"Ayolah Dirga. Aku sudah membelinya. Sayang saja jika tak ada yang menempati. Jika kau memang merasa sungkan anggap saja jika kau sedang menyewa. Beres kan?" Dirga berpikier sejenak.
"Baiklah. Aku akan menerimanya. Tapi aku akan membayar sewanya."
"Oke. Kalau itu membuatmu nyaman." Keduanya sepakat dan toss bersama.
Arya memang merasa jika Dirga adalah orang yang selalu bisa di andalkan. Syukurlah takdir mempertemukannya dengan Dirga. Dan menjadikannya sahabat yang baik.
"Apa kau tak ada niatan untuk mengajak adik perempuanmu bergabung dalam perusahaan? Minimal dia bisa berlajar tentang bisnis dan mengelola pabrik."
"Entah lah, Dinar kuliah di jurusan bahasa. Sebenarnya cita citanya ingin menjadi dosen."
"Sebenarnya sayang sekali karna adikmu itu masih bisa produktif jika di asah."
