Kantor yang dimanage oleh Revan saat ini para karyawannya berkicau dimana-mana. Semua membahas kembalinya seorang pria paruh baya kedunia bisnis. Berita ditelevisi membuat geger para pesaingnya.
"Van. Kau mendengar kabar sedang hangat hari ini?" Adit datang tergesa-gesa, terlihat terengah nya ia bernapas.
"Iya aku sudah mengetahuinya. Dia salah satu teman bisnis Papa dan om Arya" Revan mengatakannya dengan santai, berbeda dengan Adit yang tampak cemas.
"Lihat ini, Van. Aku membawakan sesuatu untukmu" Adit menunjukkan kertas berhias bunga yang dikeringkan dan kertas itu diikat sedemikian cantik.
"Apa itu?" Revan bertanya, melirik kertas dipegangan Adit.
"Apalagi. Ini undangan pesta."
"Pesta? Ada yang menikah? Kau mau menikah, Dit? Sama tante Nabila? Astaga! Cepat sekali kalian. kalian berpacaran diam-diam dibelakangku?" pertanyaan bertubi Revan lontarkan tak percaya.
