Aku pulang dari apartemen hampir tengah malam. Setelah menengok Yara dan Yesa yang sudah tertidur pulas bersama Bang Dika yang juga tertidur sembari memeluk mereka, aku langsung pergi ke kamarku.
Hari-hari berikutnya berlalu begitu cepat. Aku rutin menemui Bang Ares hampir setiap hari. Akhir pekan ini aku berniat mengajak Yara dan Yesa menginap lagi di apartemen. Aku harus membuat Yara dan Yesa lebih dekat dengan Bang Ares sebelum memberitahu mereka yang sebenarnya.
Beberapa hari ini aku jarang menjumpai Bang Dika di rumah—aku tak peduli. Pagi ini akhirnya dia kembali bisa mengantar Yara dan Yesa seperti biasanya. Aku mencium Yara dan Yesa sebelum keduanya masuk ke mobil, kemudian melambaikan tangan kepada mereka.
Aku hendak masuk ke rumah ketika tiba-tiba Bang Dika menghentikanku. "Aku ingin bicara padamu," ujarnya. Nada bicaranya terdengar agak gugup.
Aku menatapnya remeh. "Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi," kataku dingin.