Chereads / Menikahi Kupu-kupu Merah / Chapter 23 - Dasar Binatang!

Chapter 23 - Dasar Binatang!

Cecile Luo membeku saat melihat gerakan Eugene Mu dan rasa bahaya muncul di benaknya. Adegan ini terasa agak akrab untuknya, sama seperti kemarin malam, di kamar yang sama dan dengan pria yang sama… Keterikatan fanatik yang ekstrem membuat kakinya gemetar.

Eugene Mu melangkah ke sisi Cecile Luo sambil membuka kancing kemejanya hingga membuat kaki Cecile Luo semakin lemas. Cecile Luo memeluk gadis kecil di lengannya erat-erat dan memandang Eugene Mu dengan wajah waspada, "Kamu... Apa yang kamu lakukan?"

Pertanyaan itu membuat Eugene Mu terkejut. Lalu, ia sedikit menyipitkan matanya dan tatapannya jatuh pada wajah mungil Cecile Luo yang menegang. Mata kucing Cecile Luo yang polos dan menawan menatap Eugene Mu hingga membuat tubuh pria itu tiba-tiba menegang. Sepertinya sensasi terbakar semalam tampaknya kembali terasa. 

Namun, ketika Eugene Mu melihat gadis kecil di pelukan Cecile Luo yang berekspresi sama dengan Cecile Luo, api berkobar di tubuh Eugene Mu tiba-tiba padam. Eugene Mu mengangkat bibir tipisnya hingga menyunggingkan senyuman licik, "Menurutmu, apa yang ingin aku lakukan?"

Jari-jari Eugene Mu yang ramping dan kuat melepaskan kancing baju dan membuka sabuk di pinggangnya. Pakaian Eugene Mu semuanya sudah terlepas hingga menunjukkan garis ototnya kuat dan halus, otot perut yang kotak-kotak, serta sesuatu yang menjulang di bawah kain. Cecile Luo menghela napas, lalu segera mengangkat tangannya untuk menutupi mata Candy sambil menegur, "Kamu, kamu... Putrimu masih ada di sini! Apa yang ingin kamu lakukan? Dasar binatang!"

"Binatang?" Eugene Mu mencibir, "Cecile Luo, apa yang kamu pikirkan di kepalamu? Kamu tidak mungkin berpikir… Aku tertarik pada wanita sepertimu?"

Cecile Luo menggertakkan giginya dengan marah, tapi ia juga merasa sangat lega di saat yang bersamaan. Mendengar maksud Eugene Mu, tampaknya pria itu tidak berniat melakukan apa-apa padanya. "Lalu, kenapa kamu ikut denganku?"

"Aku ingatkan sekali lagi bahwa ini kamarku," kata Eugene Mu dengan santai.

Cecile Luo sontak marah, "Kalau begitu... Kalau begitu, kamu tidur di sini! Aku bisa tidur di kamar tamu dengan Candy!"

"Apa kamu pikir aku akan membiarkanmu tidur berdua saja di kamar dengan Candy? Jangan anggap karena kamu lebih baik terhadap Candy hari ini, aku akan melupakan apa yang telah kamu lakukan padanya sebelumnya! Candy memintamu untuk tidur dengannya, jadi aku juga tidak bisa menolaknya. Tapi, aku harus melihatmu sendiri dengan mata kepalaku," Eugene Mu menatap Cecile Luo sambil menjelaskan dengan tidak sabar.

Setelah mendengar ini, Cecile Luo tiba-tiba terdiam. Candy begitu menempel padanya sampai ia lupa bahwa semua orang di keluarga Mu menganggapnya sebagai Celine Luo dan tidak mengizinkannya mendekati Candy. Sekarang, sangat masuk akal jika Eugene Mu memiliki kekhawatiran seperti itu.

"Kalau begitu... Kamu bisa tidur dengan tenang malam ini. Tidak perlu mencari kesempatan untuk berbuat sesuatu padaku!"​​Cecile Luo masih merasa sedikit tidak nyaman sehingga ia memperingatkan Eugene Mu.

Mata Eugene Mu melirik dari atas ke bawah, lalu ia berkata dengan jijik, "Bisakah kamu melihat dirimu sendiri? Badanmu kurus sampai tulang rusukmu yang menonjol. Jika bukan karena kamu memberiku obat kemarin, aku tidak akan lemah seperti kemarin!"

Cecile Luo merasa sangat marah dan tidak tahan hingga menggertakkan giginya. "Eugene Mu! Apa kamu buta? Apa kamu pernah melihat tulang rusuk yang tetap menonjol di depan dan di belakang sepertiku? Selain itu, kemarin aku tidak memberimu obat! Bukan aku yang melakukan.... Aku tidak memberimu obat kemarin!"

Brak!!!

Terdengar suara keras yang memotong perkataan Cecile Luo. Ternyata itu adalah suara Eugene Mu menutup pintu kamar mandi.

"Brengsek! Orang macam apa ini?!"

Cecile Luo sangat marah. Ia menoleh dan melihat gadis kecil di pangkuannya yang mengerjapkan mata dengan polos dan memandangnya dengan rasa ingin tahu. Ia pun tiba-tiba merasa malu dan membatin, Oops… Gawat! Aku lupakan gadis kecil ini ada di sini! Bisa-bisa aku menghancurkan anak bangsa lagi!