"Aku sadar, jika aku adalah perempuan yang egois dan keras. Mungkin karena itulah Yose sudah lelah hidup bersamaku selama tiga belas tahun."
Sera meletakkan bolpoinnya dan menenggelamkan kepalanya di atas meja.
Dia merasa kecewa dengan perasaannya untuk Yose yang sangat menyedihkan ini.
***
Esok harinya Yose keluar dari kamarnya sudah siap dengan seragam sekolahnya. Dia mengetuk pintu kamar Sera.
"Sera, sudah siang. Kamu sudah siap belum?" tanya Yose di depan pintu.
Namun yang menjawab adalah Siena yang sudah siap dengan seragam SMPnya.
"Kak Sera sudah berangkat dari pagi dengan temannya. Bahkan dia meninggalkan sarapan untuk cepat-cepat pergi," jawab Siena.
"Teman? Laki-laki atau perempuan?" tanya Yose penasaran.
"Tentu saja–"
"Perempuan kan?" potong Yose sebelum Siena selesai dengan kalimatnya.
"Laki-laki. Itu loh teman kan Sera yang selama ini mengejar-ngejar kak Sera dan sempat ditolaknya," lanjut Siena lagi.