Written by : Siska Friestiani
LoCC © 2014
Re-publish Web Novel : 24 September 2020
💕Siskahaling
"Mario"
Mario mengerjabkan matanya saat suara itu tertangkap indra pendengarannya sekaligus usapan lembut di lengannya. Tak butuh waktu lama untuk menyesuaikan penglihatanya karena pencahayaan di ruangan ini tidak terlalu menyilaukan matanya.
Mario tersenyum saat mengetahui Alyssa lah yang mengusik tidur nyenyaknya. Ahhh, bahkan ini sangat menyenangkan saat ia membuka kedua matanya melihat wanitanya lah yang pertama kali ia lihat.
"Kyaaaaaa!!!" Alyssa memekik kaget saat tiba-tiba Mario menarik pinggangnya hingga membuat tubuhnya jatuh menimpa tubuh tegap milik Mario.
Tatapan keduanya beradu mengunci satu sama lain hingga membuat Mario maupun Alyssa tidak ada yang berniat untuk memutuskan kontak mata itu. Alyssa bagaikan terhipnotis saat hazel itu menatapnya lekat.
Alyssa mulai mengabsen satu persatu milik Mario mulai dari dahi yang selalu terlihat memesona saat dahi itu berkerut karena ulahnya. Mata yang bahkan setiap saat menatapnya dengan tatapan mesum dan menggoda. Hidung mancung yang selalu menghembuskan nafas hangat yang membuat tubuhnya meremang saat nafas hangat itu dengan sengaja mengenai kulit lehernya. Dan jangan lupakan bibir tipis namun sangat seksi itu yang selalu dengan tak berdosanya mencuri ciuman di bibirnya dan bahkan bibir itu yang membuatnya mengerang saat benda itu melumat dan memberikan sensasi nikmat yang membuat seluruh tubuhnya mendamba.
Tak jauh berbeda dengan Mario yang saat ini sedang memandang bibir penuh Alyssa yang entah kenapa selalu menggodanya. Bahkan bibir itu telah menjadi candu baginya, hingga akan membuatnya mungkin gila jika sehari saja tidak mencicipinya.
Perlahan namun pasti, Mario mendekati wajah Alyssa mencoba mempertipis jarak hingga akhirnya tak membutuhkan waktu lama Mario menempelkan bibirnya dengan bibir manis itu. Melihat respon Alyssa hanya diam dan tak juga menolak, Mario mulai melumat lembut bibir Alyssa, melumat bagian atas dan bawah secara bergantian.
"Ahhhh..." Alyssa mendesah saat kenikmatan itu tak lagi bisa ia tahan. Lumatan lembut Mario benar-benar membuatnya tidak tahan untuk tidak mendesah. Bagaikan sebuah alarm Mario semakin meningkatkan lumatannya. Yang awalnya hanya lumatan lembut, kini berubah menjadi lumatan-lumatan yang lebih menuntut.
Mario memberikan gigitan-gigitan kecil untuk menggoda Alyssa agar membuka mulutnya sehingga ia bisa lebih leluasa untuk mengeksplor seluruh bagian Alyssa. Entah dorongan darimana Alyssa membuka aksesnya saat mengetahui Mario mencoba memperdalam ciuman.
"Shitttt, brengsek kau Alyssa! Kau sungguh membuat ku seperti pria yang baru pertama kali melakukannya. Ini benar-benar nikmat" batin Mario menggeram.
Seakan tak puas Mario mendorong tengkuk Alyssa untuk memperdalam ciuman. Tangan Alyssa pun tak tinggal diam, entah bagaimana tangan mungil Alyssa kini beranjak membelai dada bidang Mario yang hanya terlapisi kemeja yang saat ini Mario kenakan. Mario mengerang saat merasakan tangan lembut Alyssa membelai dadanya.
Shitttt, ia butuh Alyssa saat ini. Sungguh, ia tidak akan mungkin rela untuk menyudahinya.
"Cklekk"
"Al, di luar ada Man-"
"Uppsss"
"Mommy??"
💕Siskahaling
Hening, empat orang yang saat ini duduk saling berhadapan di meja makan tak ada yang membuka suara. Manda dan Gina kini tengah menatap Mario dan Alyssa yang kini memasang ekspresi yang berbeda. Alyssa, wanita itu tengah menunduk malu dengan beberapa kali gumaman tak jelas ke luar dari bibirnya, sedangkan Mario, pria itu bahkan terlihat santai, duduk bersandar di kursi meja makan dan melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap dua wanita yang berumur sudah setengah abad itu.
"Seminggu lagi pernikahan kalian" ucap Gina memecah kesunyian.
"Whatttt" Alyssa memekik tak percaya saat mendengar satu kalimat itu keluar dari bibir Manda. Yang benar saja, minggu depan yang itu berarti tujuh hari dari sekarang.
TUJUH HARI. Apa ini lucu untuk menjadi bahan lelucon
"Mommy gak terima penolakan apapun dari kalian, mommy hampir gila melihat adegan panas yang baru saja kalian lakukan" ucap Gina menambahi ucapan Manda.
"Mom, pleasse jangan-"
"Oke" potong Mario tak membiarkan Alyssa memprotesnya. Alyssa menatap tajam Mario saat ini, bagaimana mungkin Mario menerima begitu saja acara pernikahan yang bahkan hanya tinggal menghitung hari.
"Mom, bahkan-"
"Mario sudah setuju begitu pun dengan mommy dan Manda. Tidak ada penolakan Alyssa, minggu depan acara pernikahan kalian dan untuk masalah gaun pengantin, gedung dan sebagainya biar itu menjadi urusan mommy dan Manda"
Telak!! Ia tahu Gina tidak main-main dengan ucapannya saat ini. Ini semua gara-gara kebodohannya yang dengan mudah terbawa suasana yang Mario ciptakan. Andai saja Gina tidak melihat adegan sialan itu pasti semua ini tidak akan menjadi seperti ini. Tidak salah lagi ini semua gara-gara si mesum brengsek yang saat ini duduk santai di sampingnya.
"Kalian berdua apa hanya ingin membicarakan ini saja? Ck, kalian sangat menggangu, sungguh" ucap Mario dengan wajah kesalnya. Sedetik kemudian Mario mendorong kursinya ke belakang lalu berdiri hendak meninggalkan meja makan, namun sebelum beranjak dari sana Mario sudah menggendong Alyssa secara bridal dan membawanya kembali ke kamar.
"Yakkkkk!!!! Apa yang kau lakukan!!! Turunkan aku berengsek!!!"
Seakan telah menulikan telinganya Mario tidak menggubris teriakan Alyssa yang kini sedang meronta-ronta di gendongannya.
"Jangan kau lakukan sebelum Alyssa menjadi istri mu Mario!!!" teriak Manda melihat Mario kini sudah berada di tengah-tengah tangga.
"Aku tidak bisa berjanji untuk hal itu" jawab Mario lalu menghilang dari pandangan Gina dan Manda. Keduanya hanya menggeleng melihat kelakuan Mario.
"Mama pastikan tidak ada yang namanya pernikahan jika kau melakukan sebelum waktunya!!" Teriak Manda lebih keras agar Mario bisa mendengarnya.
"Kau sungguh menyebalkan, Ma" Gina terkekeh ketika mendengar teriakan Mario untuk Manda.
"Mario benar-benar duplikat seorang Zeth Calvert, Man"
"Semaunya sendiri, keras kepala, dan mesum" ucap Manda menyebutkan satu-satu sikap Zeth yang ternyata memang semuanya ada di dalam diri seorang Mario sekarang.
"Tepat sekali" Gina menatap Manda yang saat ini juga sedang menatapnya.
"Dan karena kemesuman seorang Mario kita tidak perlu mencari alasan lagi untuk mempercepat acara pernikahan mereka" ucap Gina, Manda mengangguk membenarkan.
"Dan aku yakin tak membutuhkan waktu lama untuk mereka berdua memberikan kita cucu nantinya" tambah Manda, lalu keduanya tertawa bersama.
"Semoga saja, aku juga sudah tidak sabar membayangkan putera-puteri kita besama" ucap Gina menambahkan.
"Setidaknya, aku bisa tenang karena Mario adalah orang yang tepat untuk menjaga Alyssa"
"Kau tenang saja, Gina" Manda mengusap bahu Gina menengkan. Manda mengerti bagaimana perasaan sahabatnya itu sekarang.
"Kau bisa mempercayakan itu pada putera ku. Aku yakin Mario bisa melakukan hal terbaik untuk kebahagian Alyssa"
"Kau benar, terimakasih Manda"
Lalu keduanya tersenyum bersama.