Chereads / Nikah Siri / Chapter 32 - Bab 32~Izinkan Aku Lebih Mengenalmu

Chapter 32 - Bab 32~Izinkan Aku Lebih Mengenalmu

Di suatu sore

"Permisi nona" sapa Manuel

"Assalamu'alaikum" jawab wanita itu menundukkan kepala, mundur beberapa langkah

"Apakah kamu Dewi?"

"Ia ada apa?"

"Bolehkah saya mengenal anda lebih dalam?"

Dewi diam sejenak, setelah itu ia berkata,

"Tanyakanlah pada seseorang yang lebih berhak atas ku" ucap Dewi

Kali ini Manuel diam, ia diam karena mencoba mengerti maksut ucapan Dewi, setelah itu Dewi berpamitan.

"Saya pamit dulu wassalamu'alaikum" ucap Dewi melewati Manuel berjalan dengan menundukkan pandangannya.

"Sebentar, bagaimana cara saya untuk bertanya kepada seseorang yang berhak atasmu" tanya Manuel melihat Dewi dari belakang, Dewi pun berhenti dan tidak menoleh kebelakang ia tetap membelakangai Manuel, lalu dia mengambil sebuah batu kecil di tanah, dan ia berkata.

"Ikutilah aku, lihatlah kemana arah batu ini aku jatuhkan, maka rumah itulah yang kamu datangi" ucap Dewi sembari berjalan.

Manuel pun berjalan mengikuti Dewi, dari belakang Manuel mengamati Dewi, Dewi berjalan seperti orang biasa pada umumnya, namun ketika ada seorang pria ia langsung menundukkan pandangannya, dan pria itupun menundukkan pandangannya. Membuat Manuel bertanya-tanya, mengapa Dewi melakukan itu. Hingga tiba di sebuah rumah sederhana dengan pagar kayu dan halaman yang luas lengkap dengan pohon mangga yang banyak buahnya. Dewi pun melemparkan batu itu kearah rumah tersebut, seolah mengerti yang dimaksut Dewi.

Manuel pun segera mengetuk pintu, sementara Dewi melihatnya dari depan rumah. Tidak lama kemudian seorang bapak tua berjanggut putih membuka pintu, dan mengucapkan salam,. Lalu Manuel di persilahkan masuk kedalam rumah. Dewi pun masuk kedalam rumah lewat pintu belakang. Seorang bapak tua itupun berbincang-bincang dengan Manuel.

"Siapakah gerangan anda ini?"

"Saya Manuel paman"

"Ada keperluan apa? Anda datang kerumah saya"

"Saya mau mencari tau tentang Dewi" ucap Manuel

"Ada apa dengan Dewi?"

"Saya pagi tadi melihat wanita berkerudung biru mengajar di sebuah masjid dekat villa yang saya sewa, saat itu saya melihatnya mengajar saya merasa senang, setelah itu saya tanyakan kepada murid, seorang anak yang dia ajari tadi, saya bertanya tentang namanya, lalu ia memberitahukan jika nama wanita itu bernama Dewi, setelah itu ketika sore hari saya mau berjalan-jalan sore saya tidak sengaja bertemu dengannya, lalu saya bertanya kepadanya boleh kah saya mengenalnya lebih dalam lagi" jelas Manuel

"Lantas apa jawabannya?" tanya si Bapak Tua

"Dia berkata, tanyakan pada yang lebih berhak atasnya, lantas saya bertanya kepada Dewi 'kepada siapakah saya harus bertanya?', ia menjelaskan jika nanti ia melempar sebuah batu ke sebuah rumah, maka rumah itulah yang harus saya datangi" jelas Manuel

"Baiklah, kamu sudah datang kerumah yang tepat nak, karena Dewi adalah anak ku, dia anakku satu-satunya"

"Berarti paman adalah ayahnya?" tanya Manuel.

"Iya saya adalah abinya, atau ayahnya. Jadi apakah benar anda ingin mengenal anak saya lebih dalam lagi?"

"Iya paman"

"Sedalam apa?" pertanyaan singkat namun sempat membuat Manuel diam beberapa menit.

Setelah Manuel berfikir, ia pun diam beberapa menit, dan memberanikan diri untuk berkata,

"Sedalam yang saya bisa paman" jawab Manuel

"Bolehkah saya tau apa agamamu?"

"Saya beragama kristen paman"

"Baik, apakah kamu meyakini agamamu?"

Pertanyaan kedua membuat Manuel diam lagi ia berfikir, dia memang seorang cristiani, namun ia tidak pernah masuk kedalam gereja, terakhir kali ia ke gereja adalah ketika menghadiri pembaptisan anaknya Natalie (kakak Rey). Manuel pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Baik kalau begitu, begini nak anak saya ini ia merupakan muslim yang taat, di agama kami diajarkan tidak boleh menikah dengan yang berbeda agama, jika setelah saya tangkap maksut kedatangan anda kemari untuk mengenal lebih dalam, atau mengenal lebih serius ke anak saya, itu berarti merajuk ke sebuah pernikahan, jikapun saya salah dalam menafsir kan tolong maafkan bapak yang sudah tua ini" ucap Ayah Dewi dengan lembut

"Paman, yang paman bicarakan memang benar, namun saya ragu untuk mengatakannya"

"Tidak usah ragu nak, jika ada yang ingin kau katakan, katakanlah"

"Jika saat ini saya masih beragama non islam, namun saya berkeinginan untuk mengenal anak paman lebih serius lagi, bolehkah saya mengenal nya melewati agama yang ia anut?"

"Masyaa Allah, sungguh niat yang baik, tidak kah kau tanyakan dulu nak kepada orangtuamu"

"Bolehkah orangtua saya datang kemari, setelah saya rasa saya mampu mempelajari agama ini paman?"

"Baiklah nak, saya memiliki sebuah pesantren kecil di atas sana, bisakah kamu tinggal disana untuk 1 bulan mempelajari dan membantu disana"

"Baik paman, saya setuju"

"Baik besok pagi datanglah kemari, maka akan saya antar kamu ke pesantren di atas sana, bawalah juga perlengkapan dan kebutuhanmu, jangan bawa uang dan juga barang berharga semuanya tarulah di villamu, berangkatlah ke pesantren berbekal diri pakaian dan tekat." pesan ayah Dewi

"Baik paman"

Setelah itu Manuel pun berpamitan ia berjalan kaki langsung pulang kembali ke villanya. Sepanjang jalan Manuel memikirkan ucapan ayah Dewi. Setelah sepeninggal Manuel, Dewi pun menghampiri ayahnya yang sedang tersenyum seorang diri diruang tamu.

"Abi, ada keperluan apa dia kemari?" tanya Dewi

"Dewi putriku, sepertinya dia menyukaimu"

"Astaghfirullah"

"Loh mengapa astagfirullah, nak. Itu berarti Dewi tadi sudah tidak sengaja membuatnya menyukai Dewi hingga ia kemari menemui abi, padahal Dewi sudah menundukkan pandangan Dewi memakai pakaian seperti ini agar Dewi tidak mendapat gangguan dari para ikhwan." jelas Dewi dengan lugu

"Dewi anakku, kemari lah duduklah ayah akan menasehati mu. Sungguh engkau adalah anakku yang sangat sholehah, kesucian dan kemurnian engkau jaga dengan sangat baik, namun anakku Allah lah yang membuat hatinya melihatmu, membuat hatinya memilihmu, bukan engkau sudah dengan sengaja memperlihatkan keindahanmu kepadanya hingga ia melihatmu. Tidak anakku, abi mengenal putri abi" jelas sang abi dengan tersenyum

"Lantas apa yang abi katakan"

"Abi menyuruhnya mengurus dan tinggal serta belajar di pesantren"

"Mengapa abi?"

"Karena ia berkata ingin mengenalmu lewat agamamu"

"Allahu Akbar" ucap Dewi merasa senang ada yang berusaha mengenalnya lewat agamanya.

Sementara di villa, Rey yang sedang bekerja bersama Vellycia di meja makan, dan Nay yang sedang makan apel yang dikupaskan oleh Anita, sambil menonton televisi bersama Anita. Manuel datang dan langsung bergegas masuk kamar, hingga ia tidak mendengarkan ucapan Nay yang memanggilnya. Setelah mandi Manuel pun baru keluar kamar, dan duduk di samping Nay, dan mereka berbincang-bincang.

"Kakak wanita bercadar tadi itu siapa?" tanya Nay sambil menguyah makanannya

"Hmm namanya Dewi" ucap Manuel sambil tersenyum

Rey datang menghampiri dan duduk di tengah-tengah Manuel dan Nay, sembari berkata,

"Dewi siapa?" tanya Rey

"Yang kutau namanya Dewi saja, entahlah Dewi siapa, dia anak seorang Kyai

"Apa itu kyai?" Tanya Rey lagi

"Kyai itu pemuka agama macam seperti ulama, dan sangat disegani, kayaknya itu sih😂" sambung Vellycia yang duduk di samping Anita dan membantu Anita mengupas apel.

"Wah kakak mau pacaran ya'' tanya Nay

"Sepertinya bukan pacaran Nay, entah mengapa rasanya kakak akan segera menikahinya dalam waktu dekat"

"Halah hallu lu" ucap Vellycia

"Hm apaan sih, ok dan Rey sahabatku teman seperjuangan sahabat karibku, bisakah aku meninggalkanmu selama 1 bulan" tanya Manuel

"Hm memang mau kemana?" tanya Rey

"Jadi begini aku akan tinggal sementara selama 1 bulan di pesantren di atas bukit milik ayah Dewi, disana selama 1 bulan aku akan mengurus pesantren, belajar agama, dan menetapkan keyakinan ku"

"Apa kau mau pindah agama?" tanya Vellycia

"Lebih tepatnya aku mau mengenalnya lewat agamanya terlebih dulu" ucap Manuel

"Wahhh salut ama kak Manuel, yaudah Rey biarin kak Manuel disini orang cuman 1 bulan" ucap Nay

"Apa sungguh kamu tidak apa-apa?" tanya Rey

"Tenang saja aku tidak akan kenapa-kenapa"

"Perlukah ku suruh orang bawakan mobilmu kemari"

"Tidak perlu selama 1 bulan aku akan meninggalkan ponselku, uangku, dompetku. Segala berkas2 tidak ada yang kubawa semua di villa"

"Baik besok perpanjang lah sewa villa ini, biarkan ditempati anak buah, dan beberapa asisten rumah tangga akan berjaga di villa, sewaktu-waktu kamu perlukan sesuatu agar mereka bisa membantumu" ucap Rey

"Yess, thanks Rey" ucap Manuel bahagia.

"Vellycia, besok kita pertemuannya jam berapa sampai jam berapa sih? Aku nggak tenang ninggalin Nay sendiri, terlebih Manuel nggak ada" ucap Rey khawatir

"Kan ada Anita, aku sama Anita aja sayang, lagian Anita selalu bersamaku menemaniku" ucap Nay sambil melihat Rey

"Baiklah Anita aku titip Nay kepadamu, usiamu tidak jauh berbeda dengan Nay, tegas lah ke dia seperti Vellycia, agar dia memiliki rasa takut" ucap Rey sambil melirik istrinya

"Baik tuan Rey" ucap Anita

"Hmmmmmmm kak Vellycia mah jahat marah-marah terus tiap hari" ucap Nay sambil melihat Vellycia.

Vellycia yang cuek pun tersenyum sambil memakan apel nya, dan mengejek Nay.

"Tuhkan,," rengek Nay

"Vellycia ke kamu kayak gitu Nay, karena kamu itu adekknya, coba kalau ke aku itu kayak musuhnya" ucap Manuel

"Ia benar, Vellycia memang galak tapi dialah orang pertama yang selalu mengingatkanku untuk tidak memarahimu setiap hari" ucap Rey

"Aaaa kak Vellyc, ya udah geser aku mau peluk kak Vellyc dulu" sambil melepas pelukan Rey.

"Mm asal nggak kumat aja manjamu Nay"ucap Vellycia sambil memberikan lirikan maut kepada Nay. Nay yang melihat itu hanya tertawa.

Waktu pun berlalu dengan cepatnya. Malam semakin larut. Merekapun beristirahat lebih awal dan masuk ke kamar masing-masing. Mereka beristirahat dengan nyenyaknya.

Kali pertama aku melihatnya

Aku bertanya bolehkah aku mengenalnya?

Kali pertama aku melihatnya

Aku bertanya bolehkah aku mengenalnya lewat keyakinannya

Aku dengan keraguanku berusaha mendekat walau takut

Aku dengan kebimbanganku berusaha meyakinkan diriku jika aku mampu dan aku bisa

Ada dorongan dari dalam diriku dari dalam hatiku jika engkau adalah sosok yang harus aku kenal.

🍂Manuel