Written by : Siska Friestiani
LoCC @ 2014
Re-publish Web Novel : 20 September 2020
💕Siskahaling
Alyssa mengerjapkan matanya mencoba menghalau cahaya matahari yang mengintip dibalik celah gorden yang terbuka. Amber itu mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya terbuka dengan sempurna.
Pusing, mungkin satu kata yang itu yang bisa Alyssa katakan saat ini. tangannya pun memijat pelipis mencoba menghilangkan rasa pusing di kepalanya. Seketika Alyssa mendesis kesal saat di nakas hanya menyisahkan gelas kosong tanpa isinya. Oh ayolah bisakah hari ini tidak ada yang mengajaknya bercanda? Ia benar-benar haus sekarang dan apa ia harus ke dapur dengan kepala berdenyut seperti ini?
Dengan kesal Alyssa menyibakkan selimut biru mudanya dan mencoba beranjak dengan kepalanya yang semakin berdenyut. Dengan langkah tertatih Alyssa mencoba menggapai apa saja yang dapat membantunya untuk menompang berat tubuhnya.
Alyssa mengerenyit saat mendengar suara gaduh di dapurnya, seingat Alyssa tidak ada yang membuat onar di dapur selain Gina, dan hari ini hari Sabtu, bukan jadwal Mama-nya untuk bereksperimen di dapur apartemen miliknya. Memang setiap hari Minggu Gina menyempatkan untuk mengunjungi anak perempuannya dan memasakkan masakan kesukaan Alyssa jika Alyssa sedang memilih untuk tinggal di apartemen.
Alyssa kembali mengerenyit saat menemukan Gina tengah berkutat dengan alat dapur miliknya. Bahkan ini masih hari Rabu dan Mamanya sudah bereksperimen di dapur. Apakah ia salah mengingat hari?
"Mommy?" Gina membalikkan tubuhnya mendengar suara Alyssa yang kini tengah berdiri di pintu dapur menatapnya penuh tanya.
"Kau sudah bangun sayang?" Gina kembali dengan masakannya yang ternyata sudah matang dan meletakkan sup ayam ke dalam mangkok kristal mahal itu.
Tak menjawab Alyssa melangkah mendekati meja makan dan mendaratkan tubuh lelahnya di salah satu kursi meja makan.
"Apakah hari ini hari Minggu? Satahu ku ini masih hari Rabu, Mom" Gina menolehkan kapalanya sejenak melihat Alyssa yang kini tengah memijat pelipisnya, Gina tersenyum sebelum akhirnya membawa mangkok kristal berisi sup ayam itu ke meja makan.
"Mario yang menyuruh Mommy untuk kemari" Alyssa lagi-lagi mengerenyit mendengar nama Mario. Buat apa pula pria itu menyuruh Mama-nya kemari?
Gina meletakkan mangkok berisi sup itu di meja makan, lalu duduk di kursi yang bersebrangan dengan kursi Alyssa. Aroma khas rempah- rempah pun sudah menggoda Alyssa untuk segera mencicipinya namun rasa penasarannya membuat Alyssa tidak langsung menyantap sup lezat itu.
"Mario bilang kau sedang sakit, dan dia menyuruh Mommy untuk menjagamu selagi ia mengambil pakaian ganti" Gina mendekatkan mangkok itu kepada Alyssa.
"Makanlah" Alyssa mengangguk lalu menyuapkan sesendok sup ke dalam mulutnya.
"Kau butuh istirahat sayang, bisakah untuk mengambil waktu liburmu. Jangan terlalu memaksakan tubuhmu, tubuhmu juga perlu istirahat"
Gina menatap saja anak perempuannya yang kini tengah menyantap sup buatannya. Jujur Gina ingin menangis melihat wajah lelah dan pucat anaknya saat ini.
Alyssa berdeham "Aku tak papa Mom, hanya sedikit pusing. Dan... baiklah aku akan mengambil waktu liburku hari ini dan besok" Gina tersenyum membuat Alyssa ikut tersenyum melihatnya.
"Mario menjagamu semalaman" Gina tersenyum lebar saat mengatakannya. Membuat Alyssa tak jadi memasukkan sup ke dalam mulutnya.
"Dari mana kau mengetahuinya, Mom?" tanya Alyssa, bahkan ia sendiri tak pernah tau jika Mario menjaganya.
"Bukankah itu terdengar manis?" tak menghiraukan pertanyaan Alyssa, Gina kembali tersenyum menatap Alyssa yang kini kembali menyantap supnya.
"Kau terlalu memujinya Mom" Alyssa berdecak tak suka.
"Mom memuji calon menantu Mommy, apa itu salah?" Gina menuangkan air minum lalu menyerahkannya kepada Alyssa.
"Ya ya ya, terserah Mommy saja" Alyssa kembali menyantap makanannya.
"Kau sudah bangun sayang?"
Alyssa mendongak saat merasakan kecupan di puncak kepalanya dan menemukan Mario yang kini sedang berdiri di sampingnya dengan tangan yang merangkul bahunya. Cishh, sejak kapan pula pria bar-bar ini datang? Dan, apa yang barusan ia lakukan? Mengecup puncak kepalanya? Jika tubuhnya sehat ia pastikan ia sudah menyeleding kepala pria menyebalkan ini.
"Kau sudah datang Mario?" Gina tersenyum menatap calon menantunya yang kini sudah terduduk manis di samping Alyssa. bahkan Mario pria kedua setelah Oliver yang berani bertingkah sesuka hati kepada Alyssa.
"Ingin sarapan juga? Biar Mommy ambilkan" tawar Gina, Mario menggeleng.
"Tak perlu Mom, aku sudah sarapan tadi"
Pencitraan.
Alyssa tersenyum miring mendengar pembicaraan Mario dengan Gina. Dan apa? Mommy? Sejak kapan pria ini memanggil Mama-nya dengan sebutan Mommy. Dan ditambah sikap sok manis Mario yang membuat Alyssa mual mendengarnya.
"Baiklah, Mommy pulang dulu. Mommy titip, Alyssa Mario" Gina berdiri mendekati Alyssa dan mengecup puncak kepala Alyssa. Mario tersenyum lalu mengangguk.
"Kau bisa mempercayakan itu padaku Mom" Gina tersenyum mendengarnya.
"Jaga diri baik-baik sayang, dan ingat ambil waktu liburmu untuk dua hari kedepan, mengerti" ingat Gina
"Aku mengerti Mom dan kau tak perlu mengingatkannya kembali padaku"
"Kau terlalu keras kepala sayang"
"Dan itu semua juga sifatmu Mommy-ku tersayang"
"Baiklah, Mommy tak bisa lama-lama berdebat dengan sifat keras kepala mu itu. Mommy pulang dan ingat jaga kesehatanmu, Al!" Alyssa kembali mengangguk.
"Mario, Mommy titip wanita keras kepala ini padamu" Mario mengangguk.
"Aku akan menjaga wanita keras kepala ini Mom, kau bisa percayakan itu padaku" jawab Mario membuat Alyssa mencibir sinis.
Hey, bahkan bukan hanya dia yang keras kepala, dua orang yang saat ini bersamanya pun sama-sama keras kepala. Dan sekarang hanya tinggal ia sendiri melawan pria sinting yang akan membuatnya gila nantinya.
Chuppp
"Kauuuuu!!!" Alyssa menggantungkan ucapannya.
"Berhenti bertingkah sesukamu" bentak Alyssa frustasi melihat tingkah Mario yang benar-benar membuatnya hampir gila. Untung saja ia masih waras untuk tidak melempar mangkok kristal mahalnya ke wajah pria menyebalkan ini.
"Jangan salahkan aku, salahkan wajah dan bibirmu itu yang selalu minta kucium" jawab Mario yang semakin membuat Alyssa geram.
"Memang kau saja yang mesum, sialan!" emosi Alyssa sedangkan Mario terkekeh.
"Dan sayangnya aku mesum hanya padamu, Hon" Mario semakin mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Alyssa mencoba mencari wangi vanilla yang ia sukai dari tubuh mungil wanitanya. dan memang apa yang ia katakan itu benar adanya, ia sangat sulit menahan gairahnya saat bersama Alyssa dan ini jarang ia rasakan dengan wanita-wanita satu malamnya.
"Menyingkir atau aku bersumpah kau tak pernah lagi bertemu dengan ku Mario" Desis Alyssa dan membuat Mario seketika itu menghentikan aksinya. Mario tau saat ini Alyssa tidak main-main dengan ucapannya.
"Kau mengganggu kesenanganku Hon" Mario memasang wajah kesal andalan miliknya. Dan harus kalian tahu, itu hanya ia tunjukkan kepada dua wanita di dalam hidupnya. Manda dan Alyssa.
"Lakukanlah jika kau tidak ingin bertemu denganku lagi"
"Baiklah, aku mengalah untuk saat ini" pasrah Mario walaupun sebenarnya, ia ingin sekali merasakan bibir manis milik wanitanya itu.