"Hahahaha, aku tidak menyangka ada pria yang mau dengan mu Sivia, sungguh. Bagaimana mungkin mereka semua mau dengan wanita bersuara cempreng sepertimu" Oliver dari tadi tak berhenti tertawa mendengar Sivia menceritakan mantan-mantannya mulai dari yang brengsek, sangat brengsek bahkan amat sangat brengsek.
"Brakkk" Sivia melempar kasar majalah ke wajah menyebalkan Oliver membuat Oliver meringis kesakitan.
"Hey, kau bisa merusak wajah tampanku" Oliver mengusap wajah tampan tak berdosanya yang telah menjadi korban kekerasan Sivia.
"Apa peduliku" sinis Sivia
"Lalu...." Sivia menggantungkan ucapannya dengan nada tanya.
"Bagaimana denganmu?" Sivia mendekatkan posisi duduknya agar bisa lebih jelas mendengar cerita Oliver nantinya.
"Seperti biasa, aku belum menemukan yang tepat. Dan aku selalu menjadi rebutan para wanita-wanita" Oliver meneguk minumannya lalu memainkan botol minumannya.
"Ku harap kau tidak lupa jika aku bukan bagian dari wanita-wanita bodoh mu itu" Alyssa buka suara saat dari tadi memilih diam dan bermain dengan ponselnya.
"Aku juga" tambah Sivia tak terima
"Ck, aku tahu" Oliver mendengus tak suka.
"Lalu kau sendiri bagaimana Al? Masih menunggu pangeran kecilmu itu? Atau pria mesum mu itu sudah bisa menggantikannya?" tanya Oliver beruntun membuat Alyssa menegang beberapa saat. Pangeran masa kecil? Ya Tuhan, bahkan semenjak kehadiran Mario ia sudah tidak mengingatnya lagi.
"Drttt... drtttt..." Fokus Alyssa terbagi dan membuatnya tidak jadi menjawab pertanyaan saat ponselnya berdering menandakan pesan masuk.
-Pria Mesum-
Aku tunggu di lobi Hon, 10 menit kau tak kemari aku pastikan aku langsung yang menggendong mu dari ruangan mu.
"Dasar pria brengsek" desis Alyssa kesal menatap tajam layar ponselnya dengan tatapan tak suka.
"Aku harus pergi"
Alyssa langsung beranjak dari duduknya lalu melangkah keluar ruang kerjanya. Meninggakan Oliver dan Sivia yang menatapnya bingung.
💕Siskahaling
Mario tersenyum sendiri membayangkan wajah wanitanya itu sekarang. Dan ia kembali membaca pesan yang ia kirim ke Alyssa barusan. Wajah kesal dan mata amber itu yang nanti akan menatapnya garang sudah terbayang di pikirannya. Dan Mario menyukai tatapan itu, membuat Alyssa terlihat semakin seksi dan menggairahkan untuknya.
"Tap, tap, tap"
Suara benturan high hells dengan lantai membuat Mario mendongakkan kepalanya. Dan Mario tersenyum lebar saat melihat wanitanya kini sudah datang dengan raut wajah dan tatapan galak sesuai apa yang ia bayangkan. Lihatlah, bahkan hanya melihatnya saja sudah membuatnya seperti ini.
Alyssa Sialan!
"Ada apa dengan wajahmu itu sayang?"
Alyssa berdecak sinis mendengar apa yang Mario katakan barusan. Pria bar-bar ini benar-benar menguji kesabarannya.
"Cukup basa-basi mu, dan cepat katakan ada apa. Kau tau? Kau menggangu waktu kerjaku"
"Grepp"
"Yakkkk!!"
Mario langsung saja menarik Alyssa dan membuatnya terduduk di pangkuannya. Dan entah kenapa Mario sangat menyukai posisi ini jika sedang berbicara dengan Alyssa.
"Kau gila! Ini di lobi" Alyssa berusaha memberontak dan bangun dari posisinya saat ini. Namun tentu saja Mario tak membiarkannya, tangan Mario sudah merengkuh erat pinggang ramping milik Alyssa.
"Kau tau Hon, aku bahkan tidak perduli ini dimana" Alyssa yang sudah terlanjur malu dengan karyawannya yang berlalu-lalang di lobi pun menyerukkan wajahnya di dada bidang milik Mario.
"Kau membuatku malu brengsek" desis Alyssa membuat Mario tertawa senang melihatnya. Bahkan jika menggoda Alyssa harus dengan membayar mahal ia pasti akan membayarnya.
"Hahahaha, kau harus tau Hon, saat ini kau benar-benar terlihat manis" Mario mengecup puncak kepala Alyssa.
"Cepat katakan apa mau mu sebenarnya tidak perlu berbasa-basi aku sudah cukup muak" balas Alyssa masih dengan posisi yang sama.
"Mengajakmu makan siang, ingat Mommy menyuruhmu untuk tidak telat makan" kali ini Mario mengatakannya dengan nada serius dan ia tak pernah main-main dengan kesehatan wanitanya ini.
Makan siang? Alyssa melihat jam tangan kristal yang melingkar di pergelangan tangannya, yang benar saja 12:10 bahkan sudah lebih sepuluh menit. Namun mengingat pekerjaannya yang masih menumpuk membuat Alyssa tak berminat untuk makan siang hari ini. Ia sudah mengambil jatah libur dua hari dan membuat kerjaannya terbengkalai di tambah tadi Oliver dan Sivia yang membuat konsentrasi kerjanya terganggu.
"Pekerjaanku masih banyak Mario, dan aku bisa memakan sesuatu nanti selagi aku bekerja"
"Kau pikir aku mengizinkan mu melakukan aksi bodoh mu itu?Tidak ada bantahan dan persetan dengan semua pekerjaanmu, kita makan siang sekarang" Alyssa hanya bisa melengos, jika sudah seperti ini, tidak ada yang bisa menolak Mario termasuk dirinya sekalipun.
💕Siskahaling
"Makanlah" Alyssa hanya bisa melihat horor makanan yang ada di hadapannya saat ini. Bukan karena apa, tapi hampir satu meja makan penuh dengan pesanan Mario. Yang benar saja.
"Siapa yang makan sebanyak ini Mario!!!!" Jerit Alyssa frustasi. Kapan pula pria yang di hadapannya ini bisa normal sedikit tingkah lakunya.
"Bukankah aku sudah tanyakan tadi kau ingin pesan apa? Berhubung kau tidak menjawab jadi jangan salah kan aku kalau aku memesan semua makanan yang ada di restoran ini" Mario memasukkan sepotong steak ke dalam mulutnya.
"Aku hanya mau memakan steak ini selebihnya jika dalam waktu satu menit makanan-makanan ini tidak enyah dari hadapanku, aku pergi"
"Baiklah" Mario mengangkat tangannya lalu menjentikkan ibu jari dan jari manisnya membuat dua orang waiters datang menghampirinya.
"Ada yang bisa kami bantu Tuan?" tanya waiters itu sopan.
"Bawa semua makanan ini! dalam satu menit aku tidak ingin melihat makanan-makanan ini masih memenuhi meja makanku"
"Baik Tuan" kedua waiters itu langsung segera mengangkat semua makanan yang memenuhi meja makan pesanan Mario. Jangan heran restoran yang mereka datangi ini adalah salah satu cabang dari perusahaannya. Tentu saja ia mendapat pelayanan terbaik.
"Kau gila! Dan aku muak melihatmu bertingkah semau mu seperti ini" Alyssa memotong-motong kasar makanan di hadapannya, seolah ia tengah mencabik wajah tampan milik Mario.
"Apa lagi, Hon? bukankah kau yang ingin makanan itu lenyap dari meja?"
"Terserah, aku tidak cukup jenius untuk berbicara denganmu" Alyssa mulai menyantap makanannya tidak memperdulikan Mario yang ternyata menatapnya lekat.
"Alyssa" baik Mario dan Alyssa mendongak secara bersamaan saat suara asing itu terdengar di pendengaran keduanya. Mario dan Alyssa pun menatap pria itu.
Prangggg
Sendok yang Alyssa pegang seketika lepas dari pegangannya. Alyssa bahkan tiba-tiba merasakan udara menghilang dari paru-parunya membuat rasa sesak di paru-parunya. Jonathan? Apa benar pria yang di hadapannya ini Jonathan? Ia salah lihat bukan?
Mario menatap bingung Alyssa yang tiba-tiba blank. Apa hubungannya pria ini dengan wanitanya?
"Grepppp"
"Astaga! Akhirnya, aku menemukanmu Al"
Tubuh Alyssa seketika bergetar ketika pria itu memeluknya. Jonathan, kenapa Jonathan ada disini?
Mario membelalakkan matanya tak percaya melihat tingkah konyol pria yang baru saja tiba langsung memeluk Alyssa. jangan tanyakan kabar Mario saat ini yang pasti ia akan menonjok pria itu segera.
"Al, kau tak apa?" pria itu menangkup wajah Alyssa membuat Mario semakin tersulut emosi. Siapa pria brengsek yang berani menyentuh wanitanya.
Buukkk
Tak berfikir dua kali bagi Mario untuk melayangkan kepalan tangannya ke wajah Jonathan membuat Jonathan kini tersungkur ke lantai.
"Sekali lagi kau menyentuhnya. Akan ku lobangi kepala mu" setelah mengatakan itu Mario beranjak lalu menggendong Alyssa secara bridal meninggalkan Jonathan dengan luka memar di wajahnya.
"Kau tak papa?" Jonathan mendongak menemukan wanita yang kini mengulurkan tangannya. Jo pun menerima uluran tangan itu dan berdiri dari posisinya.
"Aku Ashilla, bisa kita bicara sebentar?"
@Siskahaling
Mario menatap saja Alyssa yang kini masih diam tak bersuara. Ada apa dengan wanitanya ini sebenarnya dan siapa pria brengsek itu, apa ada hubungan antara keduanya di masa lalu? Mario mengambil ponselnya dan segera menghubungi seseorang.
"Aku mau, kau mencari tau siapa pria bernama Jonathan, Lou. Dan aku ingin tidak ada informasi sekecil apapun terlewatkan"
"Secepatnya" Mario langsung menutup sambungan telepon saat mendengar jawaban patuh dari Louis.
"Hon?" Mario mencoba mengambil fokus Alyssa untuk dirinya.
"Honey, kau tak papa? Kau bisa ceritakan padaku ada apa sebenarnya?"
Mario terkejut saat dengan tiba-tiba Alyssa memeluknya sangat erat. Mario pun membalasnya namun tak membuka suara, masih membiarkan wanitanya untuk menumpahkan rasa sakitnya.
"Bantu aku" lirih Alyssa serak
"Bantu aku melupakan pria itu"