Gwen hampir tersedak makanannya , Nyonga Jiang jangan lagi mempersulit ku. sudah cukup aku di persulit putra mu,
Gwen " Maaf Nyonya, aku hanya orang baru yang tak mengerti selera CEO Tama . bisa kah aku membuat pengecualian untuk yang satu ini "
Nyonya Jiang " Nona Gwen , hampir setiap saat kau slalu bersama dengan putra ku . ku pikir kalian sudah sangat akrab hingga acara makan siang seperti ini pun kau berada di sini " , ucapannya terlihat sangat natural namun sangat menohok di hati , terlihat maksud lain dari kalimat terakhir nya. Tama jelas tau apa yang di maksud kan oleh ucapan ibu nya hanya saja disini Gwen sangat lambat untuk mengerti maksud dari ucapan barusan.
Tama " Ibu ini tidak seperti yang ibu pikir kan, ayo sekertaris Gwen masih ada kerjaan yang belum selesai " Tama bergegas menghindar dari pembicaraan selanjut nya, Gwen hanya menurut seperti pengikut setia, menunduk memberi salam untuk pamit .
Mereka berlalu begitu saja, sementara kedua orangtua itu hanya tersenyum melihat tingkah anak nya yang masih saja dingin terhadap wanita.
Nyonya Jiang " Sayang, apa anak kita tidak terlihat aneh "
Tuan Tuan " Anak muda memang seperti itu sayang, seperti nya putra kita tidak ingin kita tahu " Tuan Tua meneguk segelas anggur yang sangat manis
Nyonya Jiang " Sun sudah melaporkan semua nya , dia bilang Tama lah yang mengajak sekertaris Gwen tinggal bersama nya, Tama juga berpesan untuk memperlakukan Gwen selayak nya Sun melayaninya, bukan kah itu aneh " Jiang tidak pernah sekali pun melihat putra nya dekat dengan wanita, apalagi mengajak wanita tinggal bersama , dengan koneksi nya yang tak di ragukan Jiang menyuruh orang kepercayaan nya untuk menyelidiki semua asal usul Gwen , selain dia terkejut dengan sifat putra nya yang mulai menunjuk kan reaksi terhadap wanita . Jiang pun menaruh curiga terhadap Gwen, alih alih takut Gwen hanya memanfaatkan harta serta ketenaran putra nya.
Gwen " CEO Tama , pelan lah sedikit aku tidak bisa menyamain langkah kaki mu yang panjang " Gwen mengeluh sepanjang jalan, kali ini apalagi yang akan di berikan Bos gila ini.
Tama tetap berada di depan nya tanpa mendengarkan, jalan yang di lalui mereka berdua sangat sempit . mobil pun tak muat di jalan setapak ini , Gwen hanya mengikuti tanpa tau apa yang sebener nya di tuju. di sekeliling jalan terdapat toko toko kecil menjual makanan tradisional , pernak penik cantik , ada pula club kecil yang seperti nya cukup banyak pengujung.
Tak jauh dari Club itu ada sebuah Cafe Coffe dengan taman bunga kecil di depan nya. terdapat kursi kursi kayu yang sengaja di letakan untuk pengujung.
seorang laki laki duduk di meja kasir wajah nya sangat tampan , seperti nya dia adalah daya tarik Cafe ini , tapi mengapa pengujung nya berisi laki laki ?
pemuda kasir " Ah.. Tuan, anda sudah datang " laki laki segera menghambur menghampiri Tama. sepertinya dia sudah tau jika Tama akan datang
Tama " Apa dia sudah datang ? " Pemandangan apa ini mereka seperti patung yang di pahat sangat indah , dua orang yang tampan sedang berbicara di hadapan ku.
pemuda kasir " Sudah Tuan , tuan Chai menunggu di atas "
Tama " Trima kasih banyak Vian , Sekertaris Gwen kau tunggu saja di sini. pesan saja apa yang kau suka pada Vian " Tama pergi tanpa perintah lain nya , ternyata kasir tampan itu bernama Vian.
Gwen hanya diam tak mengerti kerjaan apa yang sedang di kerjakan Bos gila nya, bukan kah Chai adalah kekasih nya ? jadi di sini kah tempat kencan mereka berdua , dan aku sedang apa di sini ? menunggu mereka yang sedang senang-senang .
Vian " Nona, kau pasti heran bukan " tiba tiba saja Vian duduk di hadapannya membawa segelas minuman.
Gwen " Emmm "
Vian " Tempat ini adalah tempat orang - orang penting bertemu, letak nya yang tersembunyi menjadi tempat favorite pala pengusaha....." Vian mulai bercerita panjang lebar mengenai Cafe nya
Gwen " begitu kah " Gwen mencoba untuk pura pura percaya dengan cerita yang di buat oleh Vian,
tak lama ponsel Gwen berdering " BOS GILA " memanggil.
Gwen " Ada apa tuan " Gwen segera menganggak ponsel nya
Tama " Sekertaris Gwen tolong bawakan setelan baju ku di dalam mobil ? " senyum nya melengkung seperti seseorang yang sedang melakukan rencana licik
Gwen " Hah... " orang ini benar benar mengesalkan, aku seperti budak nya saja. Namun Gwen tetap menuruti perintah Tama
Tama jelas tau jarak Mobil yang di parkiran lumayan jauh dari Cafe , itu adalah akal nya saja agar Gwen tidak mengganggu waktu nya dengan Chai, mendengar ucapan Ibu nya yang mengira Gwen akrab dengannya, Tama sedikit curiga dengan kehadiran Gwen, dia takut Gwen adalah orang suruhan dari pihak ibu nya untuk memata-matai kesehariannya.
Chai " Kenapa lama sekali, " Chai mengerut kan bibir nya, seperti anak kucing yang sedang merengek.
Tama " Ada acara makan siang, kau sudah makan manis " Tama duduk di sebelah Chai,
Chai " Sudah, dimana sekertaris mu " Chai mendapati Tama datang sendirian, sedangkan saat di perjalanan Tama sempat mengirim pesan pendek bahwa dia akan datang dengan Gwen
Tama " Sedang menjalani masa hukuman "
Chai " Kau ini, "
Hampir satu jam lebih Gwen tak kembali, sesekali Tama melirik jam di tangan nya, wajah nya nampak resah. hati nya mulai merasa tak nyaman Tama menekan ponsel nya namun tak juga di angkat, mungkin saja Gwen kesal karna di kerjain olehnya jadi memutuskan untuk pulang, tapi kenapa telfon nya tak di angkat.
Chai " Ada apa ? sekertaris mu tak juga datang " Chai melihat kekasih nya dengan bingung.
Tama " Entah lah, mungkin dia sudah pulang naik taxi "
namun rasa resah nya semakin membesar
Jauh dari apa yang sedang di khawatir kan, ternyata Gwen sedikit membangkang . saat di perjalanan kembali ke cafe Gwen melihat toko perhiasan yang sepi pengunjung banyak sekali barang cantik di sana, langkah nya berbelok ke arah toko tersebut.
Toko itu sangat sepi , tidak ada seorang pelayan yang menghampiri nya saat masuk.
sebuah etalase tinggi di pajang berderet berisikan kalung kalung cantik dengan liontin yang berwarna cerah,
Cantik nya, nampak nya ini sebuah perak dan berlian. tapi mengapa toko cantik ini berada di pinggiran perkotaan yang terpencil.
mata nya tertuju pada liontin berwarna merah darah, sangat terang dan jernih. saat Gwen hendak menyentuh liontin tersebut,
Pemilik toko " Maaf Nyonya , barang itu tidak di jual " seseorang menepuk bahu nya dengan pelan
Gwen " Ahh maaf tuan, aku hanya ingin melihat lihat "
Pemilik toko " Kau hanya melihat ? ku pikir kau pelanggan "
Gwen " Aku hanya mampir, Liontin ini terlihat bercahaya dari luar."
Pemilik toko " Nona, apa kau tertarik dengan liontin itu "
Gwen " Apa kau ingin menjual nya tuan ?"
Pemilik toko " Tidak, jika kau mau. kau bisa memilikinya."
Pemilik toko sungguh ingin memberikan barang cantik itu, melihat Gwen sangat tertarik pada barang koleksi nya.
Pemilik toko " Aku serius, ambil lah."
Gwen " ini tidak di jual, tapi aku boleh memiliki nya? seperti nya tidak sesederhana itu, apakah ada syarat nya ?"
pemilik toko itu tersenyum , seperti nya tebakan Gwen tepat sasaran.
pemilik toko " Nona, kau adalah orang pertama yang masuk ke toko ku semenjak aku membuka toko ini, tidak ada pelanggan yang pernah masuk, meski hanya cuma melihat-lihat "
Gwen " lalu.. ? kenapa kau memberikan nya secara cuma-cuma "
Pemilik toko " Liotin itu adalah permata dari laut merah, orang zaman dulu bilang Liontin itu memiliki dayat tarik yang luar biasa, aku memajang nya dengan harapan orang-orang akan tertarik dengan toko ku. tapi nyatanya itu bohong, sudah 5 bulan aku membuka toko ini tidak ada 1 pun pelanggan yang datang, saking kesal nya aku bersumpah jika memang liontin itu berhasil menarik pelanggan aku akan memberikannya pada pelanggan tersebut sebagai hadiah."
Gwen " tuan, bisa jadi itu hanya mitos "
pemilik toko " aku tidak ingin melanggar sumpah ku, terima saja."
Liontin tersebut di keluarkannya dari kotak kaca,
" ahh ambil lah nona, "
Gwen " Baiklah.. jika toko mu menjadi tempat yang paling di incar banyak orang. anggap lah Liontin ini adalah keberuntungan yang hanya bekerja kepada ku "
Gwen pergi begitu saja tanpa berpikir panjang tanpa curiga sedikit pun terhadap apa yang di alami nya,
Ponsel nya berdering untuk yang kesekian kali nya
Gwen sudah hampir tiba di depan Cafe, Tuan nya sudah berdiri dengan wajah berkerut memegang ponsel nya yang terus berdering.
" Nona Gwen, kau lama sekali " Chai mengomel seakan dia lah yang butuh baju itu
Gwen " Kau harus nya tau aku menempuh jalan dengan kaki bukan dengan mobil tuan chai "
Tuan Chai " Sudah lah , cepat berikan CEO Tama ada rapat penting hari ini, dia harus ganti pakaian dan kau memperlambat nya "
Bos gila itu ada rapat ? kenapa aku tak tau.
benar-benar dia tidak memperlakukan aku sebagai sekertaris nya.