Chapter 6 - 6

Sudah beberapa hari sejak aku pergi kerumah kirari, hari itu keluarga besar momobami memutuskan untuk menunggu selama 4 tahun lagi bagi kirari untuk memutuskan pasanganya sendiri, jika kirari tidak bisa menemukanya, maka pasangan kirari akab dipilih oleh kepala cabang lainya.

Setelah hari itu, kami memutuskan bertemu lagi untuk merencanakan lebih lanjut tentang bagaimana caranya aku bisa menaikan statusku. Dan hari ini adalah hari dimana kami janji bertemu.

Sekarang aku sedang duduk di restoran cepat saji, dan didepanku adalah kirari yang terlihat tersenyum sejak tadi.

"Kenapa kau tersenyum?"

"Hmm? Ah tidak, hanya saja aku tidak pernah datang ke tempat seperti ini, jadi aku agak excited dengan tempat ini."

"Heeh, aku tidak tahu kau punya sisi ini."

Ini agak aneh melihat kirari tersenyum murni seperti anak kecil dan terlihat sangat imut, karena biasanya dia bertingkah dingin, bermartabat, dan memerintah.

"Diamlah, lagipula ada alasan yang lebih penting tentang mengapa kita disini. Jadi bagaimana dengan rencanamu, menaikan statusmu?"

"Hmm, aku masih memikirkanya tapi kupikir pertama-tama aku harus membuat namaku dikenal oleh banyak orang."

"Itu benar, untuk memiliki status tinggi punya beberapa cara, salah satunya dengan dukebal dan diakui oleh banyak orang, lalu bagaimana kau mencapainya?"

"Dengan menjadi Hunter atau Patrol, menurutmu mana yang lebih baik?"

"Hmm? Kupikir jika kau menginginkan murni pengakuan orang-orang maka Patrol, tapi karena kau menginginkan uang juga maka jawabanya dungeon."

"Aku juga berpikir seperti itu, tapi sekarang aku tidak mempunyai banyak kekuatan dalam diriku, pertama aku perlu berlatih."

"Kalau begitu aku akan mencarikanmu pelatih untukmu, oh dan juga jangan khawatir tentang biayanya, kau bisa meminjam dariku dulu, tentu saja dengan bunga."

"Bahkan dengan calon suamimupun kau masih pelit."

"Kau masih calon, lagipula bahkan jika kau suamiku, aku masih akan bersikap sama."

"Terserah."

-----

Sekarang aku berada di depan mansion bergaya jepang seperti rumah kirari, hanya saja ini lebih besar, tempat ini berada di pinggiran kota, aku disini karena inilah tempat pelatih yang ditunjuk kirari, mansion ini dihuni oleh sebuah klan besar dan cukup rahasia yaitu klan Kure.

"Shit!? kenapa harus kesini?"

Clab Kure adalah klan yang anggotanya kebanyakan berprofesi sebagai pembunuh yang terkenal di seliruh dunia karena kekuatanya klan ini juga memiliki beberapa master di beberapa cabang bela diri yaitu Karate, Kung-fu, Jiu-jutsu, Weapon, Muaythai, dan yang lainya. Masing-masing dari master tersebut di kenal sebaigai petarung terkuat dibidangnya, dan walaupun banyak dari mereka tidak memiliki talent, mereka semua masih sangat kuat bahkan bisa sebanding dengan kekuatan hunter rank-s.

Saat aku menginjakan kakiku di dalam dojo, aku melihat orang tua ubanan, pupil putih dan sklera hitam yang terbalik dari orang normal juga dengan tubuh yang terlihat kurus mengenakan yukata longgar dengan memperlihatkan dadanya yang tidak kurus sama sekali, justru sebaliknya dadanya terlihat sangat kekar, lelaki tua ini sedang melihatku dan tersenyum lebar.

"Hmmm.... Apakah kau Nikeda Hayashi, bocah yang dikirim putri kirari untuk berlatih disini."

"Ya tuan."

"Hohoho, begitukah? kalau begitu ikuti aku kedalam, akan kuperkenalkan orang yang akan melatihmu."

Setelah itu dia berjalan masuk ke pintu rumahnya dengan aku yang mengikutinya, setelah melewati beberapa lorong, kami sampai di bagian terbuka yang terlihat sangat luas dengan hanya beberapa pohon, dan seorang yang sedang duduk di teras.

Dia adalah perempuan dengan rambut pendek, tinggi rata-rata dan wajah mungil dan imut, kupikir dia seumuran denganku, dan tentu saja mata unik klan kure yaitu sklera hitam dan pupil putih.

"Fusui, aku membawakan tamu

Saat kakek tua ini memanggil, wanita yang disebut Fusui langsung menoleh kebelakang dan melihat kami.

"Kakek? Siapa dia?" Fusui memiringkan kepalanya karena tidak tahu kenapa orang tua ini membawaku (A/N Kenapa sih cewek yang miringin kepalanya pas lagi bingung itu KAWAIIII banget.)

"Mm? Bukanya sudah kuberitahu kalau dia akan berada dibawahmu?"

"Dibawahku? OH! Maksudmu dia yang ingin berlatih dengan kita atas ajakan nona Kirari?"

"Hohoho itu benar, dan dia akan berlatih bersamamu terlebih dulu."

"Begitu, Hei namaku Fusui Kure, siapa namamu?" Fusui bertanya sambil mengulurkun tanganya untuk jabat tangan.

"Halo namaku Nikeda Hayashi, kau bisa memanggilku Nike, senang bertemu denganmu."

"Hohoho kalau begitu aku akan pergi dulu, kau bisa menangani sisanya kan? Fusui?"

"Tentu." Setelah itu orang tua itu langsung pergi kedalam rumah, saat orang tua itu tidak terlihat lagi, kure langsung berjalan ke tengah area kosong itu.

"Nike, ikuti aku." Setelah diberitahu, aku langsung berjalan dibelakangnya.

"Pertama aku akan mengetes kekuatanmu terlebih dahulu, serang aku dari manapun yang kau mau dan bagaimana pun caranya." Setelah beberapa saat berjalan kami sampai di tengah area kosong ini dan dia berbalik menghadapku.

"Baik." Setelah itu aku langsung berlari dan memberikan pukulan lurus tetapi dihindari hanya dengan memiringkan kepalanya kesamping, setelah itu di langsung melemparkan tendangan ke arah perutku, dan aku langsung mundur tapi tetap terkena tendanganya.

"Lumayan untuk pemula, reaksimu tadi itu cukup bagus tapi tubuhmu tidak bisa mengikuti." Tentu saja reaksiku bagus, aku setiap hari berlatih Haki Observasi dan sekarang jika aku menutup mataku dan melemparkan koin setinggi mungkin, sekarang aku dapat menangkap 10 dari 100 lemparan.

"Ayo, serang aku lagi."

"Baik." Lalu aku berjalan perlahan mendekatinya dan saat aku berada 3 meter di depannya aku menunduk dan mengambil tanah dibawahku dan melemparkanya ke wajah Fusui, tanpa menundanya aku langsung melemparkan tinju dari tangan lainya, tapi pukulanku tidak mengenai apapun selain yanah yang kulempar barusan, tiba-tiba aku merasakan benturan kuat di pipiku kanku sampai aku terjatuh dan kepalaku membentur tanah.

"OUCH!?" Saat aku membuka mataku, aku dapa melihat Fusui berada disampingku sambil menunjukan senyumnya.

"Cukup bagus, taktik yang sangat bagus, aku tidak berpikir kau dapat memikirkan taktik licik dan kotor seperti itu." Dia mengulurkan tanganya untuk menariku dan berkomentar tentang taktikku.

"Apa-apaan dengan pukulan super kuat itu!?" Saat aku berdiri, aku langsung komplain tentang pukulan yang dapat menyebabkan amnesia atau bahkan gagar otak jika di pukul pada orang biasa.

"Tidak ada, aku hanya ingin melakukannya saja, anyway apakah kamu masih bisa bertarung." Dia mengatakannya seperti itu adalah hal biasa dan lumrah tanpa rasa bersalah sama sekali.

"Ya, aku masih bisa, lagipula talentku itu Fast Regeneration." Tanpa sengaja, aku mengucapkan sesuatu yang akan membuatku menyesal selama berlatih di klan kure ini.

"Heeh, Fast Regeneration ya? Itu talent yang sangat bagus." Fusui mengucapkan kata-kata itu dengan senyum diwajahnya yang terlihat sangat menyeramkan bagiku.