Chereads / Cinta Kontrak Kerjasama (LoCC) / Chapter 25 - Fitting Baju

Chapter 25 - Fitting Baju

Written by : Siska Friestiani

LoCC © 2014

Re-publish Web Novel : 30 September 2020

💕 Siskahaling

Entah sudah ke berapa kalinya Mario tersenyum pagi ini. Tatapan Mario pun dari tadi tak lepas dari sosok wanita yang saat ini sedang memilih salah satu dari beberapa kemeja di hadapannya. Bak seorang istri, Alyssa menatap serius beberapa kemeja yang tergeletak di tempat tidur King Size-nya. Beberapa kali wanita itu menggelengkan kepala sembari mengerutkan dahi.

Ya, pagi ini ia dan Alyssa akan melakukan Fitting baju pernikahan mereka. Dan pada dasarnya memang otak Mario yang selalu mencari keuntungan setiap bersama Alyssa, Mario menggunakan tangannya sebagai alasan bahwa ia tidak bisa melakukannya sendiri.

Mulai tadi ia membuka mata, ia sudah bermanja ria dengan Alyssa agar mau memandikannya dengan alasan yang klise.

"Aku tidak bisa melakukannya sendiri Hon, kau lihat tangan ku? Bahkan Arm Slim sialan ini masih menggantung tangan kiri ku"

Dengan segala keterpaksaan dan umpatan Alyssa melakukannya. Wanita itu ikut masuk ke dalam kamar mandi dan mulai memandikan pria mesumnya itu. Gila? Silahkan jika kalian memang ingin mengatakan itu kepada Alyssa, yang harus kalian tau tidak mudah atau bahkan sangat sulit menolak permintaan Tuan pemaksanya ini.

"Tetap pakai boxer mu Mario atau aku keluar dan kau mandi sendiri"

"Kau yakin tidak ingin melihat milikku Hon, barang kali kau tergoda sayang setelah melihatnya dan memaksa ku untuk bercinta di kamar mandi"

"Yakkkk!!! Pria berengsekkkk!!!"

Mario lagi-lagi tersenyum saat mengingat acara mandinya tadi bersama Alyssa, ia bahkan tak habis-habis menggoda Alyssa hingga membuat wanita-nya itu memerah antara marah dan malu. Satu yang Mario sukai, melihat pipi Alyssa merona karena dirinya.

Alyssa masih sibuk dengan beberapa kemeja di hadapannya tanpa menyadari Mario yang sedari tadi menatapnya. Setelah beberapa menit bergelut dengan kemeja Mario, akhirnya pilihan Alyssa jatuh pada kemeja berwarna navy yang ia rasa akan cocok jika Mario memakainya, akan terlihat santai.

Alyssa mendekati Mario yang saat ini sedang duduk manis di meja rias. Perlahan, ketika jarak mereka semakin dekat, Alyssa baru menyadari jika hazel itu dari tadi menatapnya, dan jangan lupakan juga senyum yang kini tercetak di bibir Mario.

"Sempurna" batin Alyssa.

"Kau membuatku lama menunggu, Hon" dengus Mario sebal, hanya candaan tentu saja. Tapi tentang ia yang tak bisa lama-lama jauh dari Alyssa itu benar.

Alyssa memutar bola matanya kesal "Dasar pria manja, pakai lah" Alyssa menyerahkan kemeja navy itu kepada Mario, pria itu semakin menatapnya kesal.

"Seriously? Kau menyuruhku memakai pakaian sendiri dengan keadaan tangan ku seperti ini?" kali ini Mario serius, ia benar-benar tidak bisa memakai kemeja itu sendiri tanpa bantuan orang lain. Oh, ayo lah percayalah khusus yang ini, Mario tidak mengada-ngada tentang yang satu ini.

"Baiklah, baiklah bayi besar. Aku merasa memiliki bayi jika seperti ini" Alyssa dengan hati-hati membebaskan Arm Slim dari tangan Mario untuk mempermudah mengenakan pakaian. Beberapa ringisan keluar dari bibir Mario saat tangannya berdenyut ketika melakukan gerakan.

"Bukan kah bagus, kau bisa belajar merawat anak kita kelak"

Dasar Mario, masih sempat menggodanya saat seperti ini. Alyssa menggelengkan kepalanya.

"Pukk"

"Arghhhh" pekik Mario saat Alyssa menepuk pelan tangannya.

"Apa yang kau lakukan Hon, itu benar-benar sakit" jerit Mario. Sedang Alyssa tak menggubris, lebih memilih fokus dengan kegiatannya yang kini dengan perlahan memasukkan tangan kiri Mario ke lengan kemeja.

"Terus saja menggoda ku, dan aku akan akan melakukan lebih dari itu" ancam Alyssa, jemari lentiknya kini mengancing satu persatu kancing kemeja Mario.

Mario diam, pandangannya kini fokus menatap Alyssa yang saat ini dengan cekatan memasangkan kancing kemejanya. Dalam hati Mario tersenyum sendiri, bukankah jika seperti ini ia dan Alyssa sudah terlihat seperti suami istri. Istri yang sedang memakaikan kemeja suaminya yang akan pergi ke kantor. Kegiatan sederhana, namun entah kenapa hati Mario menghangat saat Alyssa melakukannya.

"Selesai" ucap Alyssa menatap puas hasil kerjanya. Pilihannya tepat memilihkan warna navy untuk Mario. Pria itu kini terlihat lebih santai dengan kemeja navy-nya.

Sebenarnya jika hanya untuk fitting baju tak harus menggunakan kemeja, namun mengingat tangan Mario yang cidera, maka tak ada pilihan lain selain kemeja karena itu yang lebih mudah di kenakan dari pada kaos yang akan lebih sulit.

"Ahhh, aku jadi tidak sabar menunggu momen-momen seperti ini setiap hari saat setelah kita menikah nanti, Hon" Mario tersenyum bangga membayangkannya.

"Dan aku yang akan gila karena menghadapi pria mesum dan manja seperti mu" ucap Alyssa melirik sekilas Mario yang tengah tersenyum bahagia saat ini, namun tangannya tetap fokus memasang kembali Arm Slim untuk menyanggah tangan Mario.

Dan jawaban Alyssa sukses membuat Mario tertawa.

💕siskahaling

Dan di sini lah Mario sekarang, duduk manis di sofa ruang tunggu yang sudah tersedia di butik. Tatapannya masih fokus dengan ponselnya yang kini dengan lihai ia mainkan dengan menggunakan satu tangan. Beberapa kali jari jempolnya men-schrool down layar ponsel, memeriksa e-mail yang di kirim oleh Louis mengenai perkembangan perusahaan.

Mario tersenyum puas melihat laporan yang Louis kirimkan melalui e-mail nya. Tidak salah ia sepenuhnya percaya dengan asistennya itu, dari dulu Louis tidak pernah membuatnya kecewa, semua yang ia perintahkan selalu pria itu kerjakan dengan sempurna.

Sretttt...

Glekkk...

Mario meneguk ludahnya dalam, di sana. Ya wanitanya di sana. Berdiri dengan anggun di balik tirai yang tadi menutupi wanita itu dari pandangannya. Dan sekarang wanitanya keluar bak dewi Aphrodite yang selalu di puja karena kecantikannya. Dan demi Tuhan, bahkan dewi Aphrodite pun akan iri jika melihat wanita yang kini ada di hadapannya.

Alyssa mengenakan gaun brokat model Strapless berwarna putih gading sehingga memperlihatkan bahu dan punggung indah miliknya. Bagian dada yang di desain sedikit rendah memperlihatkan belahan dada yang begitu menggoda. Rambut yang yang kini di gulung asal semakin menambah kesan seksi saat leher jenjang milik Alyssa pun ikut terekspos.

Mario masih mematung di tempat, tak sadar jika Alyssa sudah lelah berdiri di sana menunggu pendapat darinya. Seolah terhipnotis, Mario berdiri dari sofa. Langkahnya perlahan mendekati Alyssa, seolah pria itu tidak puas jika hanya melihat dari jarak beberapa meter dari pusat perhatiannya saat ini. Ia ingin lebih, ia ingin menyentuh bahu mulus itu, merasakan kelembutan yang tersaji dari bahu milik wanitanya.

"Aku suka gaunnya" bisik Mario parau tepat di telinga Alyssa. Di selingi dengan usapan Mario di sana.

"Tapi aku tidak suka kau memakai ini di pesta pernikahan kita, Hon" ucap Mario kini semakin gencar mengecap setiap inci kulit putih Alyssa. Beruntung wanita yang tadi sempat membantu Alyssa mengenakan gaun sudah keluar karena harus mengambil gaun terbaik lainnya sebagai rekomendasi jika nanti mereka menolak.

Alyssa mulai gelisah tak nyaman saat mendapati Mario semakin memancing dirinya. Oh ayolah, yang harus di ingat dimana ia dan Mario saat ini berada. Di ruang fitting baju pengantin. Bagaimana jika nanti ada orang datang. Cukup, ia tidak ingin menanggung malu sekarang.

"Stop!!"

Alyssa mendorong Mario agar menjauh. Mendengus kesal, Mario menjauhkan sedikit jaraknya dengan Alyssa.

"Jangan gunakan gaun ini di pesta pernikahan kita" tegas Mario, membuar kerutan-kerutan halus di kening Alyssa.

"Tapi aku menyukainya" protes Alyssa cepat.

"Aku tak ingin ada pria lain yang menikmati milik ku, Al" ucap Mario tak suka.

"Ini, ini, ini, ini, ini" Mario menyentuh satu persatu bagian tubuh Alyssa. Dahi, bibir, pipi, dan bahu Alyssa yang terekspos.

"Mereka semua milik ku, hanya aku yang boleh menatapnya secara nafsu dan menikmatinya Hon"

"Dan ini..." Mario meremas pelan dada ramun milik Alyssa. Membuat Alyssa mendesah saat mendapat serangan dadakan dari Mario.

"Ini juga milik ku" ucap Mario dan di selingi dengan remasan gemas yang kembali di hadiahi oleh desahan tertahan milik Alyssa.

"Aku mau gaun ini yang nanti aku pakai" ucap Alyssa membantah. Alyssa tidak ingin menuruti keinginan Mario saat ini. Sejak pertama melihat gaun putih gading ini Alyssa langsung jatuh hati melihatnya.

"Aku tak mengizinkan"

"Aku tak peduli" tantang Alyssa.

"Aku memakai gaun ini, atau tidak ada pernikahan" Mario membelalakkan matanya. Pilihan macam apa itu.

"Hon-"

"Gaun ini atau tidak sama sekali"

"Baiklah" pasrah Mario, lebih baik mengizinkan Alyssa dengan gaun terkutuk itu dari pada ia tidak jadi menikah dengan Alyssa. Tapi bagaimana ia harus menjaga Alyssa dari mata para pria yang nanti menatap wanitanya lapar. Demi Tuhan ia tidak bisa berjanji untuk tidak membunuh para pria yang nanti ikut menikmati miliknya.

"Kalian sudah selesai?" suara itu membuat Alyssa dan Mario menoleh secara bersamaan. Ternyata Gina yang kini tengah tersenyum melihat Alyssa, anak gadisnya kini berdiri anggun dengan gaun putih pilihannya.

"Sudah Mommy duga, kau pasti akan sangat cantik mengenakan gaun ini sayang" ucap Gina dengan senyum mengembang. Akhirnya, setelah ini ia tidak terlalu cemas memikirkan anak gadisnya. Iya percaya Mario lah pria yang tepat untuk anaknya. Dan percaya, karena Mario satu-satunya pria yang tidak gentar menghadapi tingkah dingin Alyssa.

"Mommy sudah memilih-milih kartu undangan tadi, dan Manda sudah menyetujui apa pun yang akan Mommy pilih. Apa kalian ingin mencoba memilih sendiri?" tawar Gina. Keduanya menggeleng kompak membuat Gina lagi-lagi tersenyum melihat tingkah anak dan calon menantunya.

"Tidak Mom, aku menurut saja" jawab Alyssa malas.

"Lagi pula Mama juga sudah menyetujuinya Mom, dan yah aku menurut saja" tambah Mario.

"Baiklah, kalau begitu, Mommy pulang dulu, kalian bisa langsung pulang nanti karena semuanya sudah Mommy bereskan" Alyssa mengangguk lalu mengecup kedua pipi Gina.

"Hati-hati, Mom" Gina mengangguk lalu melangkah pergi meninggalkan keduanya.