Chereads / Sisi Gelap Jakarta / Chapter 8 - Denah? atau Game?

Chapter 8 - Denah? atau Game?

"Jadi ini nih guys, file-nya."

Aku dan Rika sedang berada di kamar milik Sarah, sesuai dengan pernyataan sebelumnya, Sarah sudah memiliki denah bangunan panti ini. Sarah menunjukan file yang ia maksud di PC-nya dengan sebuah jari mungil miliknya. Sarah meng-klik file bertuliskan 'denahpanti.web' di monitor miliknya. Mungkin karena ukuran filenya cukup besar jadi membutuhkan waktu beberapa detik, untuk mengisi keheningan yang terjadi, ia angkat suaranya kembali.

"Jadi ini denahnya selain gua sketsa pake 3D build, gua bikin juga yang versi 2D-nya untuk memperjelas posisi. Lagian formatnya gua desain sedemikian rupa menyerupai game sandbox, jadi kita bisa keliling menggunakan karakter yang ada di dalam denahnya. Kalo masih kurang juga, gua udah siapin versi vr-nya biar lebih realistis. Karena kemarin gua nge-explore panti ini pake lens-cam, jadinya ada videonya juga buat referensi. Gimana guys?"

*Lens-cam : semacam softlens namun dapat merekam video secara nirkabel

Aku dan Rika hanya ternganga melihat hasil pekerjaan dari Sarah. Aku tak habis pikir, dengan waktu yang singkat, ia dapat menghasilkan prestasi dalam penyelidikan. Aku paham betul bahwa orang-orang semacam Sarah ini tak boleh dibiarkan saja, hubungan kami harus dipererat untuk keberlangsungan misi kedepannya.

"Gimana guys?, Kok malah pada bengong aja?", Sarah dapat membuyarkan pikiranku, namun tidak untuk Rika, dia sedang asyik dalam dunianya. Sarah mengambil 2 vr gear dari dalam lemari peralatannya. Awalnya kukira semua cewek bakal sama aja rempongnya kalo masalah penampilan, tetapi Sarah adalah orang yang berbeda, ia lebih memilih hobinya dalam bidang teknologi dibandingkan penampilannya sendiri.

"Eh iya Rah, gua paham kok. Kayaknya kita pake vr aja deh biar bisa ngerasain langsung", Mencoba mencari alasan yang rasional, kujawab pertanyaan Sarah sambil menyikut Rika agar ia tersadar.

"Ka, Lu kenapa sih bengong gitu?", Kulihat wajahnya sebentar, ia menampilkan sedikit kesedihan. Bibir Rika mendekati telingaku ini lalu berbisik dengan pelan tanpa menghiraukan Sarah yang sedang sibuk mempersiapkan peralatannya.

"Gua kayak dapat firasat buruk gitu Fi...., Gua merinding jadinya, firasat gua bilang kalo kita harus keluar dari kamar Sarah, entah kenapa tapi gua tetep aja takut"

Kubalas dengan berbisik pula,"Tenang Ka, Tuhan selalu bersama kita, gua juga ada buat lu. Jangan mudah percaya sama firasat gitu, karena kadang itu bisa datang dari setan. Kita tetap disini sampai progres misinya tetap berjalan, lagian kan kita belum liat itu denahnya."

"Ya tapi kan...", Bisikan Rika belum terselesaikan, Sarah sudah memotongnya.

"Fi...,Ka..., Udah siap nih vr-nya. Sistemnya juga udah siap juga. Kalo udah siap, langsung pake aja vr gear-nya. Biar nggak ribet, kalian sambil tiduran aja di atas kasur gua, nanti gua kasih aba-aba buat masuk ke servernya."

"Terus lu nggak ikut Rah?", Kata Rika dengan cemasnya.

"Sarah mah mengawasi aja dari atas kursi, lagian kan dia udah tau isinya. Dia juga kita perlukan kalau ada serangan virus ataupun masalah di servernya. Udahlah ka.., nggak usah cemas gitu" Kataku meyakinkan Rika.

"Tapi kan...", Rika tidak bisa memprotes orang kesayangannya itu. Lagipula memang benar apa yang dikatakan Rafi. Rika tak berkutik, hanya mengikuti 'pimpinannya' itu walaupun rasa cemas masih menyelimutinya.

Tapi ada kejanggalan yang kutemukan di situasi ini, Sarah terlihat seperti menahan sebuah senyuman. Mungkin firasat Rika sedikit ada benarnya. Tetap kuteruskan penjelajahan itu atas nama rasa percaya terhadap teman.

******

"Gimana udah siap?", Tanya Sarah setelah aku keluar dari toilet.

"Sudah kok", aku mengambil vr gear Yang tergeletak di samping monitor Sarah. Kulihat Rika sudah terbaring di kasur dengan gelar yang terpasang di kepalanya. Sepertinya Rika sudah menungguku di dalam server. Sarah hanya mengamati monitornya yang menampilkan Character milik Rika yang telah online.

"Masuknya nggak bisa barengan aja ya?"

"Ini bagian dari protokol keamanan yang gua bikin Fi..., Lagian emang kenapa kalo barengan?", Sarah menjawabnya dengan nada menyindir.

Aku tak mau menghiraukan sindiran Sarah, aku harus segera memasuki server, karena Rika sudah menungguku disana. Setelah gear terpasang dan tubuh telah terlentang....

3....2.....1....., Siap memulai server....

Sepertinya itu adalah suara Sarah.

******

"Panel kanan untuk denah tempat ini, dan di panel kiri sudah tersedia inventori dan healthbar. Selamat bermain!!!...."

Suara Sarah yang tadi sudah tak terdengar lagi. Sepertinya tadi itu adalah tutorialnya. Kucoba membuka panel kanan dengan tangan kananku. Sebuah peta hologram muncul ditanganku. Kulihat peta itu secara seksama, sepertinya titik kemunculanku adalah di Lobby Panti. Yang aku bingungkan dari tadi adalah kenapa Rika tak terlihat di peta milikku?, Apakah memang programnya seperti itu?, Atau ada kesalahan dalam sistemnya.

Menurutku file ini benar-benar mirip sekali dengan game, terlebih lagi ada inventori dan juga healthbar. Apakah nanti akan ada musuh? Boss? Item?.

Layar gelap yang kulihat tadi telah berubah sekejap, warna-warni mencolok mataku. Aku berada di Lobby panti, persis dengan yang tadi dan sekarang terlihat di peta.

Kulihat sekitarku, memang detailnya terlalu bagus untuk sempurna, seperti aslinya. Namun, aku tak bisa melihat Rika kemanapun aku memandang di lobby itu. Apakah ia dimunculkan di titik yang berbeda ataukah dia sudah memulai duluan?.

Kuteriakkan suaraku keras-keras, "RIKA....". Setelah beberapa kali tak mendapat jawaban apa-apa dan suaraku mulai jadi serak karenanya, kubuka lagi peta tadi. Ternyata ada fitur tambahan yang aku lewatkan saat membacanya tadi, fitur bagikan lokasi yang tombolnya terletak dibagian belakang peta. Bagaimana pun juga orang tidak akan membacanya jika diletakkan di sisi belakang yang kosong, orang hanya berfokus pada sisi depan yang terdapat sketsa denahnya. Mungkin hanya orang-orang sabar sepertiku yang dapat menemukannya.

Aku hanya diam dan menunggu kedatangan Rika. Akan lebih efektif jika aku menunggu saja agar pencarian jadi lebih efektif. Sebenarnya aku tidak menduga ini akan terjadi, aku terpisah dengan Rika, untung ada fitur tadi, jadinya kebantu deh. Aku curiga terhadap fitur itu karena sepertinya telah dipersiapkan untuk situasi yang tak terduga.

Sambil menunggu respon dari Rika, aku otak-atik dulu panel penggunanya. Baru kusadari bahwa aku tak bisa melakukan kontak apapun dengan Sarah yang sedang mengawasi kami dari kamarnya. Tak kutemukan juga tombol untuk keluar dari server ini.

******

Aku duduk di kursi tamu lobby sambil tetap memandang peta. Tiba-tiba muncul titik lain di peta itu. Kulihat titik itu terus mendekat dari kejauhan, Rika berhasil juga untuk menemukan fitur tersembunyi itu. Aku merasa senang karena situasi yang terjadi tak semakin buruk.

Benar saja, Rika mencolek pipiku dari belakang, sambil memanggilku" Rafi..."