Staf memanggil nama Tang Yurou tiga kali berturut-turut, tapi Tang Yurou tak kunjung naik ke panggung. Akhirnya para penilai langsung mendiskualifikasi Tang Yurou dari audisi ini.
Tanpa diragukan lagi, Tang Xinyan mendapatkan nilai tertinggi di grup ini.
Ia dan dua artis lainnya memenangkan babak final di masing-masing grup.
Pada babak final, Tang Xinyan mendapatkan nilai tertinggi dan berhasil memeran tokoh utama di film ini. Ia juga menerima evaluasi dan pujian yang tinggi dari Sutradara Hou.
Sementara itu…
Dalam setengah jam terakhir, Tang Yurou dan Jiang Na'er berkali-kali keluar masuk kamar mandi.
Seluruh tubuh mereka berdua sudah lemas dan berkeringat dingin. Saat ini, mereka sangat tidak nyaman dan putus asa.
Tang Yurou tahu jelas efek obat pencahar ini. Setidaknya mereka harus keluar masuk ke kamar mandi selama semalaman.
Dia menggertakkan gigi dan mengutuk Tang Xinyan di dalam hatinya.
…..
Untuk merayakan Tang Xinyan yang lolos audisi, Ji Jing memesan tempat duduk di restoran bergaya Perancis. Restoran tersebut berada tepat di lantai teratas Hotel Huanhai.
Setelah berbicara dengan Sutradara Hou sebentar, Tang Xinyan langsung pergi ke lantai teratas.
Restoran itu didekorasi dengan elegan, indah, dan tentunya bergaya Prancis.
Ada banyak pasangan yang memesan tempat duduk di restoran itu.
Setelah melihat lambaian tangan Ji Jing, Tang Xinyan tersenyum dan berjalan ke arahnya.
Namun ketika berbelok, ia melihat Fu Sichen.
Fu Sichen sedang menjawab telepon. Ada sekuntum mawar di atas mejanya. Tiba-tiba, raut wajah Fu Sichen berubah, dan ia segera berdiri.
Tatapan Tang Xinyan mengikuti Mo Chiwei, yang berjalan ke arah pintu restoran.
Tang Yurou berdiri di sana dengan wajah pucat.
Fu Sichen menghampiri Tang Yurou dan mengenakan mantelnya pada Tang Yurou, lalu, ia menggendong wanita itu dan melangkah pergi.
Tanpa disadari, jari-jari tangan Tang Xinyan mengepal.
Kukunya menusuk telapak tangannya hingga menimbulkan tanda merah. Anehnya, ia tampak tidak merasa sakit sama sekali.
Kejadian ini sama seperti yang terjadi di Mansion Yi terakhir kali. Ia berdiri dekat dengan Fu Sichen, tapi Fu Sichen tidak melihatnya.
Ia menjadi tokoh utama di film baru Sutradara Hou, namun kini ia juga menjadi peran pendukung yang telah terlupakan dalam kehidupan Fu Sichen.
Tang Xinyan berkedip-kedip dan menekan rasa sakit di dalam dadanya. Ia tersenyum dan menghampiri Ji Jing.
Ji Jing lebih tua empat tahun dari Tang Xinyan. Ia adalah manajer artis terkenal di industri hiburan. Ia sangat tenang, bijak dan kompeten. Ia merupakan tipe orang yang sangat berbeda dengan Tang Xinyan.
Tapi secara pribadi, mereka adalah teman baik.
Tang Xinyan dan Fu Sichen menikah secara diam-diam. Dunia luar tidak tahu bahwa mereka sudah menikah, tapi Tang Xinyan tidak menyembunyikan ini dari Ji Jing.
Tadi Ji Jing juga melihat Fu Sichen menggendong Tang Yurou pergi. Ia menghibur Tang Xinyan dan menemaninya minum.
Ji Jing sangat tahu perasaan Tang Xinyan pada Fu Sichen. Ia tahu betul bahwa Tang Xinyan sangat sedih, apalagi mereka sudah melangkah sampai tahap ini.
Tang Xinyan memesan minuman dengan kadar alkohol yang tinggi. Setelah meneguk beberapa gelas, kepalanya mulai terasa pusing dan sakit.
Perutnya juga tidak nyaman.
"Kak Ji, aku pergi ke kamar mandi dulu." Tang Xinyan menutupi dadanya dengan satu tangan dan berdiri dengan terhuyung-huyung.
"Sini, biar kuantar kau ke kamar mandi."
Tang Xinyan menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Tidak apa-apa, aku akan segera kembali."
Setibanya di pintu kamar mandi, Tang Xinyan melihat papan tanda di atasnya. Sesaat, ia tidak bisa membedakan yang mana kamar mandi pria dan wanita.
Untungnya, ada orang dengan rambut sebahu yang keluar dari sana.
Tang Xinyan menyipitkan matanya dan tersenyum. "Ini toilet wanita."
Ia tidak memperhatikan bahwa orang yang baru saja keluar adalah seorang pria dengan rambut panjang.
...
Beberapa saat kemudian, Tang Xinyan keluar dari bilik kamar mandi. Ia ingin mencuci tangannya. Pandangannya yang kabur tertuju pada seseorang yang berdiri di barisan urinoir. Ia pikir itu adalah tempat untuk mencuci tangannya. Ia cepat-cepat berjalan ke sana.
Mo Chiwei kaget saat melihat ada seorang wanita yang mendekatinya. "Keluar!" tegas Mo Chiwei dengan ekspresi dingin.