Written by : Siska Friestiani
LoCC © 2014
Re-Publish Web Novel : 24 September 2020
💕Siskahaling
Mario menjambak rambutnya frustasi, bahkan sudah tak tergambar lagi bagaimana kacaunya pria tampan itu sekarang. Dasi yang sudah dari tadi ia lepas, dua kancing kemeja bagian atas sudah tebuka, lengan baju yang sudah ia gulung hingga siku dan silahkan kalian bayangkan sendiri bagaimana kondisi pria tampan itu saat ini. Kakinya pun dari tadi tak berhenti melangkah ke kanan lalu berbalik lagi ke kiri, begitu lah seterusnya.
Alyssa. Ok, tepat sekali wanita itu lah yang membuat Mario terlihat sangat kacau saat ini. Bagaimana tidak, sudah hampir lima jam sejak kejadian di restoran siang tadi, Alyssa tak juga keluar kamar. Bukan masalah jika ia harus mendobrak pintu kamar Alyssa. Tapi yang menjadi masalah adalah ancaman Alyssa jika ia mendobrak pintu kamar itu.
"Lakukanlah, dan aku pastikan kau tidak akan melihat ku untuk selamanya!"
Beri tahu Mario apa yang harus ia lakukan jika sudah seperti ini. Dan kalau untuk mendobrak pintu sialan itu ia masih cukup waras mengingat ancaman brengsek itu. Dan sungguh, Mario juga tak bisa diam saja dengan tak melakukan apapun. Ia sudah cukup khawatir dengan kondisi Alyssa beberapa jam yang lalu yang membuat ia khawatir setengah mati.
"Al? Kau tidak apa-apa sayang? Tolong jangan seperti ini Hon, kau sama saja sedang membunuh ku secara perlahan dengan sikap mu ini" Mario kembali mengetuk pintu kamar Alyssa namun sama seperti sebelumnya, tak ada jawaban dari Alyssa.
"Honey, aku bersumpah akan menghancurkan pintu sialan ini jika kau tak juga menjawab ku" teriak Mario yang kini sudah berada di batas akhir puncak kesabarannya. Ia tidak bisa seperti ini terus, ia harus mendobrak pintu sialan itu jika tidak ingin ia gila karena rasa khawatirnya.
Cklekk
Baru saja Mario bersiap-siap ingin mendobrak pintu kamar Alyssa, bunyi kenop pintu terdengar menampilkan sosok Alyssa yang kini sedang menatap Mario horor.
"Gluppp"
Mario meneguk ludahnya susah payah saat Alyssa kini sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam dan menusuknya. Namun bukan itu yang menjadi pusat perhatian Mario saat ini. Melainkan tubuh Alyssa yang saat ini hanya terbalut handuk putih sebatas paha, rambut panjang yang kini dalam keadaan basah membuat tetesan-tetesan air mengalir melewati leher jenjangnya menuju....
Aisshh, ini gila. Bahkan baru beberapa detik yang lalu ia khawatir bahkan sudah seperti orang gila Karena mengkhawatirkan Alyssa. Namun semua itu bahkan langsung sirna saat melihat kondisi Alyssa saat ini yang sudah pasti baru selesai mandi.
Pandangan Mario beralih ke bawah manatap betis putih mulus milik Alyssa yang juga dapat ia lihat bagaimana tetesan air mengalir disana. Ingin sekali Mario menggantikan tetesan air itu dengan lidahnya untuk menjelajahi kaki jenjang itu.
Shittt!!
Ia benar-benar sudah gila.
Alyssa menatap bingung Mario yang saat ini tengah menatapnya tanpa kedip itu. Ia bahkan mendengar dengan jelas bagaimana Mario tadi teriak memanggil namanya hingga membuat Alyssa harus buru-buru menyelesaikan acara berendamnya.
Alyssa mengikuti arah pandang Mario yang berhenti di kaki jenjangnya yang tak tertutup handuk.
'Dasar pria bar-bar mesum" batin Alyssa mengumpat
"Ada apa??" tanya Alyssa buka suara membuat Mario tersentak dari fantasi liarnya lalu menggeram.
"Kau tak papa?" tanya Mario dengan suara yang terdengar serak menahan gairah.
Mendengar itu Alyssa menaikkan salah satu alisnya dan menatap Mario dengan tatapan tak mengerti. Dan tunggu, seharusnya ia yang bertanya ada apa dengan pria di hadapannya ini yang berteriak di depan pintu kamarnya.
"Seharusnya aku yang bertanya dengan mu Mario, kenapa kau berteriak-teriak di depan pintu kamar ku"
Mario bahkan bingung harus bersikap bagaimana sekarang. Senang karena Alyssa tak apa-apa atau ia harus menbenturkan kepalanya ke pintu kamar Alyssa mengingat bagaimana frustasinya ia tadi karena mengkhawatirkan wanita yang saat ini berdiri di hadapannya dan membangunkan gairahnya.
"Aku lelah" jawab Mario dan langsung melangkah memasuki kamar Alyssa melewati saja sang pemilik kamar yang saat ini menatapnya dengan tatapan tak percaya. Boleh kah Alyssa bertanya kamar siapakah ini sebenarnya?
Mario langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur king size berwarna biru muda itu tanpa melihat bagaimana reaksi sang pemilik yang saat ini menatapnya tajam dan ingin membunuh.
"Pria bar-bar, mesum, berengsek, sialan, tak tahu diri siapa yang mengizinkanmu tidur di ranjangku?!" teriak Alyssa menghampiri Mario yang kini masih dengan santai berbaring di ranjang empuk itu tak menghiraukan teriakan tak terima dari Alyssa.
"Aku lelah" jawab Mario santai dengan mata terpejam. Tangannya ia tarik keatas lalu dijadikan sebagai bantalan untuk kepalanya.
Alyssa mengepalkan kedua tangannya melihat Mario yang bertingkah semaunya di apartement-nya. Garis bawahi itu di apartement-nya lebih tepatnya di kamar tidurnya.
"Kau tahu?" ucap Mario lalu mengubah posisinya menjadi duduk.
"Tidak, dan aku tidak pernah ingin tahu" jawab Alyssa yang kini sedang berdiri bersandar di meja rias dengan tangan yang ia lipat di depan dada. Mario mendesis, wanitanya ini benar-benar membuat Mario ingin menelanjanginya. Entah kenapa dengan bersikap seperti itu membuat Alyssa terlihat seksi dan memesona. Dan jangan lupa untuk yang satu ini, Alyssa masih dengan tubuh yang hanya di balut handuk putih sebatas lutut.
Apa Alyssa sudah mengenakan dalamannya?
Sialan! Apa yang kau pikirkan berengsek!
"Aku bahkan hampir lima jam yang lalu berdiri frustasi di depan kamarmu dan itu karena aku mengkhawatirkan mu Hon, jadi sekarang biarkan aku istirahat di kamarmu. Aku lelah." Jelas Mario lalu kembali merebahkan tubuhnya di ranjang.
Alyssa berkerut kening mendengar penjelasan Mario, lima jam yang lalu? Bukankah itu tepat dimana saat ia bertemu dengan Jo dan Mario menenangkannya? Ia sekarang ingat bagaimana Mario memeluknya dan mencoba menenangkannya. Bagaimana wajah Mario yang memang terlihat begitu mengkhawatirkannya, dan yang terakhir ia ingat Mario mengantarkannya pulang lalu ia langsung memilih masuk kamar tanpa menunggu Mario dan pada saat itu lah ia mengancam Mario yang berniat mendobrak pintu kamarnya, padahal ia hanya ingin istirahat dan hingga akhirnya ia tertidur karena memang tubuhnya terlalu lelah.
"Pria mesum bodoh" umpat Alyssa, namun lengkungan manis itu tercetak di bibirnya saat setelah ia mengucapkannya.
Pria ini, walaupun berengsek dan sebagainya, tapi harus Alyssa akui ia mulai tersentuh dengan segala perlakukan yang Mario lakukan untuknya. Alyssa bahkan ingat jelas bagaimana Mario memeluknya di sepanjang jalan menuju pulang tadi karena panic attack-nya kambuh. Mario bahkan tidak berhenti membisikkan kata penenang di sepanjang jalan hingga membuat rasa paniknya berangsur menghilang.
Baiklah, kali ini Alyssa akan membiarkan saja Mario tertidur di ranjangnya. Anggap saja sebagai ucapan terimakasih. Dan lebih baik sekarang Ia memakai pakaiannya sekarang karena ia belum mengenakan apapun setelah mandi barusan.