sudah hampir tengah malam , Gwen masih berkutik dengan komputer kerja nya menyelesaikan beberapa kerjaan yang tertunda. Tepat di sebrang nya Tama memperhatikan sekertaris nya dengan sangat serius, sambil sesekali memperhatikan ponsel nya dan tersenyum layak nya seseorang gadis yang sedang jatuh cinta. melihat Bos nya seperti itu Gwen mencoba untuk negosiasi.
Gwen " Tuan, bukan kah lebih baik kau membantu ku ? " keluh nya
Tama " Itu baru setengah dari yang pernah aku kerja kan dulu , kenapa sudah mengeluh saja "
sungguh memang Bos gila , aku harus lembur setiap hari hanya karna aku mengetahui rahasia nya, bisa-bisa nya dia mengancam ku mengunakan pekerjaan.
Tama " Baiklah yang ini sudah kelar, ayo kita pulang." Tama mengecek email yang baru saja di kirim Gwen ke komputer nya,
akhirnya... mau mati aku rasanya, gumam nya
semenjak kejadian yang tak terduga itu, Gwen di perintah kan untuk tinggal bersama nya. dengan alasan agar dia dapat memantau setiap gerakan Gwen, Rumah yang megah itu hanya memiliki satu pelayan , Sorang wanita paruh baya yang sering di panggil bibi oleh tuan nya.
Bibi Sun " Ahh, Nona Gwen apa kau sudah makan ? aku sudah memasak daging hari ini " bibi sun langsung menghampiri Gwen saat turun ke dapur,
Gwen " emmm , bibi kau sangat perhatian "
Bibi Sun hanya tersenyum dan menyajikan Daging panggang yang sangat harum di meja,
Gwen " Bibi Sun dimana tuan Tama ? "
Bibi sun " Tuan sedang bersama dengan teman nya Tuan Chai, nona " Bahkan orang ini tak tau bahwa yang datang itu adalah kekasih Tuan nya .
Chai " Apakah kau akan berpaling dari ku tuan ?" wajah nya terlihat mungil, putih dan bersih . bahkan aroma bunga segar terpancar dari tubuh nya Chai si artis yang baru berusia 18 tahun menjadi sorotan publik berkat pencapaiannya dalam akting nya di sebuah film besar. Chai juga termasud junior nya Tama di sebuah Gym , berkat pertemuan mereka di sana Chai dan Tama menjalin hubungan terlarang hingga kini.
Tama " Apa kau takut , manis " tangan nya membelai sangat lembut si manis dengan sangat hati hati
Chai " Bisa di bilang iya, kau tak pernah mengajak siapapun ke sini bahkan sampai tinggal di rumah ini kecuali aku "
Tama " Dia hanya seorang bawahan " Tama mengecup bibir si manis dengan sangat lembut.
Chai " Emmm "
Tama " Jika orangtua ku tau apa yang aku perbuat , aku hanya akan membuat mereka terluka dan mencemar kan nama besar mereka, sabar lah untuk tetap seperti ini, lagi pula karir mu akan hancur jika publik dan masyarakat tahu " malam yang panjang mereka lewati berdua setiap hari,
sementara di ruangan yang lain Gwen sedang begadang mengerjakan tugas kantor yang semakin hari makin banyak. Di sela waktu nya Gwen terus terbayang kejadian itu, terbayang CEO tampan itu duduk memangku seorang laki laki yang bahkan tak bisa ku percaya seorang artis muda yang karir nya sedang memucak, adegan saat mereka berciuman benar benar membuat Gwen terkejut.
saat itu Gwen masih menjadi anak baru sebagai staff penanggung jawab yang hendak masuk kedalam untuk memberikan laporan harian, sial nya Tama tidak mengunci pintu untuk berjaga-jaga.
Gwen " Ahh.. maaf, aku sudah mengetuk berkali-kali . tapi tidak ada jawaban , aku akan kembali lagi nanti " Mereka tampak lebih terkejut dari Gwen.
mati aku, mereka sedang apa tadi.
Chai " Ah bagaimana ini seperti nya kita ketahuan "
Tama " Bereskan dulu baju mu, aku yang akan mengurus nya, dan pulang lah lebih awal nanti " Tama segera menelpon sekertaris Kim untuk memerintah kan Gwen agar segera datang ke kantor nya.
Chai " Aku ada pemotretan hari ini, akan ku usahkan pulang cepat "
Gwen berpapasan dengan artis muda itu , tidak ada respon aneh dari dirinya seperti tidak terjadi apa-apa . Artis muda itu memang sangat menggemaskan untuk ukuran laki laki, astaga CEO ku yang terkenal sangat di kagumi kaum wanita bahkan slalu menjadi topik pembicaraan semua orang , dia ternyata gay .
Gwen " Tuan sungguh... aku.." Gwen gemetar saat sorot mata Tama begitu tajam ke arah nya.
Tama " Tolong rahasia kan ini, sebagai ganti nya aku akan menaikkan jabatan mu " tanpa basa basi Tama langsung ke inti pembicaraannya, Gwen langsung terdiam mencoba mengerti maksud dari Tuan nya.
setelah sekian detik, Gwen sadar ini seperti suapan untuk dirinya, lagi pula hanya tutup mulut bukan hal yang sulit,
Gwen " Apa ? Tuan "
Tama " Seperti nya gosip kinerja mu yang bagus adalah isu bohong , kau sangat lambat mencerna ucapan ku "
kau baru saja kepergok sekarang memper olok diriku .
Gwen " Maaf tuan seperti nya kau salah paham , aku hanya tak mengerti kenapa aku harus naik jabatan "
Tama " Agar aku bisa mengawasi mu, jadi lah sekertaris pribadi ku " Tama langsung bangkit dari tempat nya ,
Gwen " Apa ? lalu Pak kim , maksud ku sekertaris Kim " aku baru staff kecil, dan memang kemampuan ku tidak bisa di ragu kan tapi secepat ini, bisa bisa aku langsung memiliki musuh di perusahaan ini.
Tama " Kau tidak berhak protes , sekarang pindah kan barang-barang mu "
Gwen kembali pada kesadarannya ,
Apa nya yang naik jabatan, aku serasa menjadi tahanan sudah lembur di kantor di rumah pun aku lembur.
Setiap pagi Bibi Sun selalu membawa kan sarapan ke dalam kamar, mungkin itu sudah menjadi kebiasaanya melayani Tuan sehingga memperlakukan aku seperti Tuan nya juga.
Gwen " Bibi , apa Tuan Tama sudah bangun ? "
Bibi sun " Sudah nona, Tuan bilang dia akan menunggu di bawah " Bibi Sun merapihkan kamar ku, dan bergegas pergi.
sebenarnya bukan hal yang buruk juga tinggal di sini, aku sangat di layani di sini. Hanya saja Bos gila itu slalu mempersulit ku dalam pekerjaan,
Hari ini adalah jadwal rapat dengan para petinggi perusahaan , untuk membahas penggalangan dana korban bencana alam memalui konser besar.
Tama mengenakan stelan Jas klasik berwana putih susu, dengan dasi yang senada , kemeja hitam yang di kenakan nya menjadi pengontras warna baju yang di pakai nya, melihat nya yang begitu tampan siapa yang akan percaya kalo dia adalah seorang gay.
Bukan hanya para petinggi tapi direktur utama Nyonya Jiang juga turut hadir dengan suami nya , yang tak lain adalah orang tua CEO Tama.
mereka sangat di hormati dan di kagumi, bahkan jika melihat mereka bertiga duduk berdekatan seperti ini rasa nya aku melihat dewa yang memancarkan aura keharmonisan sebuah keluarga.
Karim " Semua sudah sepakat untuk konser besar ini, apalagi yang kurang Tuan ? " salah satu petinggi ingin mengakhiri rapat yang berjalan cepat ini, namun nampak nya Tuan Tama tidak terlihat begitu yakin pada keputusan akhir untuk tidak memasuk kan para model di acara ini.
Tama " Sebaiknya bertanya lah pada sekertaris ku, sebelum nya dia sempat memberi kan saran untuk memasukan para model sebagai penutup acara tapi aku kurang jelas dengan yang maksud oelh Sekertaris Gwen , jadi sekertaris Gwen bisa kah kau jelaskan di sini " Tama melontar kan sebuah umpan mematikan terhadap Gwen, benar-benar ingin menyiksa nya hari ini setiap kali teringat Gwen yang memergoki nya dengan Chai.
Bos gila ini, apa yang di maksud aku tak pernah memberi kan ide apapun terhadap acara ini , sementara itu para petinggi dan direktur utama langsung menoleh ke arah nya , terutama pandangan merendahkan dari beberapa petinggi seakan akan seorang yang hanya sekertaris berani berani nya mengajukan diri atas sebuah ide.
Nyonya Jiang " nona Gwen kenapa diam saja ? " nyonya Jiang menatap penuh keraguan, astaga Tuan kau sepertinya ingin membunuh ku ya
Gwen " emm, begini Nyonya Jiang, pertama tama aku ingin meminta ijin terlebih dahulu untuk berbicara, jika aku di ijin kan makan aku akan menjelaskan apa yang di maksud dengan CEO Tama " hah.. kau pikir aku diam saja di permalukan seperti ini.
Nyonya Jiang " Bicara lah nona Gwen, aku memberikan mu ijin "
Gwen " Baiklah nyonya, seperti yang di bicarakan CEO Tama, tentang penutup acara dengan para model . aku menyaran kan sebuah parade busana menggunakan model yang baru saja debut di perusahaan, dan seperti nya akan bagus jika kita menyelipkan aktor aktris baru di parade ini, bahkan jika boleh aku ingin CEO Tama menjadi penutup akhir sebagai bonus. tidak di ragukan lagi dengan wajah tampan nya serta usia muda sang CEO yang meraih pencapaian sukses menjadi sorotan publik, di lain sisi kita bisa sekaligus mempromosikan artis-artis kita , itu pun jika di ide ku di trima "
semua saling beradu pandang, terutama ekspresi Tuan Tama yang langsung berubah saat namanya di sebut, tapi yang paling memuaskan adalah saat kedua Direktur utama saling mengangguk kan kepala yang artinya mereka menyetujuin ide yang aku berikan.
Tuan Tua " Memang lulusan terbaik itu tidak di ragukan, ide mu sangat brilian Gwen, putra ku tak salah pilih menunjuk mu sebagai Sekertaris nya " ia meberikan senyum kemenangan terhadap ku,
sedangkan Tama hanya diam seakan umpan nya di mentah kan begitu saja oleh Gwen.
Tuan Tua " Apa kau setuju nak, "
Tama " Yah , itu bukan ide yang buruk, biar aku yang akan memilih para artis untuk menjadi model nya ibu " Tama hanya bisa pasrah di hadapan kedua orangtua nya, memang siapa lagi yang akan kau pilih model nya selain kekasih mu Bos gila.
Rapat pun berakhir dengan semestinya, sementara Bos gila ini masih mencoba menyiksa ku untuk menemani nya makan siang bersama nyonya Jiang dan Tua ,
memang wajar jika sekertaris pribadi selalu membuntut pada Bos nya , tapi keadaan ini sepertinya ini terlalu privasi, terutama topik pembicaraan mereka yang sedikit pribadi.
Tama " Ibu aku sudah bilang, akh belum mau menikah "
Nyonya Jiang " Anak ini, kau sudah sesukses ini di usia muda, apalagi yang ingin kau kejar " Nyonya Jiang hanya seorang ibu pada umum nya , terlebih Tama adalah anak (semata wayang) nya.
Tama " Bu, aku baru berusa 23 tahun, kenapa tidak meminta pada Kak Sesil untuk segera menikah, dia juga anak ibu kan secara tertulis "
Tuan Tua " Tama , Sesil itu hanya anak tertulis , jelas ibu dan ayah ingin cucu dari anak kandung nya sendiri " Tuan Tua pun ikut bersuara, acara makan siang semakin intim saja , aku yang orang luar saja tidak tau siapa itu Sesil.
Nyonya Jiang " Ibu hanya akan memberi mu waktu dalam 2 minggu ini, jika kau tak menuruti kemauan ibu mu satu-satu nya ini, maka hanya akan ada satu jalan, " Terdengar niat ancaman dari penyampaian nyonya Jiang , Tama pun hanya bisa menuduk menatap makanannya yang hampir dingin.
Tama " Aku bukan lagi anak kecil bu, "
Nyonya Jiang " Sudah cukup Tama, habis kan saja makanannya , oh ya , Gwen maaf jika kau harus terganggu dengan pembicaraan ini, tapi bisa kah kau membantu ku untuk mencari kan nya pasangan "....