Merasakan lengan kokoh itu melingkar di pinggangnya. Tidak terlalu erat memang, tapi Alyssa enggan melepaskan diri.
"Jessi" ucap Alyssa gamblang. Mario menghela nafas mendengarnya. Ternyata istrinya ini masih kepikiran dengan kejadian dua jam yang lalu.
"Apa dia salah satu wanita mu?"
"Ya, dulu ketika aku masih menjadi pria berengsek dan sebelum aku bertemu dengan mu" jawab Mario jujur. Ia percaya bahwa sebuah hubungan harus berlandaskan kejujuran. Dan setelah ia memutuskan menikah dengan Alyssa, ia sudah berjanji untuk selalu jujur dengan wanitanya.
Alyssa mengangguk di sandaran dada bidang Mario. Tenggorokannya tercekat, mendengar jawaban jujur dari Mario, namun Alyssa tersenyum ketika Mario berusaha jujur kepadanya. Bukankah itu artinya Mario benar-benar mencintainya?
"Tapi saat ini hati, pikiran, dan tubuh ku semua menjadi milik mu. Hanya kau yang berhak menyentuhnya" Mario menyandarkan dagunya di bahu Alyssa.
"Aku tahu" jawab Alyssa seadanya.
"Kau tidak marah?"
Alyssa mengerenyit "Marah?" Mario mengangguk. "Atas perlakuan Jessi tadi" hening sejenak.
"Aku memang marah, tapi bukankah kau sudah menjelaskan tadi. Siapa pemilik hati dan pikiran mu sekarang" Mario tersenyum, Alyssa-nya begitu tangguh menghadapi para wanita-wanitanya dulu yang hanya sebagai pelampiasan.
"Aku mencintaimu" bisik Mario lalu menikmati setiap detik kebahagiaannya bersama Alyssa.
"Hmm, aku tau. Aku juga mencintaimu Mario" balas Alyssa lirih.
Setiap orang punya masa lalu bukan? Tidak perduli seburuk apa masa lalu Mario dulu sebelum bertemu dengannya. Karena yang pasti ia lah yang akan menjadi masa depan Mario untuk seterusnya. Menemani setiap langkah Mario hingga nanti waktunya habis di dunia ini.