Chapter 4 - 4

Didepanku sekarang ada dua mesin Gacha yang tingginya lebih dari 20 meter dan diisi penuh dengan kapsul Gacha didalamnya, aku betranya-tanya berapa banya kapsul Gacha yang ada didalamnya? satu juta? sepuluh juta? atau bahkan lebih dari itu?

didepan masing-masing mesin Gacha ada papan bertuliskan [ABILITY] dan [WEAPON]. Aku bertanya-tanya apakah weapon itu hanya senjata atau dengan pelindung juga? atau bahkan kendaraan yang bisa menyerang seperti tank?

Yah tapi abaikan saja itu untuk nanti, karena aku membutuhkan kekuatan pribadi dan bukan alat, lagipula 'pedang yang luar biasapun hanya akan menjadi sebilah besi tajam jika dipakai oleh pemula.' itu kata-kata Mihawk dari One Piece dan itu benar.

Aku berjalan ke arah mesin Gacha [ABILITY] dan memutar mesinnya tanpa ragu.

*shrrk* *srhhk* *click* *duk*

Sebuah kapsul Gacha berwarna ungu keluar, aku bertanya-tanya apakah warna kapsul itu ada hubunganya dengan kekuatan dan kelangkaannya, jika ini adalah game, warna ungu biasanya terbaik kedua dari atas.

*chik*

Aku membuka kapsulnya dengan perlahan, saat aku membukanya tiba-tiba cahaya ungu melesat ke kepalaku yang membuatku terdiam beberapa detik karena ada banyak informasi baru didalam kepalaku, walaupun tidak sebanyak sebelumnya, aku tidak tahu mengapa, tetapi aku hanya merasa pusing dengan banyaknya informasi baru dikepalaku, aku bertanya-tanya apakah otaku sudah berkembang?

Aku menengok ke bawah kearah kapsul Gacha yang sudah dibuka dan didalamnya hanya ada secarik kertas putih yang digulung. Aku mengambil kertas itu dan membukanya, aku mungkin tahu apa yang ada didalamnya, karena aku sudah mendapat informasi tentang kemampuan yang kudapat dari cahaya ungu barusan, tapi tetap saja aku penasaran apakah ada tulisan lain selain nama kemampuan dikertas itu. Saat aku melihat tulisan dikertas itu, aku hanya dapat kecewa karena tidak ada tulisan apapun dikertas itu selain 'Haki Observasi'.

Itu benar, aku mendapatkan Haki Observasi dari One Piece, tetapi aku tidak mendapatkan langsung Haki Observasi justru aku malah mendapatkan metode pelatihan Haki Observasi, jadi sekarang masih belum ada perubahan padaku.

Tetap saja, Haki Observasi ini sangat cocok untuk menghindar dan kabur dari lawan yang kuat. Tiba-tiba saat aku memikirkan lebih banyak kegunaan dari Haki Observasi, layar biru transparan muncul didepanku.

[STATUS]

[ATK : 20

DEF :17

SPD : 9

VIT : 5

DEX : 26]

[TALENT:

FAST REGENERATION (290/1000)]

[SKILL:

HAKI OBSERVASI (0/1000)]

[POIN : 0P

"Apa ini? Statusku? Apa ini adalah seberapa kuat aku? aku ingin tahu, berapa banyak status yang dimiliki orang biasa dan berapa banya status yang dimiliki rank-S?"

[APAKAH ANDA INGIN KELUAR]

"Kenapa layar ini selalu muncul tiba-tiba? Tapi tentu saja aku ingin keluar, lagipula untuk apa aku berlama-lama disini. Sekarang aku jadi ingin tahu bagaimana kondisi tubuhku, yahh aku akan tahu saat aku keluar dari tempat ini." Saat aku mengatakan itu, aku tiba-tiba mengantuk dan jatuh tidur lagi.

Saat aku membuka mataku lagi, aku melihat ruangan yang familiar. "Kenapa aku bisa sampai dikamarku?"

"Nike, kau sudah bangun?" Ibuku duduk di samping tempat tidurku dengan ekspresi khawatir. 'Apa ini? Deja-vu? tidak, ini pernah terjadi di chapter 1.'

"Ibu, kenapa kau disini? Bukankah ibu seharusnya masih kerja?"

"Apa yang kau katakan? Jika ibu masih kerja, kau tidak akan sampai dirumah dan masih tergeletak di pinggir jalan."

"Kenapa bisa ibu tahu?"

"Apakah kamu pikir ibu tidak boleh tahu?"

"Bukan itu maksudnya..."

"Tadi ibu ditelepon oleh seseorang, dia mengatakan kalau kamu pingsan di jalan."

"Siapa yang menelepon ibu?"

"Dia seorang gadis, dia menjagamu sampai ibu datang, tapi dia langsung pergi, sebelum ibu mengucapkan terima kasih."

"Begitu...."

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Tidak ada."

Seharusnya aku tahu, jika aku pergi ke ruang undian kemungkunan besar aku akan pingsan atau dipindahkan ke sana. Untung saja aku pingsan, jika aku dipindahkan ke sana, aku pasti akan ditanyai polisi kenapa aku bisa menghilang tiba-tiba dan muncul lagi entah darimana saat sedang berjalan, apalagi tempatku pingsan tadi ada banyak orang berjalan, pasti akan jadi masalah jika banyak orang melihatku menghilang daripada pingsan.

"Kalau begitu ibu pergi dulu." ibu bangun dari kursinya dan mengambil tas yang dia taruh di meja.

"Kemana ibu mau pergi?"

"Kerja, ibu tadi menjemputmu saat ibu masih kerja, walaupun sudah izin tetapi ibu tidak mau gaji ibu dipotong."

"Walaupun sudah hampir jam 11 malam." Aku berkata pada ibuku sambil menunjuk ke arah jam dinding yang menunjukan 22:49.

"Ada apa dengan ekspresi itu? Ibu hanya tinggal beres-beres di restoran tempat ibu kerja."

"Jika maksud ibu menyapu, mengepel, mencuci piring, memunguti sampah, dan membuangnya setelah ibu melayani pelanggan dari jam 8 pagi dan hanya diberi istirahat 20 menit untuk makan dengan gaji pas-pasan itu mudah, aku takkan bilang apa-apa."

"..."

"Ibu, aku tahu ibu khawatir padaku tapi aku juga khawatir pada ibu, biarkan aku membantu ibu."

"Ibu tahu, tapi kali ini biarkan ibu bekerja dulu oke? Sebenetar saja."

"...."

"Kalau begitu, ibu jalan dulu."

"Hati-hati ibu."

"Ibu tahu, ibu takkan pingsan di tengah jalan."

*cklig*

Melihat punggung ibuku yang tipis dan rapuh harus menanggung beban yang amat berat, hatiku terasa sesak, rasanya seperti tenggelam dan tidak bisa bernapas.

"Aku sudah memutuskan bahwa aku akan menjadi kaya secepat yang kubisa." Pertanyaannya, apa pekerjaan dengan pendapatan tertinggi didunia? Jawabanya 'Hunter'.

Baiklah, sekarang aku sudah memutuskan kembali ke Dungeon, tapi tentu saja aku tidak bisa kembali sekarang karena aku masih lemah. Lalu, bagaimana cara menjadi kuat? tentu saja latihan.

-----

5 PM

"98...99...100!"

hah hah hah hah

Sekarang aku sudah melakukan Push-Up, Squat, Back-Up, Sit-Up, dan Pull-Up sebanyak 100 kali masing-masing, setelah ini aku akan berlari sejauh 10 KM, aku sudah melakukan ini sejak jam 3 PM karena aku masih ada kuliah pagi nanti. Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku masih berkuliah walaupun sudah memutuskan untuk menjadi Hunter, jawabanya sederhana, karena Hunter bukanlah pekerjaan yang stabil dan Hunter juga bukan pekerjaan yang dapat dilakukan sampai tua, batas umur Hunter adalah 45 tahun.

Kebanyakan Hunter mempunyai pekerjaan mereka sendiri selain menjadi hunter seperti Model, Artis, dan yang paling banyak adalah pengusaha.

----

Setelah lari 10 KM aku memegang koin sambil menutup mata, lalu melemparkannya setinggi mungkin dan mencoba menangkapnya. Ini adalah bagian dari latihan Haki Observasi, sebenarnya cara yang paling bagus adalah dengan bertarung sambil menutup mata. Aku terus mengulangi latihan menangkap koin ini sambil berjalan pulang, walaupun kebanyakan koinnya jatuh yang membuat perjalanan pulang semakin panjang karena harus memungut koin yang jatuh, tapi beberapa kali aku berhasil menangkap koinnya yang membuktikan bahwa Haki-ku berkembang walaupun dari 100 lemparan hanya 3 yang tertangkap.

Saat sampai di rumah aku tidak melihat ibuku, itu karena dia bekerja sebagai pengantar koran sekarang, setelah itu aku langsung mandi, menyiapkan sarapan untuk aku dan ibuku yang belum pulang, lalu pergi kuliah.

Tempat kuliahku adalah salah satu Universitas swasta terbaik se-jepang, aku mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di tempat ini, sayangnya aku tidak mendapat beasiswa penuh dari Universitas tapi aku bersyukur karena aku hanya harus membayar uang gedung. Sebenarnya, beasiswa penuh yang dikeluarkan oleh Universitas diambil oleh anak perempuan Nogi Hideki yang adalah CEO dari Nogi group sebagai salah satu konglomerat jepang, aku tidak tahu mengapa anak dari salah satu konglomerat jepang membutuhkan beasiswa, walaupun aku iri padanya tapi aku tidak membencinya karena beasiswa itu artinya dia lebih pantas mendapatkanya dariku.

Saat aku sampai gerbang, disini banyak mobil mewah memasuki kampusku, karena kampusku ini adalah Universitas yang dikhususkan untuk orang kaya dan konglomerat, bahkan selain aku, hanya ada tiga orang lagi yang hidup di keluarga biasa yang bisa masuk ke sini karena beasiswa. Mobil juga diperbolehkan masuk karena luas lahan Universitasku sangat besar yang bahkan banyak orang dari tahun ketiga tidak pernah tahu dimana letak tempat penampungan hewan liar, dan disetiap gedung besar pasti ada basment untuk parkir kendaraan.

Disini aku tidak punya teman, walaupun aku tidak pernah benar-benar punya teman selain Junichi itu, tapi setidaknya saat SMA aku punya beberapa orang yang mengobrol denganku, tetapi disini aku tidak punya siapapun.

Aku masuk ke ruang kelas bahasa inggris dan melihat bahwa orang-orang di ruang kelas mengabaikanku bahkan ada beberapa yang berbisik. aku mengabaikan mereka semua dan duduk di kursi kesayanganku yaitu pojok belakang, dan langsung membuka buku pelajaran agar tidak membuang-buang waktuku.

-----

Saat pelajaran sudah selesai, aku ingin pulang kerumah secepatnya, karena hari ini aku hanya ada satu pelajaran saja, tetapi tiba-tiba ada perempuan yang menarikku ke ruang kosong di dekat sini. Di dalam ruangan itu sudah ada empat orang menunggu dua perempuan dan dua laki-laki.

"Kenapa kalian membawaku ke sini?"

"Duduk disana." salah satu permpuan yang ada disana menyuruhku duduk di salah satu kursi paling depan. Saat aku duduk, perempuan itu berjalan ke arahku dengan membawa kotak yang agak besar, saat kotak itu ditaruh didepanku dan dibuka, aku tahu apa yang akan terjadi padaku.

"Diam disini dan jangan bergerak, aku ingin membuat konten untuk chanelku, kontenya nanti akan kunamai 'Bagaimana Cara Membuat Laki-laki Berpenampilan Perempuan Hanya Dengan Make-Up' bagaimana?"

"Aku tidak tahu harus menanggapi apa, tapi aku tidak suka."

"Aku tidak peduli jika kau tidak suka, aku hanya butuh kau diam disini, mengerti."

"Aku tahu, lagipula aku tidak punya pilihan."

"Itu benar, kau tidak punya pilihan, lagipula kau seharusnya tersanjung di make-up oleh tanganku sendiri menggunakan riasan mahal ini."

"Rina, kenapa kau terus ngobrol dengan sampah masyarakat ini, kita mulai saja langsung."

"Itu benar, Sena kau kesini juga, gabung dengan kita membuat videonya."

"Baik."

"Kalian para laki-laki, tolong bantu dengan merekam videonya."

"Baik." 2x

-----

Beberapa saat kemudian

Sudah lebih dari setengah jam aku di make-up dan ini masih belum selesai, tapi aku sudah terlihat seperti perempuan, walaupun aku benci diperlakukan seperti ini, aku tidak bisa berbuat apa-apa pada mereka. Mereka adalah anak-anak dari pilar ekonomi jepang, sedangkan aku adalah anak dari keluarga miskin, jika mereka mau, mereka dapat membunuh ibuku tanpa hukuman atau konsekuensi apapun, sedangkan jika aku memukuli mereka, aku bisa dipenjara sampai puluhan tahun.

*cklig*

Pintu tiba-tiba terbuka dan perempuan berambut perak yang dikuncir dengan bentuk mirip cincin dengan mata biru langit dan bibir biru yang pasti menggunakan lipstik dengan kulit putih yang hampir pucat masuk ke ruangan dan melihatku sebetar, sebelum melihat grup yang sedang membuat video.

"Ruangan ini akan dipakai, jadi tolong keluar dulu untuk hari ini." Walaupun kata-katanya meminta, tetapi dia mengatakanya dengan nada memerintah.

"Ba-baik, Momobami-senpai." Dengan kata-kata dari perempuan ini, mereka yang tadinya mendominasi langsung didominasi.

Saat mereka semua sudah pergi, perempuan itu datang kearahku sambil tersenyum.

"Kenapa kau tersenyum?"

"Kau tahu, kau sangat cantik sekarang sampai akupun terpesona, bagaimana jika kau terus make-up seperti ini, tentu saja aku yang akan membelikanmu alat make-up."

"Tidak mungkin, aku benci diperlakukan seperti ini."

"Kenapa kau tidak melawan jika kau membencinya?"

"Aku tidak punya kekuatan sekarang."

"Itu benar, kau sangat lemah sekarang sampai-sampai kau diperlakukan seperti ini."

"Diam kau Kirari, kau pikir salah siapa sampai aku diperlakukan seperti ini?"

"Tentu saja itu salahmu, itu salahmu karena kau lemah." Perempuan ini adalah Momobami Kirari, dia adalah kepala keluarga Momobami sekarang, keluarga Momobami adalah keluarga konglomerat super kuat yang memiliki banyak cabang dan nama keluarga mereka selalu diakhiri '-bami' atau melahap dalam bahasa jepang.

"Jadi, ada apa kau repot-repot membantuku?"

"Tentu saja aku punya tujuan lain kesini selain membantumu, aku ingin kau datang ke rumahku jam 3 sore."