Adel menghela napasnya panjang dan meletakkan kepalanya di meja. Membuat Tia menoleh padanya.
"Kenapa lagi?" tanyanya.
Bukannya menjawab pertanyaan dari temannya tersebut, Adel justru menghela kembali napasnya.
"Temui dia kalau kamu memang kangen. Tanyakan padanya kalau kamu memang mengkhawatirkannya."
"Aku tidak bisa."
"Kenapa?"
"Aku akan merasa kasihan pada Indra."
"Jadi yang kamu sukai itu Indra atau Varen?"
Adel mengangkat wajahnya dan menatap Tia memelas. "Keduanya."
Tia yang mendengar jawaban tersebut lantas memukul punggung Adel dengan bukunya. Membuat Adel mengaduh kesakitan.
"Ahhhhh! Kenapa kamu malah memukulku."
"Dasar serakah! Pilih salah satu jangan keduanya."
"Aku tidak bisa."
"Hmm.. Bagaimana kalau kamu bagi saja hatimu Del. Pagi sampai siang kamu bersama Varen, sore sampai malam kamu bersama Indra. Begitu kan adil."
Kali ini Adel membalas pukulan dari Tia. "Memangnya aku perempuan apa?!"