#NAD_30HariMenulis2020
#Hari_ke_1
#NomorAbsen_144
Jumlah kata : 627 kata
Judul : Prahara Cinta Es Krim Stroberi
Isi :
Seorang lelaki dan perempuan makan es krim stroberi berdua. Mereka duduk menatap jalanan yang sibuk.
"Aku tak bisa begini terus," ujar si lelaki, mengeluh.
"Tapi kenapa, Mas?" tanya si perempuan sambil menatap dengan penuh perhatian.
"Ya, pokoknya tidak bisa, Ani. Kamu 'kan tahu dari dulu aku nggak suka es krim stroberi, kamu aja yang maksa terus."
"Tapi, Mas …."
"Nggak bisa, Ani. Pokoknya kita putus. Aku sudah nggak tahan lagi!" tegas sang lelaki sambil menggeleng.
"Tapi alasannya apa, Mas? Apa salahku?" tanya Ani sambil tersedu. Es krim mulai meleleh karena telah terabaikan.
"Alasannya karena kamu membuatku kesal, Ani. Kamu tahu aku tidak pernah suka es krim stroberi, tapi kamu selalu memaksaku membeli es krim dengan rasa itu. Kamu juga tahu aku alergi stroberi. Lihat ini tanganku sampai bintik-bintik merah. Rasanya gatal dan panas, Ani!"
"Bukannya dulu kamu bilang itu bukti rasa sayang kamu ke aku?"
"Itu dulu. Sekarang aku sudah nggak tahan, Ani. Maaf kita putus, karena kamu pasti lebih memilih es krim favorit kamu itu daripada aku."
Lelaki tersebut kemudian mencampakkan es krim yang sudah benar-benar meleleh ke tanah kemudian bergegas pergi.
"Mas Andi, tunggu, Mas. Jangan tinggalkan aku!" teriak Ani berniat mengejar. Akan tetapi, si bapak penjual es krim segera menghalangi.
"Eh, Neng, bayar dulu es krimnya atuh," ujar beliau.
Si Ani justru menangis makin keras.
"Pak, Bapak tega banget sih, saya baru saja patah hati. Putus sama pacar saya. Masa Bapak tega nagih uang es krim ke saya? Mana saya punya uang, Pak? Bapak tagih saja sama mantan saya itu," sahutnya. Wanita muda tersebut kemudian bergegas berlalu. Bapak penjual es krim kemudian mengejar, tetapi si Ani malah menghilang tanpa jejak.
"Yah, si eneng kok malah kabur? 'Kan yang bertengkar situ, kok saya yang kena imbasnya? Mana es krim yang dipesan dua puluh biji nggak dibayar pula," dumel beliau penjual es krim sedih.
***
Rejeki memang tidak pernah pergi jauh. Beberapa hari setelahnya, si Andi kembali ke kedai es krim tersebut bersama gadis lain bernama Ratna
.
Seperti sebelumnya, Andi juga memesan banyak es krim untuknya dan Ratna. Kali ini, si bapak penjual es krim tidak mau lagi tertipu, ia menagih uang terlebih dulu, termasuk pembayaran dua puluh es krim yang dulu.
Andi yang sedang bahagia berhasil mengajak kencan Ratna, tentu tidak keberatan. Setelah membayar dan es krim disajikan, keduanya mulai beradu rayuan dan belaian mesra. Tangan Andi melingkar di pinggang sang pacar baru.
"Nggak pa-pa nih, kamu makan es krim stroberi? 'Kan kamu bilang alergi," tanya Ratna.
"Nggak pa-pa, Sayang. Semua 'kan demi kamu seorang. Ini malah jadi bukti cinta aku. Apa yang kamu sukai, aku juga pasti suka. Alergi itu hanya ujian kecil dalam cinta kita," jawab Andi sambil mengedip-ngedipkan matanya bermaksud menggoda.
Ratna hanya tersenyum sambil tersipu malu. Wajahnya bahkan merona merah.
"Kamu kenapa, Sayang? Kamu alergi?" goda Andi .
"Iya," sahut seseorang.
"Dia alergi sama kamu!"
Andi terkejut dan menoleh. Raut wajahnya berubah panik saat melihat Ani. Ratna cuma tertegun bingung tidak mengerti.
"Dasar buaya cap es krim. Rasakan ini!" teriak Ani sambil merebut sisa es krim di tangan Andi dan mengoleskan di seluruh wajah pria itu.
"Ani, kamu 'kan tahu aku alergi es krim stroberi. Bisa bisulan aku nanti!" tukas Andi marah.
"Ya, biarin aja bisulan. Biar nggak rayu-rayu cewek lagi pakai modus yang sama. Dulu juga ngerayu aku bilangnya rela meski alergi. Sekarang ngerayu cewek lain juga gitu," sahut Ani.
Ratna yang mendengar itu ikut geram dan mengoleskan es krim di tangannya ke wajah Andi. Kedua perempuan muda tersebut segera pergi dari kedai sambil mengobrol. Tinggallah Andi seorang diri merenungi nasib dengan wajah belepotan es krim stroberi. Tidak lama dia menjerit-jerit gatal dan kepanasan.
"Benar-benar karma," gumam bapak penjual es krim.
"Ternyata akibat mempermainkan wanita itu sangat menyakitkan. Padahal baru rencana mau punya pacar lagi. Bosan sama istri. Kalau gitu, nggak jadi ah."
Beliau lantas tersenyum dan bersyukur karena niatnya punya wanita lain ternyata mendapat teguran dari peristiwa langsung yang menimpa pelanggannya.
Tamat