Nay sedang berdiri di balkon kamarnya di lantai 3 ia melihat pemandangan yang luar biasa. Ia melihat pegunungan dan perkebunan teh sejauh mata memandang, udara yang sejuk, membuat nay sangat senang. Sementara Rey sedang memakai baju kerjanya bersiap-siap mau kebawah.
"Sayang, ayo masuk, yuk turun, kita makan bersama" ajak Rey yang melihat istrinya sedang berdiri di balkon kamar.
"Baik sayang" ucap Nay dan menutup jendelanya lalu merangkul tangan Rey.
Rey dan Nay melihat Manuel dan Vellycia di bawah menunggu di meja makan bersama dengan makanan-makanan lezat yang sudah disiapkan oleh Anita.
"Pagi kakak-kakak" ucap Nay sambil tersenyum dan duduk di samping Manuel
"Hmmm pagi bocah" ucap Vellycia
Rey duduk di kursinya sambil, mengambil makanannya, Manuel sedang makan sambil melihat Nay yang super bahagia sekali pagi ini, dan Vellycia yang sedang makan sambil mengantuk.
"Vell, nanti kita selesai jam berapa?"
"Mungkin sore Rey"
"Nay apa kamu tidak apa-apa di villa ini dulu?
"Hmmmm aku mauuuuuu di villa ini aja, nggak mau tempat lain" ucap Nay
Vellycia, Manuel, dan Rey pun bernafas lega,.beberapa asisten rumah tangga yang berdiri di sekitar meja makanpun merasa lega dan senang.
"Nah kalau begitu, Manuel akan menjagamu disini, hari ini aku sama Vellycia aja dulu, Manuel biar jaga kamu" ucap Rey
"Yee kak Manuel" Nay langsung merangkul tangan Manuel yang sedang makan, Rey melihat itu mencoba bersikap tenang, karena ia menyadari ini karena sifat manja Nay yang seperti anak SD, Manuel hanya bergumam dalam hati, "Tuhan tolong kuatkan aku" sambil menguyah makanannya.
"Nuel titip Nay ya, temani dia" ucap Rey
"Iya ok Rey" sambil melihat Vellycia yang sedang menahan tawa.
Selesai sarapan pagi itu, Rey dan Vellycia langsung berangkat kerja menemui clien penting, sementara Manuel dan Nay sedang menonton televisi. Manuel sedang fokus ke ponselnya, Nay sedang menonton televisi acara masak-masak ia sedari tadi mengelus-elus perutnya.
"Kakak"
"Hmmmm"
"Aku mau Cilok"
"Apa itu Cilok?"
"Itu seperti di televisi" menunjuk televisinya
"Belinya dimana Nay?" tanya Manuel sambil melihat televisi.
"Sepertinya di luar banyak, seingat ku semalam kita kan berhenti di tengah-tengah pemukiman, kan jajanan itu makanan khas Bandung, sepertinya diluar sana pasti ada yang jual" jelas Nay
"Hmmm kamu mau kapan Nay?"
"Sekarang"
"Tidak bisa nanti menunggu Rey pulang?"
Nay hanya diam dengan wajah yang sudah memerah, dan mata siap untuk berkaca-kaca.
"Ok baik-baik stop jangan menangis, akan aku carikan" ucap Manuel sambil memanggil seluruh Asisten Rumah Tangga untuk menjaga dan menemani Nay, dan Manuel memerintahkan anak buahnya untuk menjaga Villa.
Manuel sendiri yang pergi keluar dengan berjalan kaki. Ia melihat memang banyak rumah penduduk sekitar kanan dan kiri, bahkan ada masjid tidak jauh dari villa.
Manuel berjalan mengikuti kata hatinya, dan beruntungnya dia, ia melihat gerobak berwarna abu-abu dengan tulisan KANG CILOK, Manuel segera menghampiri penjual tersebut yang berada di depan masjid, setelah itu Manuel membelinya. Manuel beli cukup banyak karena untuk seisi rumah juga, dan sambil menunggu penjual Cilok.
Manuel melihat lihat sekitar, ia melihat seorang wanita berbusana muslim dengan menggunakan cadar berwarna biru gelap senada dengan bajunya. Entah mengapa Manuel melihatnya tak berkedip. Wanita itu masuk kedalam masjid kecil di depannya, dan mengajari anak-anak kecil disana, Manuel bingung apa yang diajari jelas itu bukan bahasa inggris.
Manuel berjalan mendekat menghampiri wanita itu, dari kejauhan Manuel hanya melihat wanita bercadar itu dengan suara lembutnya sedang mengajari anak-anak dengan sangat lembut. Manuel tersenyum.
Dan panggilan dari kang cilok yang sangat keras membuat Manuel kaget, para anak-anak itu tertawa melihatnya, namun wanita bercadar itu hanya meliriknya enggan untuk melihatnya.
Manuelpun membayar cilok tersebut dan pulang buru-buru menghampiri Nay dan menaruh semua cilok yang dibeli di taruh di atas meja. Manuel masih memikirkan wanita bercadar itu, Nay yang melihat banyak bungkusan cilok di atas meja bergegas mengambilnya. Namun di hentikan oleh Anita (Kepala Asisten Rumah Tangga, sekaligus yang memperhatikan gizi makanan Nay).
"Nona muda, jangan makan dulu"
"Kenapa?"
"Ini ada saosnya, nona tidak boleh makan saos" ucap Anita
"Tuan Manuel, apa tidak ada yang tidak pakai saos?"
"Tidak ada, tapi tenang saja aku akan pergi beli lagi" ucap Manuel sambil bergegas pergi keluar.
Nay pun menunggu Manuel, dan Anita menaruh seluruh cilok yang dibeli Manuel di masukan di dapur.
Manuel kembali ke penjual Cilok dan membeli cilok tersebut membelinya dalam jumlah banyak dan tanpa saos. Manuel masih melihat gadis bercadar itu yang sedang duduk membaca buku, dan ia bertanya kepada anak kecil yang di ajari oleh wanita itu yang sedang membeli cilok bersamanya,
"Hei anak kecil' ucap Manuel
"Ia ada apa paman"
"Apa kau mau cilok?"
"Apa gratis?"
"Ya, tapi paman mau tanya"
"Tanya apa?"
"Siapa nama wanita berbaju biru itu?" tanya Manuel sambil menunjuk ke gadis bercadar
"Oh yang mengajari kami kami mengaji tadi ya, dia namanya Teh Dewi"
"Dewi, apa dia guru disini?"
"Ia dia mengajari kami mengaji, teh Dewi anaknya seorang kyai di desa ini"
"Kyai??apa itu"
"Ish ish paman, kyai itu pemuka agama disini, orang yang disegani disini" jelas anak itu heran
"Oh begitu, apa dewi itu setiap hari mengajarmu?" tanya Manuel
"Setiap hari ia datang paman"
"Baik, tunggu cilokmu ya"
"Pak tolong berikan cilok pada anak ini" ucap Manuel sambil memberi lagi uang 100rb kepada kang cilok untuk cilok si anak itu tadi.
Manuel sudah pulang kembali kedalam villa, disana Nay sudah menunggu dengan wajah kesal.
"Nay ini cilokmu" ucap Manuel bersemangat
"Kakak kemana aja kenapa lama sekali" ucap Nay
"Hmmm tadi ada perlu sedikit, ini cilokmu"
Nay langsung mengambilnya dan memakannya, Nay makan semua cilok yang diberi Manuel, hanya sisa beberapa bungkus.
Setelah itu Nay ingin tidur siang dia mengantuk, diapun kembali ke kamarnya,.
Tidak lama kemudian Rey menghubungi Nay. Menanyakan keadaan Nay, karena Rey sudah menghubungi Nay namun tidak di angkat. Manuel pun menjelaskan Nay sedang tidur siang. Rey merasa lega, Rey pun melanjutkan pekerjaannya. Dan Manuel masuk ke kamar nya, dan menyuruh beberapa asisten untuk berjaga di lantai 3 jika Nay membutuhkan sesuatu. Manuel masuk ke kamarnya untuk mengurus bisnisnya sendiri.
Sambil bekerja Manuel masih saja memikirkan gadis bercadar yang baru kali pertama ia melihatnya namun mampu membuat Manuel memikirkannya sepanjang hari.
Ketika sore hari Nay mendengar suara mobil Rey, iapun segera turun dengan cepat, Manuel berlari di ikuti beberapa asisten untuk mengejar Nay,
"Nay jangan berlari" teriak Manuel
"Nona muda, nona muda, anda sedang hamil nona, tolong jangan berlari nona, oh ya ampun" ucap Anita
Nay terus saja berlari dan bertepatan dengan Rey membuka pintu, Nay langsung memeluknya. Rey yang kaget bukan main, melihat istrinya yang berlari kearahnya dan langsung memeluknya.
"Manuel ada apa?" tanya Rey yang berjalan masuk kerumah sambil menggandeng Nay untuk duduk di ruang tamu
"Haiih tanya sendiri pada istrimu"
"Ada apa Nay?"
"Aku merindukanmu" ucap Nay sambil memeluk tubuh suaminya, dan menaruh kepalanya di dada Rey
"Tuan, nona muda berlari dari lantai 3, kami kepayahan mengejar nona muda" ucap Anita
"Nay kamu itu sedang hamil loh, di dalam perutmu itu ada baby nya, calon anak kalian, kalau kamu tidak berhati-hati itu bisa membahayakanmu dan juga bayinya" omel Vellycia
"Uhm baik kakak" kata Nay yang masih saja memeluk Rey
"Baik kalian bisa tinggalkan kami" ucap Rey. Sambil melepas jas nya.
Manuel berjalan-jalan sore diluar berharap bertemu dengan gadis bercadar itu lagi. Sementara Vellycia langsung naik ke kamarnya untuk beristirahat. Para asistenpun kembali ke tempat mereka masing-masing.
"Sayang ada apa denganmu?, tidak kah kamu tau jika kamu sedang mengandung" ucap Rey sambil mengusap-usap kepala Nay
"Aku merindukanmu Rey, aku dari tadi mencium bau parfum mu ku bawa kemana-mana" ucap Nay melepas pelukannya dan menatap Rey.
"Baiklah sayang kini aku sudah berada disini aku sudah bersamamu, bagaimana harimu sayang?" tanya Rey
"Aku tadi makan cilok banyak sekali kak Manuel dan Anita yang mengurusnya untukku, aku menonton televisi ditemani kak Manuel, lalu berjalan-jalan dibelakang sambil duduk di pinggir kolam renang, di temani oleh beberapa asisten." jelas Nay
"Jangan terlalu lelah sayang" ucap Rey sambil mencium kening Nay
"Rey apa kamu lelah?"
"Kenapa sayang?"
"Aku mau mengajakmu berjalan-jalan di luar ada perkebunan teh sayang" ucap Nay.
"Hm baiklah sayang, mari kita keluar" ucap Rey melepaskan dasi dan membuka kancing bajunya yang paling atas. Rey sangat lelah namun ia menyembunyikannya, ia memilih menemani istrinya itu.
Rey dan Nay berjalan-jalan, di tengah jalan ia melihat Manuel sedang berbincang dengan seorang gadis bercadar. Rey dan Nay melihatnya, mereka memilih berbalik arah, mereka tidak ingin membuat Manuel merasa tidak nyaman. Rey dan Nay berjalan-jalan sebentar, lalu ia bertemu dengan seorang wanita tua di pinggir jalan, ia berkata,
"Bawa istrimu masuk, ini sudah mau petang tidak baik wanita hamil berjalan-jalan ketika mau magrib" kata wanita tua itu
"Baik terimakasih bu" kata Rey, langsung meninggalkan wanita itu dan menggandeng istrinya untuk di ajak kembali ke dalam villa.
Sementara di depan sebuah masjid Manuel sedang berdiri di hadapan seorang wanita yang sudah seharian ini di fikirkan olehnya. Wanita bercadar itu menunduk tak berani melihat Manuel.
Dari kejauhan ku melihatmu
Wanita yang mampu membuatku terdiam
Dari kejauhan ku memperhatikan mu
Wanita yang menyembunyikan wajahnya di balik sebuah kain biru.
Dari kejauhan ku memandangimu
Wanita yang melembutkan suaranya dan tak banyak bicara
Dari kejauhan ku merasakan, jika engkau wanita itu.
🍂Manuel