*Kamar Hotel Aster (Malam hari)
"Dewi, kemari lah duduk disini di dekatku, aku akan menceritakan mu tentang keluargaku, agar kau tidak bertanya-tanya dalam hati" ucap Manuel yang sedang melipat sajadah miliknya.
"Tidak sayang, ceritakanlah lain kali, aku memikirkan Nay sedari tadi, sayang apa maksut Rey bertunangan dengan wanita lain sementara ia sudah memiliki Nay yang sedang mengandung anaknya"
"Hmm bisakah besok saja istriku, kita membahas Rey dan Nay" ucap Manuel
"Hmmm baik-baik aku akan mendengarkan ceritamu tentang keluargamu, lalu nanti ceritakan padaku tentang Nay dan Rey"
"Tidak sayang maksutku, ini itu malam pengantin kita, mengapa kita harus membahas hal lain, sementara ada hal yang lebih penting dari itu" ucap Manuel tersenyum manis kepada istrinya.
Dewi yang mengerti maksut Manuelpun tersenyum sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Manuel berdiri sembari menggendong Dewi yang sedang memakai gamis berwarna merah muda lengkap dengan kerudungnya. Manuel meletakan Dewi di atas kasur.
"Sayang bolehkah aku memintanya?" ucap Manuel yang duduk sembari melihat Dewi yang sedang berbaring di kasur.
Dewi pun melepas kedua tangannya yang sedari tadi menutupi wajah cantiknya, Dewi memberanikan diri untuk melihat ke arah Manuel. Dewi berkata,
"Dengan senang hati sayang, mari kita berdoa dulu" ucap Dewi sembari duduk menghadap Manuel.
Manuel dan Dewi pun menengadahkan tangan di langit sembari mengucap doa,
"Allahumma jannibnaasy syaythoona, wajannibisy syaythoona maa rozaqtanaa."
Artinya: Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami."
"Sayang, aku tanya siapkah kamu memiliki anak saat ini?" tanya Manuel
"In shaa Allah aku siap sayang" ucap Dewi
"Robbi hablii minash shoolihiin."(ya Allah, anugerahkanlah kepadaku anak yang saleh) ucap Nuel membaca doa. Dewi pun mengamiinkan.
Berlalulah malam pertama bagi kedua pasangan halal ini dengan sangat indah.
.....****Maaf ya reader di skip😂****....
*Klub Malam
Rey sedang duduk seorang diri mabuk dan sakit kepala, dari belakang seorang perempuan berpakaian (kurang bahan) sedang mabuk dan menghampiri Rey sembari memeluk tubuh Rey dari belakang, ia berkata,
"Hi, kenalkan namaku Stella, apa kamu sendiri disini tampan, maukah kamu ku temani?" ucap Stella memeluk Rey dari belakang dan menaruh tangannya di paha Rey sembari berbicara tepat di telinga Rey.
Rey pun membalikan badannya, ia yang sedang mabuk berat dengan setengah sadar ia melihat gadis cantik sedang menggodanya, Rey pun hanya duduk tersenyum melihat wanita itu.
"Aku tau hotel terdekat dari sini" ucap wanita tersebut sembari duduk di pangkuan Rey.
Rey berdiri dengan sempoyongan dan menggandeng perempuan tersebut, ketika hendak berjalan ponsel Rey berbunyi, dia pun mengangkatnya,
"Hallo Rey kamu dimana?"
"Hmmm Nay"
"Apa kamu mabuk Rey, semua orang sudah tertidur aku masih menunggumu di teras rumah, aku tidak bisa tidur tanpa memelukmu apa kamu lupa?" ucap Nay yang menangis dan menggigil kedinginan seketika menyadarkan Rey yang saat itu sedang menggandeng tangan seorang wanita yang ia tak kenal, seketika Rey melepaskan genggaman tangan tersebut, dan berusaha untuk keluar dari Klub Malam tersebut.
Rey segera mencari Taxi untuk segera kembali ke villa. 1 jam berlalu, akhirnya Rey tiba di Villa. Ia melihat Nay sedang duduk di lantai sembari bersandar di pilar-pilar teras.
Rey yang melihat itu langsung berlari menghampiri Nay,
"Nay, bangun sayang" ucap Rey
"Nay, Nay, Nay" ucap Rey panik ia menyentuh tubuh Nay yang sangat dingin seperti es, bibir Nay biru, hidungnya merah. Rey tidak bisa menggendong Nay, karena keadaannya tidak memungkinkan untuk menggendong Nay.
Akhirnya sangat susah payah ia berusaha untuk sadar dan fokus ia menggendong Nay hingga ke kamarnya di lantai 3. Rey membaringkan Nay ia menyelimuti Nay dan memeluknya, ia menyalakan beberapa lilin agar bisa menghangatkan tubuh Nay (maklum belum ada penghangat ruangan😂, kita lagi di Indonesia Guyz yang iklimnya very2 hot, adanya kita mah pendingin ruangan, 😆).
Rey melepas bajunya ia memeluk tubuh Nay, ia peluk Nay hingga tanpa sengaja Nay terbangun.
"Rey, kamu kemana saja? Dari siang aku menghubungi mu menunggumu" ucap Nay bersedih
"Maafkan aku sayang, sungguh aku minta maaf" ucap Rey
"Tolong jangan tinggalkan aku dan bayi kita Rey, entah mengapa aku merasa sangat takut kehilanganmu, aku merasa aku akan kehilanganmu cepat atau lambat" ucap Nay menangis
"Sudah jangan takut sayang, aku tidak kemana mana, sudah jangan menangis, apa kamu sudah makan?"
"Belum, aku seharian muntah terus aku nggak bisa kemasukan nasi, sayang"
"Apa???" teriak Rey
Nay kaget mendengar bentakan dari Rey
"Makan sekarang juga" perintah Rey
Nay yang melihat perubahan sikap Rey dalam sekejap mata pun heran, ia akhirnya turun kebawah untuk mengambil makanan, Rey menemaninya.
"Aku tidak bisa makan nasi" ucap Nay hendak menangis sambil duduk di meja makan
Rey tetap mengambilkan makan Nay dengan nasi dan sayur.
"Rey aku tidak mau makan itu, aku akan mual"
"Tidak Nay, sekarang makan ini aku akan menyuapimu, makan" bentak Rey sambil menyodorkan sendok dengan makanan kedalam mulut Nay
"Tidak aku tidak mau" ucap Nay sambil meng geleng-geleng kepalanya. Namun tetap dipaksa oleh Rey sehingga ia memakan nasi tersebut. Nay pun mengunyahnya dengan terpaksa. Seperti itu seterusnya hingga makanan di piring itu sudah habis, Rey membuatkan susu untuk Nay, ia berkata dalam hati sambil mengaduk-aduk susu di gelas
"Maafkan aku Nay, aku harus membentakmu, aku stress lihat kamu tidak mau makan nasi, aku harus sangat keras terhadapmu karena semua orang tidak bisa membujukmu untuk memakan nasi"
"Rey aku mau tidur saja"
"Ia kamu naik ke atas lebih dulu, aku akan membawakan susu ini ke atas, aku akan menyusul" ucap Rey
"Nay meniup semua lilin yang ada, karena ia sudah tidak kedinginan lagi, Rey datang sembari membawa susu dan menyuruh Nay minum susu tersebut setelah itu. Nay tertidur, Rey memeluk Nay dan menciumnya.
Kedua pasangan ini pun terlelap dalam dinginnya malam.
**Jangan Suudzon dulu ya ama Rey**
Keesokan harinya Manuel dan Dewi sudah berada di kediaman ayah Dewi, mereka berpamitan hendak ke Jakarta. Karena Manuel sudah harus mengurus bisnisnya, dan Rey sudah terlalu lama di biarkan sendiri tanpa asisten pribadinya yang juga sahabat baiknya itu, hingga Rey sering lepas kendali dan hilang arah.
Sementara di villa semua mobil sudah bersiap untuk meninggalkan villa hanya tinggal menunggu Manuel dan Dewi. Semua barang sudah beres. Villa kembali sunyi dan kosong Rey bersama rombongan dengan mobil-mobilnya yang mewah perjalanan menuju ibu kota meninggalkan kota kembang dengan ceritanya yang mengesankan.
*Mobil Manuel,
"Dewi tinggal dirumah mamah ajah kenapa nak, kok di apartemen sih" ucap mamah Manuel
"Nggak apa-apa mah, aa teh maunya di rumah yang menteng biar dekat dengan Nay sama Rey, tapi rumah disana masih di rehab mah" jelas Dewi
"Lagian mah, kita besok pagi itu udah berangkat" ucap Papah Manuel
"Loh jadi besok pah berangkatnya?"
"Iya, papah ada rapat 3 hari lagi di Osaka. Dewi ikut aja ke jepang" ucap papah Manuel
"Hehehe Dewi gimana aa'k aja pah, kalo aa ngizinin Dewi berangkat kalau nggak ya Dewi disini sama aak"
"Ya jelas nggak ngizinin lah, lagian jahat banget sih kalian ini, pengantin baru kok disuruh tidur sendiri-sendiri" gurau Manuel yang sedang menyetir
"Haiih anakmu mah, sudah bisa bercanda , kemarin aja wajahnya datar banget kaku banget kayak Rey" gurau ayah Manuel
Seisi mobil pun tertawa.
*Mobil Rey
"Sayang, setibanya kita di Jakarta nanti apa kamu akan bekerja?" tanya Rey
"Ia aku akan bekerja sayang, mengapa?"
"Apa tidak membahayakan kandunganmu?"tanya Rey kembali
"Tidak sayang kandunganku sudah kuat" jawab Nay ceria
"Nay?" panggil Rey
"Iya sayang, ada apa?"
"Natasya ada di Jakarta, dia menginap di hotel kita, untuk 2 bulan kedepan"
"Tidak bisakah dia menginap di hotel lain sayang?"
"Yang menyuruhnya tinggal di hotel adalah papah dan mamah Nay"
"Baiklah sayang, tak apa jika dia ingin menginap di hotel, mungkin nantinya kita bertiga akan saling bertemu sayang" ucap Nay
"Aku tidak ingin keluargaku melukaimu, bisakah kau beristirahat saja sayang tidak usah bekerja?"
"Aku mau bekerja sayang, aku bosan dirumah terus" pinta Nay
"Hmmm baiklah, bekerjalah sayang, tapi ingat jangan dengarkan semua yang dikatakan keluargaku atau Natasya, mungkin nantinya mereka akan melukai hati dan perasaanmu"
"Aku sudah terlatih untuk itu sayang" jawab Nay berusaha menenangkan suaminya.
*Mobil Vellycia
"Pah apa papah tau apa rencana om Adeeva?"
"Papah tidak mengetahuinya Vell, kenapa?"
"Om Adeeva berusaha menikahkan Natasya dengan Rey kembali, di saat Rey sudah memiliki Nay, dan mengapa Natasya yang dulu jelas-jelas di tentang oleh papa mamah Rey, kini justru di restui oleh orangtua Rey" ucap Vellycia bingung
"Sudah jangan ikut campur urusan keluarga Afsheen, kamu bagaimana kapan menyusul Rey dan Manuel?" ucap mamah Vellycia
Jlebbb🔪🔪📌📍🔨🗡⚔🔫🏹⚒🛠🔧🔩💉tepat di hati Vellycia
"Doakan saja mah, Vellycia enggan mencari, nanti akan datang sendiri jika sudah saatnya" ucap Vellycia berusaha bijak
"Hmm ya semoga jangan Sampai sahabat-sahabatmu punya banyak anak kamu belum juga menikah." ucap mamah Vellycia pedas
"Baik mah ia, iya, yasudah ini Vellyc antar papa mama ke hotel ya, disana ada orangtua Rey juga Natasya, seandainya papa mamah bisa bujuk mereka sekalian di ajak kembali ke LA sana, hih nggak betah banget aku" jawab Vellycia kesal
"Sudah sudah, jangan ngedumel ajah"
Ucap mamah Vellycia.
Setelah lelah perjalanan, merekapun akhirnya sampai di rumah dan tempat tujuan masing-masing. Mereka beristirahat dan melalui hari seperti biasanya. Rey dan Manuel serta Vellycia sudah bekerja di hotel seperti biasanya. Dewi di apartemennya menemani Manuel menghabiskan waktunya untuk mengurus rumah dan membaca buku, sementara Nay sedang bekerja dari pagi hingga sore ia jarang sekali lembur. Kedua orangtua Rey, Manuel, dan Vellycia sudah kembali ke negara mereka masing-masing.
Natasya sedang sibuk di dalam kamar hotel sesekali ia keluar hanya untuk membeli sesuatu, atau mencari perhatian Rey. Hingga sebuah peristiwa membuat hidup Nay serasa dalam Neraka.
Maafkanlah aku dengan kebimbanganku
Maafkanlah aku dengan ketidak pastianku
Maafkanlah aku dengan ketidak jujuran ku
Maafkanlah aku dengan keegoisanku
Aku berharap engkau tidak terluka walau tidak ku pungkiri kau sudah terluka terlalu sering, dan aku belum bisa menjadi obat untuk lukamu.
Bagaimana aku bisa menambah penderitaanmu dengan cara melukaimu jika lukamu yang kemarin saja belum kering.
Maafkan aku Nay dengan kebimbanganku ini.
🍂Rey