Chapter 4 - Kecupan

Written by : Siska Friestiani

Title : Cinta Kontrak Kerjasama

Instagram : Siskahaling

*Siskahaling*

"Anda baik-baik saja, Miss?"

Mike melirik Alyssa yang kini tengah bersandar dengan mata terpejam dan napas yang sedikit terengah melalu spion bagian depan mobil. Selalu seperti ini, Alyssa akan bereaksi seperti ini ketika sudah berada di dalam mobil. Lebih tepatnya, tubuhnya akan bereaksi seperti ini sejak kecelakaan yang pernah terjadi dua tahun silam.

Mike membuka pintu mobilnya membawa sebotol minum yang selalu ia sediakan di mobil lalu dengan cekatan langsung membuka pintu mobil bagian Alyssa.

"Maaf, Miss" ucap Mike sebelum akhirnya menyelusupkan lengannya menuju leher Alyssa dan menarik pelan bagian di sana agar Alyssa tidak sepenuhnya bersandar di kursi mobil.

"Minum?" tawar Mike yang dijawab anggukan kepala oleh Alyssa dan Mike pun segera membantu Alyssa untuk minum.

Keadaan seperti ini tidak berlangsung lama. Alyssa hanya butuh menenangkan diri dengan mensugestikan bahwa ia tidak apa-apa.

Mike melepaskan lengannya yang tadi menjadi sandaran Alyssa setelah memastikan kondisi Alyssa sudah kembali normal dan napasnya sudah kembali teratur. Boss-nya ini, walaupun terlihat begitu menakutkan tapi tidak banyak yang tahu jika ada banyak ketakutan yang tersimpan di dalam tubuh wanita ini.

"Lebih baik, Miss?"

"Ya. Thankyou, Mike" jawab Alyssa lalu memberi isyarat kepada Mike jika ia ingin keluar.

Mike memundurkan tubuhnya memberi space untuk Alyssa keluar. Tangan kanannya pun ulurkan, melindungi kepala Alyssa ketika wanita itu keluar dari mobil.

"Mari, Miss. Mr. Calvert sudah menunggu Anda"

_Siskahaling_

"Selamat datang, Ms. Clovist"

Seorang pelayan wanita dengan sigap menarikkan kursi untuk ia duduki. Sedangkan satu pelayan lagi berdiri di belakang kursi Mario. Tentu saja ini salah satu ruang VVIP yang disediakan oleh Orfeo Restaurant yang menjadi pilihan para pebisnis saat ingin melakukan rapat secara santai. Karena memang restaurant ini menyediakan meeting room sebagai fasilitas yang mereka berikan.

Dua pelayan wanita tadi mendekat, siap melayani Mario dan Alyssa sebagai pelanggan yang tentu saja menjadi list pertama yang harus mereka layani dengan baik saat ini.

"Kau ingin memesan apa, Ms. Clovist? Ah, atau aku harus memanggilmu Claresta?" ucap Mario mengedipkan matanya menggoda wanita yang kini memutar bola matanya malas.

Alyssa tidak terlalu terkejut ketika mendengar sapaan Mario yang akhirnya mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Tentu saja pria itu sudah mencari tau semua informasi tentang dirinya menggunakan uang yang pria itu miliki.

"Salt Roasted Beet Salad"

"Samakan saja. Dan dua House White Riesling"

"Aku tidak minum" sela Alyssa cepat dan menatap Mario tak suka begitu mendengar Mario memesan salah satu jenis White Wine yang menjadi salah satu menu disana.

"Hanya segelas, kau tidak akan mabuk Alyssa"

Ahh, ada yang berbeda di sini. Mario bahkan sudah membuang nada formalnya ketika berbicara dengan Alyssa.

"Tetap saja aku tidak mau" ucap Alyssa lalu menutup buku menu dan kini menatap dua pelayan yang masih setia berdiri disampingnya.

"Penuhi apa yang pria ini pesan. Dan berikan aku minuman non-alkohol yang kalian sediakan"

Sang pelayan spontan mengangguk lalu beranjak meninggalkan keduanya .

"Senang bertemu denganmu lagi Alyssa" ucap Mario membuka suara.

Alyssa tersenyum tipis sebagai bentuk menghargai sapaan basa-basi yang baru saja dilayangkan oleh Mario.

"Begitupun dengan saya, Sir, semoga kita bisa menjalankan kerjasama seperti yang kita inginkan"

Mati-matian Alyssa menahan mulutnya untuk mengumpat saat Mario tak berhenti menatapnya dengan senyum bajingan yang membuatnya mual.

'Kau hanya akan membuat pipi mu pegal bajingan' umpat Alyssa dalam hati.

"Ahh, benarkah? Kau senang bertemu denganku lagi?"

Okey, Al. Sepertinya kau tadi salah bicara.

"Dan mengenai kerjasama. Tentu saja aku sangat berharap hal itu akan terjadi di perusahaan kita."

Alyssa ingin sekali mencongkel mata pria yang ada dihadapannya saat ini karena sedari tadi tidak berhenti menatapnya. Jenis pria brengsek memang. Tidak perlu ia harus menebak sudah berapa wanita yang Mario bawa keranjangnya.

Pelayan datang membawakan pesanan dan membuyarkan semua lamunan buruk Alyssa tentang Mario.

Mario memberi senyum lalu mengedipkan matanya seolah berterima kasih kepada pelayan wanita yang baru saja mengantarkan makanan. Tentu saja hal sederhana tersebut membuat pipi pelayan itu memerah dan tersenyum kikuk hingga nyaris menumpahkan House White Riesling jika saja Mario tidak segera meraihnya.

'See, kau harus melihat ini Alyssa, jika pesona ku bahkan tidak pernah bisa di tolak oleh siapapun' batin Mario.

Tentu saja, Mario harus menyombongkan sedikit pesonanya di depan Alyssa. Untuk memberitahukan seberapa besar pesonanya berpengaruh kepada wanita.

"Jika kau berharap aku kagum dengan sikap sok tampanmu itu, maafkan aku, Sir. Kau gagal melakukannya" ucap Alyssa sembari tersenyum mengejek manatap Mario yang sedikit menegang di awal, namun detik berikutnya, pria itu sudah kembali rileks lalu terkekeh.

"Kau cemburu, Al?"

Alyssa melotot. Hell, fucking, bastard! Cemburu katanya? Demi planet bumi yang akan pindah ke mars tidak sedikitpun Alyssa berpikir akan cemburu dengan sosok yang ada di depannya saat ini.

Seriously guys? Pria brengsek plus bajingan seperti ini mana masuk ke dalam kriterianya.

Lalu sebenarnya seperti apa kriteriamu itu Al?

Sedangkan Mario gemas sendiri melihat ekspresi Alyssa yang tengah melotot menatapnya. Sial! Ingin sekali ia mendekap lalu meraup bibir yang, emm.... menggoda.

"Cemburu katamu?" Alyssa melipat tangannya di depan dada. Salt Roasted Beet Salad yang sudah tersaji di hadapannya pun tidak tersentuh sama sekali. Mood makannya hilang sudah.

"Well, kurangi tingkat kepercayaan dirimu, Sir" ucap Alyssa lalu membuka berkas kerjasama yang ia bawa.

"Saya sudah mempelajari beberapa hal mengenai syarat kerja sama yang anda ajukan. Dan ada beberapa point yang ingin saya tanyakan"

Mario menyuapkan Salt Roasted Beet Salad ke mulutnya namun tatapannya tidak lepas dari Alyssa. Hazel itu masih tertarik menatap lawan bicaranya.

"Santai Al, kau tidak memakan makananmu dulu? Aku masih banyak waktu untuk pertemuan kita kali ini"

Dengan begitu elegan, Mario meraih House White Riesling nya dan meminum dengan cara yang elegan pula.

Emm, sedikit terlihat seksi. Mungkin.

"Saya sudah mengganti beberapa hal yanh harus di rubah. Anda bisa mengeceknya kembali sebelum kita menyetujuinya" ucap Alyssa, tak memperdulikan ucapan Mario yang di luar pembahasan.

Pria ini benar-benar minta di mutilasi.

"Aku setuju" ucap Mario bahkan sama sekali belum membaca berkas yang Alyssa berikan.

Tersenyum, Mario meraih berkas lainnya yang berisi kontrak kerjasama lalu menandatanganinya.

Alyssa mengerutkan alis bingung. Beginikah cara pria ini menjalin kerjasama?

Bagaimana mungkin Mario langsung menandatanganinya bahkan belum membaca berkas perubahan yang ia berikan.

Dan Alyssa semakin bingung begitu Mario beranjak dari posisinya. Lalu berada di belakang kursinya.

"Semoga kerjasama kita berjalan sempurna Honey"

Cuppp

Alyssa menegang begitu merasakan kecupan ringan di ujung bibirnya. Tidak lama, tapi sungguh memberi efek pada tubuhnya.

Begitu Alyssa sadar dari keterkejutannya, Mario, pria itu sudah beranjak meninggalkannya.

'Satu sama sayang' batin Mario begitu puas melihat reaksi terkejut yang Alyssa berikan.

Dan Mario, sialnya ingin merasakan lebih dari pada ujung bibir yang terasa manis itu.