Pagi pun tiba, sinar mentari menyapa dengan hangatnya. Nay tertidur di kamar hotel dengan nyenyak nya. Dia masih menggunakan baju putih yang semalam digunakan. Saat itu Rey sudah bangun, ia selesai mandi melihat Nay masih tertidur pulas ia pun tersenyum. Ia mengambil kotak P3K yang ada di kamar tersebut dan duduk di samping Nay mulai mengobati kaki Nay.
Memberikannya cream memar untuk mengurangi memar pada tubuh Nay, dari kaki, tangan, leher, pipi, Rey mengobati nya dengan pelan, ketika tangan Rey menyentuh Bibir Nay yang robek sedikit, ia berhenti sejenak dadanya berdebar kencang saat itu Rey masih menaruh tangan nya di bibir Nay. Nay membuka matanya, ia melihat Rey yang sedang mengobati lukanya, Nay bangun dari tidurnya berusaha untuk duduk dan menatap Rey, saat itu Nay langsung mencium Rey, mencium dengan sangat lama, dan Rey pun membalas ciuman tersebut, tangan Rey memeluk pinggang Nay dengan erat.
Namun Rey berhenti, dan berkata,
"Kamu masih sakit, sebaik nya kita hentikan, sebelum aku tidak bisa berhenti" ujar Rey
"Maka jangan berhenti" Nay memeluk erat Rey dan mencium Rey kembali.
Rey pun merasa mendapat signal dari Nay, ia membaringkan Nay secara perlahan tanpa melepas ciuman Nay. Dan mereka pun melakukan hubungan suami istri, sepasang pasutri tersebut tenggelam dalam kehangatan pagi di dalam kamar hotel tempat bulan madu mereka. Hingga merekapun tertidur pulas Nay memeluk tubuh Rey yang tanpa sehelai kain dan Rey menjadikan tangan nya sebagai bantal untuk kepala Nay. Mereka tertidur hingga menjelang sore hari, Rey terbangun ketika suara ponselnya berdering.
"Hallo, Rey"
''Hmmm, ada apa?"
"Kapan balik ke Jakarta?" tanya Vellycia
"Kenapa?"
"Aku dan Manuel dapat Email, jika besok kita harus ke LA"
"Ada apa?" tanya Rey sambil menatap Nay yang masih tertidur pulas
"Orangtuamu mengadakan pesta pertunangan nya Shilin" jelas Vellycia
"What kok mendadak sekali" berusaha berdiri melepaskan pelukan Nay, namun Nay enggan melepaskan pelukan nya, Rey pun tersenyum sambil mengobrol dengan Vellycia. Rey pun mencium kening Nay.
"Lah ya mana aku tau, itu keluargamu Rey bukan keluargaku" jawab Vellycia
"Ok-ok kamu besok berangkat duluan saja sama Nuel"
"Aku berangkat dari Malang bersama Nay"
"Hah Nay? kenapa gadis itu kamu bawa Rey"
"Gadis ini sudah resmi menjadi istriku"
"Haaaaa apaaaaa? Ngaco kamu Rey" ucap Vellycia tidak percaya
"Hm terserah kamu mau percaya atau tidak, tolong siapkan semua kebutuhan Nay, paspor nya, dan tolong ambilkan beberapa pakaian dan semua yang dibutuhkan Nay dari butik milikmu, besok kamu bisa membawanya, setibanya di LA taruh saja dirumahku jangan dirumah orangtuaku."
"Ya ampun Rey gila ya kamu, aku serius loh ini Rey"
"Aku juga serius Vell, suruh Nuel siapkan pesta dirumahku, itu adalah pesta pernikahanku dengan Nay"
"Apa papa mamamu sudah tau Rey"
"Kamu adalah orang pertama yang tau aku dan Nay sudah menikah"
"Ya Tuhan, tamat lah riwayatku" ucap Vellycia lemas.
"Sudah tenang saja, papa mama tidak akan melakukan hal lain selain menerimanya, jika aku memperkenalkan Nay dihadapan para tamu, ikutilah rencanaku, dan jangan takut"
"Bagaimana aku tidak takut, kamu seperti tidak mengenal keluarga Afsheen bagaimana papa mamamu, om dan tantemu, sepupu-sepupumu, oh Tuhan memikirkan nya saja aku sudah sakit kepala" celoteh Vellycia
"Sudah tenang saja semua yang kamu takutkan tidak akan terjadi"
"Haiiih, pengantin baru ya baiklah terserah kalian saja"
"Ok, thanks ya.." jawab Rey
"Eh sebentar Rey, tanyain ke Nay dia sepertinya dulu punya Paspor deh waktu dia mau ikut rapat di Bangkok tapi nggak jadi itu, dulu waktu Papamu masih yang urus Hotel, tolong tanyain ya, kalau beneran ada kan lumayan nggak ribet bikin lagi hahaha"
"Hmm dasar pemalas, ya tunggu Nay bangun dia masih tidur kelelahan, hahaha"
"WTF, terserah lah hihhhh risih dengerin nya"
"Hahahahaha jomblo" ejek Rey
"Biarin" menutup ponselnya sambil bergumam awas aja kalau ketemu Rey.
Vellyciapun langsung berdiri dan mencari Nuel untuk menyampaikan pesan Rey dan menceritakan kepada Nuel, awalnya Nuel juga tidak percaya namun setelah Nuel menghubungi Manager Hotel Aster Malang memang benar Rey 1 kamar dengan Nay dan belum keluar dari semalam.
Mendengar penjelasan dari Manager hotel, yang mengatakan jika Rey menyuruh supir untuk menjemput manager dari Outlate Berlian dan perancang busana pengantin. Menguatkan ucapan Rey di telepon. Manuel dan Vellycia pun bergegas melakukan tugas mereka karena waktu yang mereka miliki hanya hari ini, ketika Manuel dan Vellycia sedang sibuk mengurus banyak hal.
Di dalam kamar sepasang suami istri yang sedang berbulan madu. Aura kemesraan serta kehangatan terasa dengan sangat jelas. Keindahan pagi tadi membuat Rey tersenyum sembari memandangi wajah istrinya. Rey menghubungi pelayan untuk mengantarkan makanan karena hari sudah menjelang malam mereka belum makan apa-apa sejak semalam. Rey berdiri pelan2, dan memakai baju tidur, sambil menunggu pelayan datang untuk mengantarkan makanan. Rey membangunkan Nay dengan pelan,.
"Nay bangun sayang"
"Mmm iyah" namun matanya masih tertutup
"Nay ayo bangun, kamu mandi ghii makanan bentar lagi sampai''
"Kamu udah mandi?" tanya Nay sambil duduk mengenakan selimutnya melihat Rey yang sedang membuka Laptop di soffa.
"Belum, aku mandi nanti"
"Aku nggak mau mandi Rey, badanku sakit semua"
"Mandi Nay, besok pagi kita ke LA"
"Loh ngapain?"
"Adik ku Shilin akan tunangan, papa mamaku mengadakan pesta" jelas Rey
"Oh begitu, iya Rey, kamu lagi apah sih? kalau aku bicara lihat dong" gerutu Nay
"Sebentar aku lagi ngatur jadwal kerjaan, lagian kalau kamu ngomong aku dengerin kok, dan fokus lagi. Sudah berjam-jam aku melihatmu istriku, kamunya nggak kerasa, tidur terus dari tadi, hehehehe" gurau Rey
"Apah iya? kamu lihatin aku dari tadi, kok aku gak tau, yaudah aku mandi sekarang" jawab Nay.
"Iyah, gimana kamu mau tau sayang, kamu dari tadi tidur terus"
Nay tidak menjawab ia kesal dengan Rey karena sedari tadi melihat laptopnya, akhirnya Nay berdiri melepaskan selimutnya ia mengambil baju Rey di lemari dan masuk ke kamar mandi, Nay pun mandi membersihkan badannya dengan benar menggunakan sabun dan shampo dengan benar, sangat pelan-pelan karena beberapa anggota tubuh Nay sakit karena luka lebam serta memar yang didapatkan ketika pertengkaran dirumahnya.
Saat mandi Nay mengingat kejadian yang ia dan Rey lakukan pagi tadi. Ia mengingat setiap sentuhan yang Rey beri untuk nya. Nay pun tersenyum. Setelah lama dikamar mandi, Nay keluar dengan memakai kemeja putih Rey yang besar, dan menggunakan handuk di rambutnya.
"Rey buruan kamu mandi, aku sudah selesai"
"Iya itu makanan nya sudah sampai" jawab Rey sambil melihat Nay yang berjalan mengenakan kemeja putih milik nya yang kebesaran di pakai hingga di atas paha.
"Aku makan sama kamu ajah, tunggu kamu selesai mandi" jelas Nay.
"Oke sayang" berdiri dan mencium kening Nay lalu ia berjalan masuk kamar mandi.
Sambil menunggu Rey mandi, Nay mengobati luka2 di badannya. Ia mengobati luka-lukanya, dan menyisir rambutnya yang panjang dan basah ia melihat dirinya di kaca, ia bersyukur terimakasih karena sudah bertemu dengan Rey walau kedekatan mereka karena sebuah kecelakaan, dan pernikahan mereka hanyalah pernikahan siri, Nay sudah sangat bahagia dan ia seperti di dalam mimpi ia tidak percaya jika ia sudah menjadi istri dari pria yang selama ini sangat ia kagumi.
"Nay, tadi Velly tanya apa paspor mu ada?" sambil keluar dari kamar mandi mengenakan handuk di pinggang.
"Iyah masih ada dulu buat tapi nggak jadi kepakai" jawab Nay sambil menyisir rambutnya menghadap kaca, ia merasa kesakitan saat menyisir rambutnya, jadi ia menyisir pelan-pelan.
"Yasudah, kamu hubungi Vellycia kasih tau dia kalau paspormu ada, kasih tau size bajumu juga dengan size sepatumu Nay"
"Untuk apa? aku ada pakaian di kamarku Rey"
"Nggak papa, biar sama Vellycia di siapkan semua untuk di LA nanti. Walau Velly konyol kayak gitu, dia seorang perancang pakaian, butiknya dimana-mana, jadi aku gak pernah meragukan seleranya" Rey menjelaskan kepada Nay, sambil memperhatikan Nay dari kaca lemari bajunya.
Rey tau Nay kesakitan saat menyisir rambutnya.
"Hah, serius??"
"Ia, tau butik Whiteside, itu milik Vellycia"
"What? itu kan terkenal banget"
"Perasaan biasa saja" kata Rey sambil mengenakan baju.
"Ih apaan sih kamu, sombong banget dasar big boss" ucap Nay, sambil berjalan mengambil ponselnya untuk mengirim pesan kepada Vellycia.
Nay pun selesai mengetik pesan dan dikirim kan kepada Vellycia. Rey selesai memakai baju dan merapikan dirinya, mereka pun makan di meja makan yang selalu tersedia ketika kamar untuk Sultan yang dipesan alias (Big boss). Nay makan sangat sedikit, ia tidak nafsu makan rahangnya sakit untuk mengunyah.
"Udah ah, Rey aku udah kenyang" kata Nay berbohong
"Jangan bohong Nay" ucap Rey
"Aku nggak bohong"
"Bibir, mulut, atau rahangmu yang sakit?"
"Rahang ku Rey" jawab Nay memelas
"Yasudah makan bubur mau?"
"Nggak ah Rey, aku nggak nafsu makan udahan" Nay berdiri di depan jendela
"Besok makan ya Nay" sambil menghampiri Nay dan memeluknya dari belakang.
"Iya besok aku makan" jawab Nay
Rey memeluk erat Nay dari belakang, ia mencium leher Nay, pipi Nay, wangi harum badan Nay membuat Rey senang dan merasa nyaman.
"Rey"
"Hmm"
"Lihat jalanan itu" menunjuk arah jalan yang terlihat dari jendela di kamar hotel, dari ketinggian terlihat banyak bangunan tinggi dan jalanan yang ramai.
Hotel Aster yang di kota malang, di taruh tepat di jantung kota tersebut, keramaian kota besar terlihat di sepanjang hari.
"Ia kenapa" tanya Rey
"Di jalan itu, dulu ada pohon besar sekali, di sana lah aku dibuang oleh orangtuaku, dan ayah bunda menemukan ku, mereka membawaku kerumah mereka, mereka merawat ku seperti anak mereka sendiri, mereka memberiku nama dari keluarga mereka yaitu KAMAYEL"
"Lantas mengapa mereka membencimu?" tanya Rey
"Keluarga ayah dan bunda sedari dulu tidak pernah menyukaiku namun ayah bunda tetap mempertahankan ku, hingga kebencian ayah bunda kepadaku dimulai saat anak mereka Al-Fariz meninggal dunia, tepat di hari ulang tahun ku, karena aku"
"Astaga, mengapa kamu yang disalahkan?"
"Karena memang aku yang salah Rey, waktu itu aku kelas 5SD dan Fariz masih bayi, saat itu tepat hari ulang tahun ku, ayah bunda sedang di bawah menyiapkan pesta untukku, aku di atas bersama dengan Fariz.
Kakakku Abighail bersama Attar di bawah membantu ayah dan bunda, saat itu Fariz masih merangkak belum bisa berjalan, saat itu aku tertidur Rey, aku di pesani oleh ayah bunda untuk menjaga Fariz, namun aku lalai sehingga Fariz terjatuh dari lantai 2 dan tepat di depan kedua orangtuaku" menjelaskan kepada Rey, sambil tetap melihat jendela.
"Apa karena itu, kamu tidak bisa tidur dengan nyenyak Nay"
"Mungkin itu hukuman untuk ku Rey, karena aku lalai, Fariz meninggal dunia karena aku, hingga hari ini aku tidak pernah lupa akan tragedi tersebut, setiap hari ulang tahun ku aku selalu datang ke makam Fariz dan membawakan nya mainan coklat, bunga, dan foto keluarga. Serta permintaan maafku"
Rey terdiam ia semakin erat memeluk Nay dari belakang. Nay pun melanjutkan ceritanya.
"Setelah itu, setelah kejadian itu ayah dan bunda sudah berubah terhadapku, dari aku SMP, SMA, sampai Kuliah..ayah bunda tidak pernah mau datang mengambil rapotku, atau menghadiri acara wisudaku, mereka jarang membalas pesanku, kak Abighail dan Attar dilarang bermain dengan ku, hingga SMA aku mendapatkan beasiswa dan aku meneruskan kuliahku di Jakarta dan aku memutuskan untuk bekerja disana, karena aku merasa tidak di anggap dirumah."
"Apa kamu dipukuli setiap hari Nay?"
"Tidak Rey, aku dipukuli jika aku berbuat kesalahan saja"
"Dan apa mereka memukulimu sedari kamu kecil?"
"Tidak juga, aku mendapatkan pukulan pertamaku itu dari Bunda waktu aku masih SMP, waktu itu aku pergi kerja kelompok, namun aku tidak meminta izin kepada keluarga, barulah sepulang dari kerja kelompok, aku dipukuli oleh bunda hingga babak belur"
"Mengapa kamu tidak membenci mereka?"
"Bagaimana aku bisa membenci mereka, jika satu-satunya keluarga yang kumiliki di dunia ini hanyalah mereka Rey"
"Yasudah, terimakasih sudah bercerita denganku, aku senang kamu terbuka kepadaku Nay, dan jangan merasa sendiri lagi, kini kamu sudah menjadi istriku, aku akan menjaga dan melindungi mu, aku akan merawat dan menyayangimu, aku tidak akan membiarkan mu terluka sayang" sambil membalikan badan Nay.
Rey pun mencium Nay, Nay membalas ciuman Rey, mereka berciuman sambil berdiri, perlahan Rey menggiring Nay berjalan kearah ranjang, dan dengan lamanya ciuman mesra mereka, mereka saling terbawa oleh malam itu, dan mereka kembali melakukan nya lagi di malam itu, mereka melebur menjadi satu bak 2 merpati yang saling terikat, pasangan suami istri ini sedang menikmati malam bulan madu terakhirnya di kota Malang. Karena keesokan harinya mereka sudah harus terbang ke LA menghadiri acara keluarga Afsheen, keluarga besar Rey di LA. .
Suamiku
Apa sudah saatnya aku berbahagia Tuhan?
Apa sudah tak apa jika saat ini aku menikmati hidupku?
Sudahkah berakhir masa hukuman untuk ku?
Bolehkan kini aku berbahagia bersama keluarga baruku?
Bisakah aku berbahagia bersama suamiku?
Bisakah aku memulai kehidupanku kembali di lembaran buku yang baru dengan lembaran hidup yang baru?
🍁Nayy