Tang Xinyan merasa bahwa suhu di sekitarnya tiba-tiba menjadi dingin. Ia menggosok tangannya dan berjalan ke urinoir.
Ia mengulurkan tangannya dan bergumam, "Eh, bukankah ini kran wastafel otomatis? Mengapa tidak ada airnya?"
Ketika melihat Tang Xinya mengulurkan tangannya ke arah urinoir, wajah Mo Chiwei berubah suram, dan ia menaikkan alisnya. 'Berapa banyak anggur merah yang dia minum?'
Begitu Mo hendak menarik resleting celananya, tiba-tiba Tang Xinyan meraih alat vitalnya.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Seluruh tubuh Mo Chiwei menjadi semakin tegang.
Tang Xinyan mengedipkan matanya beberapa kali. Wajahnya mendekati itu dengan penuh rasa ingin tahu.
'Mengapa kran air ini sangat aneh? Kran air ini bisa membesar seperti balon, tapi sangat panas,' Tang Xinyan bingung.
"Apakah kran air juga bisa demam?"
Raut wajah Mo Chiwei menjadi semakin buruk dan dingin. 'Dia ini benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh?'
Tang Xinyan tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Ia memencet-mencetnya seperti anak kecil yang penuh rasa ingin tahu.
Mo Chiwei sangat kesal. Begitu hendak menyingkirkan tangan Tang Xinyan, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.
Seorang pria paruh baya berdiri di pintu sambil memegangi perutnya. Ketika melihat pemandangan di dalam kamar mandi, dia pun terkejut.
"Apakah kalian... tidak malu?" Pria itu ingin melihat seperti apa rupa wanita itu. Mo Chiwei menoleh dan berkata dengan nada dingin, "Keluar!"
Pria paruh baya itu dikejutkan oleh nada dingin Mo Chiwei. Dia tidak berani melangkah ke depan. Dia cepat-cepat berbalik dan melarikan diri.
Tang Xinyan masih melihat-lihat 'kran air' yang aneh itu. Ketika mendengar suara Mo Chiwei, dia berkedip-kedip kebingungan.
Pandangannya perlahan-lahan berpindah ke atas.
Mo Chiwei menyingkirkan tangan Tang Xinyan dan segera menutup resleting celananya.
"Apa yang pernah kukatakan? Jangan sampai kau memprovokasiku lagi. Apakah kau sudah lupa?" Mo Chiwei menatap Tang Xinyan dengan tatapan dingin.
Pandangan Tang Xinyan tertuju pada wajah pria itu.
'Apakah aku berhalusinasi? Mengapa aku melihat seorang pria? Selain itu, dia masih terlihat cukup tampan. Seluruh fitur wajahnya sempurna seperti sebuah karya seni,' pikir Tang Xinyan.
Tang Xinyan tersenyum menawan. "Pria tampan, mengapa kau masuk ke toilet wanita?"
Mo Chiwei menggigit bibirnya dan menatap Tang Xinyan yang sedang mabuk. "Siapa yang membiarkanmu minum begitu banyak anggur merah?"
'Jika dia bertemu pria lain, apakah dia juga akan melakukan hal yang sama pada pria lain?'
Saat memikirkan hal itu, raut wajah Mo Chiwei langsung memburuk.
Tang Xinyan memiringkan kepalanya. "Aku melihat suamiku pergi bersama kakakku! Mereka semua mengatakan bahwa setelah mabuk, kita bisa melupakan semua hal. Saat mabuk, aku baru bisa melupakan rasa sakit yang telah terkubur di dalam hatiku! Lupakan saja. Aku tidak ingin menyebut nama bajing*n itu lagi. Pria tampan, kau belum menjawab pertanyaanku. Bagaimana kau bisa masuk ke toilet wanita?"
Sebelum Mo Chiwei menjawab, Tang Xinyan tersenyum menawan lagi. "Jangan-jangan kau memiliki niat jahat setelah melihat wajah cantikku?"