Mental Dirga sempat down sesaat, berubah menjadi pendiam kala ibunya meninggal dunia. Namun dorongan dari Adinata mampu membuat Dirga bangkit serta berubah menjadi anak yang lebih bertanggung jawab mengemban tugas mengelola perkebunan teh menjadi lebih maju.
Adinata melirik sekilas seorang perempuan yang duduk bersama ibunya di sudut kursi besi memanjang. Gadis berperawakan tubuh kecil dengan rambut bergelombang tergerai indah memanjang di punggungnya. Gadis itu tampak menangis terisak dengan mata dan hidung memerah.
Adinata sadar gadis itulah yang sempat mereka bahas beberapa waktu yang lalu. Gadis itu memang cantik pantas saja jika putranya terpikat.
Pintu ruangan operasi akhirnya terbuka semua berdiri menghampiri seorang dokter berpakaian serba hijau yang keluar dari ruangan.
"Bagaimana keadaan anak saya dok?"