Varen menatap langit-langit kamarnya. Rumahnya kembali sepi sejak kepergian Adel waktu itu. Dia tak mengerti kenapa ia tak bisa melupakan gadis itu begitu saja. Padahal sebelumnya dia tak pernah seperti ini.
Varen ingat pertemuan terakhirnya dengan Adel saat di pantai. Saat itu dia diam-diam menyusul Adel dan menunggunya hingga keluar dari kamar mandi. Dia pikir waktu itu adalah satu-satunya kesempatan baginya untuk berbicara berdua dengan Adel. Karena sekarang dia selalu menempel dengan lelaki itu.
Adel terkejut ketika melihat Varen berada di sana. Dia sempat meliriknya sebentar kemudian ingin pergi dari sana. Namun tangan Varen lebih cepat menangkap lengannya.
"Aku merindukanmu. Bisakah aku melihatmu sebentar saja?" kata Varen dengan putus asa.
"Kamu masih punya penglihatan yang baik, jadi kamu masih bisa melihatku dari kejauhan," jawab Adel tanpa menatap lelaki itu.
"Aku pikir kamu tidak akan merasa nyaman jika aku melihatmu dari kejauhan."
"Memang benar."