Chereads / MBA (Married By Accident) / Chapter 15 - Aku percaya padamu

Chapter 15 - Aku percaya padamu

"Maksudnya ?"

"Tadi saat kamu menciumku" ucap Indah.

"Seperti ada sesuatu saat aku mendapatkan ciuman pertama ku" lanjutnya lagi

Ku kecup keningnya dan ku peluk ia lebih ia lebih erat, kedua tangan nya yang sedari tadi memeluk pinggangku kini beralih ke leherku.

"Rexa" desahnya.

"Mmmmppphhhssss"

Dia pun mencium mesra bibirku.

Ku rebahkan dia di atas kasur sambil tetap mencium nya.

Tangan nya yang masih memeluk leher ku kini perlahan di lepaskanya, rok hitam pendek elegan yang dipakai nya sedari tadi sekarang sudah ku ungkap naik ke atas.

Kami pun seperti menggila setelah aku menarik underwearnya, ku tengkurap kan posisi tubuhnya sedikit agak naik kebelakang, agar aku bisa melumat bagian terlarangnya.

"Rexa, pelan-pelan akkhhh!"

"Aaaarrgghhhhh mmppphhhsss Rexaaaaaaa!"

Ia pun terlihat lemas berbaring saat bagian kewanitaan nya mengeluarkan cairan putih seperti mayonaise.

Ia hanua bisa berbaring lemas sambil memegangi bantal di kepalanya.

Aku pun mengambil pengaman di dalam dompetku, ya memang aku selalu berjaga-jaga saat situasi seperti ini.

Tubuhnya yang masih terlihat kini kunaikan sedikit ke atas, bokong yang putih ke merah-merahan membuat nafasku semakin tak karuan.

Setelah memakai pengaman seperti biasanya, ku masukan justin ke dalam ruang kewanitaan nya, terasa sangat sempit sekali sama seperti Lika saat aku menerobos jalur privasinya.

"Arrgghhhhh Mmpppsss Rexaaaaaa"

"Saakkiittt Rexxaaaa aaarrggghhhh" desahnya.

Tak peduli apa yang ia katakan, aku hanya fokus menarik ulur justinku,.

"Aaarggghhhhh niikkmmaaatttt Reexxaaaa" teriaknya semakin keras.

Ku jambak pelan rambut halusnya sembari terus bergerak maju mundur.

"Mppphhsss aaaakhhhkkk"

Mendengar desahannya yang lembut membuatku semakin ingin membuatnya teriak dengan sangat kencang, ku percepat ritme ku yang bergerak maju dan mundur.

Ku pegang dan kuremas perlahan kedua buah dadanya agar tetap dalam posisinya.

Setelah semakin cepat aku meggoyangkan pinggulku, akhirnya kam mengeluarkan hasrat secara bersamaan.

Aku pun menimpa tubuhnya yang sudah terbaring lemas tak berdaya.

Kutarik justin keluar agar ia bisa bernafas, tak kusangka keluar cairan berwarna seperti saos tomat bercampur mayonaise.

Aku pun mengambil tissue dan mengelapnya, kupakai kan kembali underwearnya dan kuturunkan sedikit rok pendeknya.

Kembali ku kecup keningnya dan kubiarkan ia terbaring dalam posisi tengkurap. Aku pun pergi meninggalkan apartement Karin.

Saat hatiku berkata kalau aku adalah seorang bajingan, otak ku pun membela karena itu adalah hal yang wajar bagi seorang laki-laki yang sudah bertunangan dengan kekasihnya.

"Lagi pula tidak ada kucing yang akan menolak daging mentah" batinku.

---

"Selamat malam sayang" ucapku sembari membuka pintu rumah ku.

Ku cari Lika di ruang makan dan kulihat ia hanya menundukan kepalanya.

"Yeeaayyy dimasakin makanan kesukaanku"

"Kamu kenapa cuma nunduk aja sayang ?" tanyaku.

"Kamu kemana aja ?"

"Kamu beneran sayang ga sama aku ?"

"Kalo aku ga sayang kamu, ngapain aku ngajak kamu tinggal bareng sama aku"

Lika pun mendongak kan kepalanya.

"Astagaaa sayang, kamu kenapa"

"Tadi aku jatuh terpleset di dapur, makanya aku cuma masak mie instan buat kamu"

Senyumnya yang sedikit dipaksakan membuatku menaruh curiga atas perkataannya.

Aku tau mana Lika saat berkata benar dan mana Lika saat ia membohongiku.

"Yaudah hati-hati dong makanya"

Ia pun hanya mengangguk megikuti ku memakan indiemie keju yang masih terlihat hangat di atas meja makan.

---

Setelah selesai mandi aku langsung ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhku.

Ku kecup kening Lika yang sudah terlelap karena terlalu lama menunggu ku di kamar mandi.

Ku buka selimut yang sudah menutupi setengah tubuh Lika, ia yang hanya memakai daster tanpa daleman membuat aku semakin nafsu melihatnya.

Kedua tanganku secara reflek menaikan daster Lika naik ke atas hingga bergerumbul di atas perutnya.

Tak ingin berlama-lama, ku jilat dan ku lumat pelan daerah kewanitaan nya, Lika pun hanya terdiam mendesah secara perlahan.

Kuangkat kaki kanannya dan ku masukan justin kedalam area terlarangnya.

Lika yang tadi sudah tertidur kini hanya bisa memejamkan mata nya sembari menahan rasa sakit saay justin masuk menyelonong ke dalam area terlarangnya.

"Mmppphhh aaakkhhh aaarggghhhkkkk" desahnya pelan memecah keheningan di ruangan tempat kami tidur.

Setelah lama menggoyangkan pinggulku maju mundur, aku pun menahan tubuhku sebentar agar cairan mayonaise ku tertahan di dalam area kewanitaan nya yang hangat.

"Rexa" ucapnya

"Aku tau, kamu mau ngomong apa"

Lika pun terdiam.

"Aku tau kamu tadi ga ngejatuhin makanan kamu, soalnya di tempat sampah ada bekas makanan sisa, lagian dilantai dapur ga ada bekas sisa-sisa makanan jatuh tuh"

"Lagi pula di pipi kirimu itu kaya bekas tamparan orang, bukannya jatuh, ketauan banget kali sayang, aku tadi ga mau ngomong soalnya aku baru pulang, soalnya aku takut kalo aku langsung nyamperin tuh cewek!" tegasku

"Aku tau gelagat kamu, biasanya kalo kita lagi maen bareng tuh kamu semangat, tapi tadi kamu kaya ga nikmatin asmara kita"

Aku pun kembali mengecup keningnya.

"Kamu tau ? Kok kamu bisa tau ?"

"Orangnya siapa emang ?" tanyaku

"Namanya Renata, maaf ya kalo aku jadi perusak hubungan kalian, besok aku balik ke kost aja"

Lika pun mengigit bibir bawahnya yang membuat gairah ku ingin bermain lagi dengannya.

"Lho kok kamu bisa ngambil persepsi kaya gitu"

"Sebelum kenal kamu, aku emang udah ga ada hubungan lagi sama Renata" lanjutku.

Lagi-lagi ku kecup keningnya.

"Kamu boleh ga percaya sama aku, tapi kamu harus percaya sama hati aku"

Ia pun memasang wajah gembira setelah mendengar perkataanku.

Kami pun melangsungkan ronde kedua dan terus bermain tanpa henti hingga matahari terbit menyilaukan kami.

---

"Rexa dimana ?"

"Siap bu, pak Rexa belum kesini, mungkin masih kuliah" ucap Karin menjawab pertanyaan Indah.

"Kamu jangan panggil aku ibu, kita tidak sedang berada di kantor, aku ke tempat mu sebagai tamu"

"Baik bu" lanjut Karin

"Rexa belum mau tanda tangan ?" tanya Indah

"Belum, dia memang keras kepala"

"Baiklah, tapi jangan terlalu dipaksa ya Karin" sahut Indah

"Baik bu"

---

Karena ada mata kuliah pagi, Lika pun pergi sendiri ke kampus, aku tak mengantarnya karena Nada sudah menjemputnya.

Tujuan ku sebenarnya minta dipindahkan ke Jogja adalah karena aku tidak mau melihat Indah, karena dulu dia jauh dibawah kriteria ku, tapi kini, aku sebenarnya sedikit menyukainya, tapi entah mengapa, aku masih mempertahankan Lika. Indah dulu ia memang sedikit sombong, tapi sekarang, tak hanya cantik, tapi juga rendah hati.

"Ah bodo amat, selama gue masih ngejalanin rencana gue dan dia bisa gue manfaatin, apa salahnya gue terus lanjut tentang hubungan gue dengan dia" batinku.

Krriiinngggg kkrriiinngggg

"Halo, ini siapa ?" tanyaku

"Halo, ini Rexa ?"

"Yosh ini siapa ?"

"Kamu kapan mau pulang ?"

Aku pun menutup panggilannya, dari suaranya memang tak asing, aku tau dia siapa.

Krrriiinnngggg krriiinnngggg

"Udah deh, ga usah ganggu"

"Aku ganggu kamu ya"

"Ehhh enggak kok, kamu udah bangun ?" tanyaku

"Rexa, kita bisa bertemu sekarang, di cafe kopikopi dekat apartement Karin" ucap Indah

"Yaudah aku meluncur kesana"