Chapter 5 - 5

Momobami Kirari adalah kepala keluarga konglomerat di Jepang yaitu Momobami (The hundred Devouring Family / Keluarga Memangsa Ratusan), keluarga Momobami adalah keluarga besar yang memiliki banyak cabang, walaupun dia masih muda tapi dia sangat hebat karena bisa mengendalikan keluarga sebesar itu.

Pertemuan pertamaku dengan Kirari adalah saat upacara masuk, dia bertanya kenapa orang sepertiku masuk ke universitas besar seperti ini, saat kujawab beasiswa dia langsung mengajaku berjudi dengan taruhan siapapun yang kalah harus patuh pada satu permintaan pemenang, dan aku kalah dalam pertandingan go dengan skor 42-40, tapi sampai sekarang pun dia belum pernah meminta apapun kepadaku.

-----

Aku pulang kerumah dan langsung mandi karena masih ada make-up diwajahku yang sangat tidak nyaman. Sekarang masih jam 9 PM karena aku hanya punya satu mata pelajaran hari ini, sekarang aku bermaksud melanjutkan mengerjakan novel 'Accel World' yang kutulis dari light novel yang sangat terkenal di kehidupanku sebelumnya. Aku menulis novel karena aku butuh uang ,aku mempublishnya di website novel berbayar yang memberikan royalti pada penulisnya.

Saat aku sudah selesai menulis untuk hari ini, ternyata sudah jam 1 AM, aku langsung ke dapur untuk makan dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah keluarga Momobami. Aku mengenakan celana jins panjang dengan kaos putih polos ditambah jaket, jangan berharap apapun pada penampilanku, karena aku tidak punya cukup uang untuk membeli pakaian.

Saat ini aku dalam perjalanan ke rumah keluarga Momobami, karena rumahnya yang sangat jauh dari rumahku, aku terpaksa naik kereta.

Saat aku sampai di depan rumah keluarga Momobami, aku terdiam untuk beberapa saat karena rumah ini sangat besar, bahkan sejauh mata memandang aku hanya dapat melihat tembok rumah keluarga Momobami, gerbang rumah keluarga Momobami sudah terbuka sejak awal dan saat aku memasukinya aku dapat melihat bahwa rumah ini dibangun dengan gaya rumah jepang era meiji dan kelihatnanya sudah dibangun puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun karena walupun dirawat dengan baik, tapi kayu yang membuat rumah ini terkesan sangat tua yang menjadi tanda bahwa kayu itu sudah melewati masa yang sangat lama.

Saat aku sampai di depan pintu masuk rumahnya, aku melihat perempuan dengan tinggi rata-rata dan memiliki rambut violet tua dikuncir ponytail samping menganakan kimono ungu tua dengan motif lavender.

"Selamat siang Nikeda-san, nona Kirari sudah menunggu anda, silahkan ikuti saya." Perempuan itu lalu berbalik dan masuk ke dalam rumah. Tanpa ragu, aku mengikutinya masuk ke dalam rumah, setelah melewati beberapa lorong, dia akhirnya berhenti di depan ruangan tertentu.

"Nikeda-san, kita sudah sampai, tolong masuk." Setelah mengantarku dia langsung berbalik dan pergi.

"Baik."

Saat aku membuka pintu ruangannya, aku melihat Momobami Kirari mengenakan make-up yang biasa, hanya saja dia menggunakan kimono hitam dengan motif bunga, dilengkapi obi hijau muda. Dia sedang duduk sambil meminum teh, saat aku memsuki ruangan dia berbalik dan melihatku sambil tersenyum.

"Ohh, kau datang."

"Tentu saja, aku tidak berani berbuat macam-macam padamu."

"Kau masih saja penakut."

"Lalu bagaimana jika aku tidak datang."

"Aku akan menjemputmu."

"Haah, kalau begitu sebaiknya kutunggu saja dirumah, setidaknya aku tidak harus mengeluarkan uang untuk naik kereta."

"Kesampinkan itu, aku tidak memanggilmu kesini untuk mendengar kemiskinanmu, aku memanggilmu kesini karena suatu alasan."

"Apa itu?"

"Kau akan mengetahuinya nanti."

tok tok

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu."Kirari-sama, pertemuannya sudah siap."

Kirari memandangku dan tersenyum.

"Itu waktu yang tepat bukan? Ayo ikuti aku." Kirari membalikan badanya dan berjalan ke arah pintu di sebrang dari yang aku buka.

"Aku masih penasaran alasanmu membawaku kesini, bisa kau beritahu aku sekarang saja." Setelah beberapa saat berjalan sambil mengikutinya di belakangnya aku bertanya pada Kirari.

Kirari berhenti dari langkahnya dan berbalik melihatku. "Sebenarnya aku ingin memberitahumu nanti, tapi kurasa sekarang pun tidak masalah kurasa. Aku ingin kau menikahiku."

"...Apa?"

"Aku ingin kau menikahiku."

"Me-me-menikah? Apa maksudmu?" Aku tekejut dengan apa yang dia katakan dan wajahku langsung memerah, tentu saja jika perempuan cantik yang terkenal melamarmu, kau pasti akan begitu juga, apalagi aku yang sangat tidak populer dikalangan perempuan bahkan dikalangan teman sekelas sekalipun, aku tidak pernah dianggap ada selain nilaiku yang tinggi.

Kirari berbalik dan mulai berjalan lagi, aku mengikutinya sedekat mungkin agar aku bisa mendengar dengan jelas apa yang dia maksud.

"Itu benar, aku ingin kau menikahiku, tapi tidak sekarang."

"Apa maksudmu dengan itu?"

"Aku adalah kepala keluarga Momobami, sebagai kepala keluarga aku harus membuat keturunan untuk menjadi kepala keluarga selanjutnya."

"Kenapa aku?"

"Aku tahu kau adalah orang yang sangat berbakat tetapi dilahirkan dengan keluarga yang tidak dapat mengeluarkan bakatmu, oleh karena itu aku memilihmu."

"Bukanya masih banyak orang yang lebih berbakat dariku, kenapa kau memilihku?"

"Kau banyak tanya ya? Tapi aku akan menjawabnya, itu karena tidak banyak orang yang lebih berbakat darimu, kalaupun ada biasanya dia adalah orang sombong yang suka bermain-main, dan untuk alasan lainya itu karena aku dapat mengendalikanmu."

"Mengendalikanku? Apa maksudmu?"

"Kau sebenarnya mengerti kan?"

"Ya aku mengerti, tapi jangan pernah melakukannya atau kau akan menyesal seumur hidup karena menyentuh ibuku."

"Begitukah? Sebenarnya sudah lama aku ingin bertanya, apakah kau membenciku?"

"Aku tidak membencimu tapi aku juga tidak menyukaimu, itu karena aku menghormatimu karena suatu alasan dan kesal padamu karena alasan yang sama."

"Oh, apa alasanya?"

"Egois."

"Egois ya? Aku penasaran apa yang kau hormati dari keegoisanku, tapi aku tidak akan bertanya karena ada hal yang lebih penting untuk dibicarakan sekarang. Jadi, apa jawabanmu atas lamaran nona ini?" Kirari berhenti berjalan sekali lagi dan tanpa membalikan punggungnya dia melihat kearahku sambil tersenyum.

"Aku tidak punya pilihan bukan? Aku kalah dalam perjudian, jadi aku harus mematuhimu, tapi apa maksudmu tidak sekarang?"

"Itu tidak bisa dilakukan sekarang karena statusmu jauh dibawahku sekarang."

"Itu memang benar, menikahi orang yang statusnya berada di peringkat terbawah dalam masyarakat akan mempengaruhimu sebagai kepala keluarga.."

"Oleh karena itu, dalam 4 tahun kau harus menaikan statusmu menjadi sejajar denganku atau setidaknya dekat dengan statusku, tentu saja dengan kekuatanmu sendiri karena kau harus membuktikan kau layak menjadi suamiku, aku pastinya akan membantumu mengurus beberapa hal, bagaimana?"

"Aku sebenarnya punya rencana untuk menjadi kaya secepat mungkin, dan dengan bantuanmu itu akan mempermudahnya."

-----

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya kami sampai di depan ruangan tertentu, pintu ruangan ini tidak berbeda dengan yang lainya, hanya pintu kayu geser khas perumahan jepang.

"Tempat apa ini?" Aku penasaran karena pelayan yang tadi mengetuk pintu bilang akan ada pertemuan.

"Ini adalah ruang pertemuan dengan kepala cabang lainnya, ayo masuk." kirari mengatakannya begitu saja seolah-olah tidak ada yang salah.

"Apa? bukankah kau bilang aku harus menunggu selama 4 tahun?" Kenapa tiba-tiba aku harus menemui kepala keluarga cabang lain sekarang.

"Jangan jadi pengecut, ayo masuk."

"Tu-tunggu, kirari jangan menariku." Kirari menarik tanganku dan memasuki ruang pertemuan, tapi aku kaget dengan apa yang kulihat.

"Kirari, kau sudah sampai." tiba-tiba ada suara lelaki yanh sepertinya cukup tua yang keluar dari telepon yang ada di dalam ruangan, ruangan ini tidak ada orang lain selain aku dan kirari, sisanya adalah beberapa telepon tua yang ditaruh diatas beberapa meja secara melingkar.

"Ya, aku sudah sampai." kirari melihatku dan menaruh jari telunjuknya di depan mulutnya yang menyuruhku untuk diam dan mendengarkan saja.

"Kalau begitu, kita mulai saja langsung pertemuan keluarga ini, topiknya adalah memutuskan pernikahan Momobami Kirari."