Chereads / MBA (Married By Accident) / Chapter 16 - Maaf! Kamu lebih berharga

Chapter 16 - Maaf! Kamu lebih berharga

"Selamat siang bu Indah"

"Kamu apa sih!" jawabnya ketus

"Jangan galak-galak dong bu, ntar ga laku lho" ucapku

"Tidak mungkin, karena aku sudah punya tunangan, jadi kamu jangan menggodaku"

"Ternyata bu Indah punya selera humor juga ya, nanti aku tertarik sama ibu lho"

Ia pun hanya tersenyum manja dan mempersilahkan ku duduk di depannya.

Kami pun berbincang-bincang setelah memesan 2 cangkir kopi dan beberapa dessert untuk bersantai.

"Rexa, ini serius, tentang masalah kemarin"

Aku pun hanya bisa mengambil nafas panjang, memang sialan.

"Kenapa aku menidurinya semalam" batinku

"Ehh gini, ga ada maksud apa-apa, aku cuma mau tau aja, kalo emang kamu ga punya perasaan denganku, berarti pernikahan kita bisa batal kan, ya kan" ucap ku sembari pura-pura meminum kopi.

"Tapi kalau sebaliknya, bagaimana ?" tanyanya lagi.

"Ya berarti kita harus nikah" jawabku santai

"Baiklah, berarti bulan depan kita harus segera menikah!"

"Bbbbrrrrrhhhhhh!"

Aku pun menyemburkan kopi yang baru saja ku minum

Ia pun mengambil tisu dan langsung mengelap pakaianku.

"Kamu kalau minum pelan-pelan!" tegasnya.

Wtfg! Aku akan menikahinya bulan depan, ini bukan mimpi kan! Lalu Lika bagaimana ? Rencana ku berarti akan berakhir.

Sejujurnya tidak buruk juga untuk menolak tawarannya, toh dia juga menarik, cantik dan mempesona, gaya fashion nya yang terkesan elegan menjadi point plus bagiku.

Pllakkk!

"Rexa, kamu kenapa menampar dirimu sendiri"

Ia pun memegang kedua tanganku.

"Aku ga bisa jawab sekarang"

Lika Pov

Di kantin.

"Hey Lika, pacar kamu kaya gimana ?"

"Ga gimana-gimana"

"Ih bukan itu, maksudnya dia kan terkenal playboy, emang kamu ga takut dia punya banyak pacar selain kamu, apalagi Rexa itu ganteng banget orangnya" ucap Nada

"Ga, biarin aja, aku ga peduli, yang aku tau selama dia berpacaran denganku, dia memperlakukanku layaknya sebagai pacarnya aja aku udah seneng" aku pun sedikit tersenyum.

"Akh! Kamu" Nada pun merangkul lenganku dan mengantarku pulang

Sejujurnya ada sedikit rasa sakit hati di bagian dada ku, aku tau Rexa pasti mempunyai simpanan lain, tapi ketika aku melihatnya hilang sudah pikiran negatif di kepalaku, aku adalah seorang perempuan yang sedang menjalin hubungan dengan laki-laki yang sering disebut playboy.

Mau itu benar atau tidak, aku tetap akan berusaha mencintainya sepenuh hatiku.

"Yaudah makasih ya udah anterin aku sampe rumah"

"Byeee Lika, jangan kangen aku ya" ucap Nada

Terlihat tak ada mobil di bagasi, itu artinya Rexa belum pulang.

Aku pun berinisiatif menelpon Rexa agar ketika urusannya selesai ia segera menjemputku di tempat Nana, karena aku akan kesana untuk sekedar bermain disana.

Rexa Pov

Mendengar perkataan Indah jika aku menikah dengan nya aku akan mendapatkan banyak keuntungan nanti.

"Aku ga butuh materi kamu, maaf!" tegasku.

"Tapi kamu yang pertama kali menyentuh bibirku!"

"Hey, ga gitu!"

"Kamu juga sudah mengambil ... "

"Maaf!"

Indah pun seketika menangis dihadapanku.

Tanpa berbasa-basi denganku lagi ia pun langsung meninggalkanku sendiri.

"Dasar bodoh!"

Aku pun membalikan badan ku ke arah belakang.

Terlihat dengan jelas 2 orang yang sedari tadi memakai jaket hitam tebal dan penutp kepala berwarna putih membelakangiku itu adalah Raka dan Karin.

Mereka pun kompak tertawa terbahak-bahak melihat Indah meninggalkanku.

"Lho dari tadi itu lu lu pada, bangke, nguping lu ya"

"Kita awalnya ga mau nguping, tapi berhubung topik kalian dari awal enak buat di gibahin ya kenapa enggak" sahut Karin sambil merangkul pundak Raka

"Ho oh" ucap Raka yang kembali menertawai kebodohanku

"Kirain pak boss Rexa ga bakalan tertarik sama Indah kaya yang dulu-dulu tuh" lanjut Raka

"Ternyataaaaa ... " mereka pun kembali menertawaiku.

Aku pun berpindah tempat dan berkumpul dengan mereka.

Lagi-lagi mereka pun terus nengejek ku tanpa henti.

Flashback On

Rexa usia 5 tahun

"Ma, mama mau pergi kemana ?"

"Mama cuma pergi sebentar sayang"

"Tapi itu banyak om-om yang pake baju putih"

Ia pun hanya mengusap kepalaku dan mengecup keningku.

"Mama akan balik lagi nemuin kamu Rexa"

"Tapi nanti kalo aku tidur yanv bacain dongeng aku siapa"

"Mama ga akan lama, coba kamu hitung perlahan dari angka 1 hingga angka 10, tapi kamu tutup mata kamu dulu, nanti di hitungan angka 10 mama akan ada di depanmu, janji" ucapnya senyum

Aku pun menghitung sesuai apa yang dikatakan mama ku, ku hitung secara perlahan sambil menutup mata.

Setelah hitungan ke angka sembilan, aku pun mengintip di sela-sela jari ku, aku pun panik dan membuka mata ku, benar saja, mama tidak ada di depanku.

Aku pun menangis sejadi-jadinya.

Flashback Off

"Woiii" ucap Raka

"Ngapa lu bengong ? Pasti lagi mikirin semalem ya ama Indah" ia pun kembali tertawa

"Besok apartement gue mau gue pasang cctv aahh biar gue tau siapa yang ngebercakin darah di sprei kesayangan gue" Karin pun terlihat sedikit tertawa

"Wah, udeh gue itung-itung nih hampir 11 perempuan lho yang udah dibuka segelnya ama Rexa, itu yang ketauan, yang belum kan kita ga tau, ye ga ?" lanjut Raka yang langsung di iya kan oleh Karin.

"Udahlah gue di cengin mulu disini, mau jadi kutu aja ah biar bebas dari jangkauan ku berdua"

Merek pun semakin kencang tertawanya.

---

Sesuai dengan yang dikatakan Lika, aku pun menjemputnya di tempat Nana, dan aku menunggu Lika keluar kost dari dalam mobil.

"Jadi sesuai aplikasi ya mbak Lika yang manja" ucapku

"Aku ga manja, aku cuma kurang kasih sayang dari pacarku mas"

Ku kecup keningnya.

"Gimana mbak, masih kurang kasih sayang ga ?" tanyaku

"Hmm lagi"

Ku kecup lagi keningnya lalu kudekati wajahku tepat di depannya, hanya berjarak beberapa milimeter.

Wajah Lika pun memerah padam, ia kini mulai mengigiti bibir bawahnya.

Setelah kurasa cukup, aku pun menarik kepalaku menjauhi wajahnya.

"Ihh kamu ... "

Ia pun mencubit lengan kiri ku lalu dilanjutkan dengan menggigit lenganku dengan keras hingga membuat bekas gigitan giginya di lenganku.

"Lha, aku punya tattoo 3D lho sekarang"

Lika pun terlihat menahan tawanya.

"Jangan gitu, aku malu tau!" ia pun menebalkan bibir bagian bawah dan menyilangkan kedua tangannya, lalu membuang muka menghadap kaca mobil.

"Kamu kalo mau gigit, jangan dilenganku, gigit disini" ucapku sembari menunjuk bibirku.

Lika hanya bisa diam, tapi wajahnya yang sekarang makin memerah.

Demi mendapatkan maaf dari nya, aku pun menyupirinya ke tempat yang ia tuju.

Setibanya kami di Guramedia ia langsung berjalan menemui kakaknya. Sial nya aku lupa jika kakaknya adalah mantan ki, dan sepertinya kakaknya masih menaruh dendam yang amat besar padaku.

Kulihat dari kejauhan Lika seperti memberi sebuah amplop putih kepada kakaknya, kemudian ia memanggilku agar aku berkenalan dengan kakaknya.

"Oh God, help me please" batinku

"Hai, a-aku Rexa" aku cuma bisa memasang senyum kepada kakaknya Lika.

"Oh kamu pacar adik ku!"

"Lika, kamu jangan dekat-dekat dengan Rexa, kamu harus putus sekarang dengannya!" lanjutnya

"Mbak Eli kenapa, tiba-tiba Lika harus mutusin Rexa"

"Kamu ga tau, dia itu mantan yang sering kakak ceritain" lanjut Eli

Lika hanya terkejut melihat kedua mataku, matanya yang berkaca-kaca seolah memberikan beban yang tak mampu ia angkat.