Tang Xinyan telah mengatakan beberapa poin penting. Nyonya Hou sangat pintar, jadi dia tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Tang Yurou masih ingin membela diri, tapi Nyonya Hou tidak memberinya kesempatan. Nyonya Hou sangat kecewa dan berkata dengan nada dingin, "Kau pikir aku ini orang bodoh? Kau pikir kau bisa menjadi tokoh utama setelah menyingkirkan Tang Xinyan? Di audisi hari ini, semuanya diuji berdasarkan keterampilan berakting masing-masing peserta. Jika kau tidak memiliki keterampilan berakting, segera keluar dari sini!"
Bahkan Nyonya Hou tidak jadi masuk ke bilik kamar mandi dan langsung keluar.
Tang Yurou menatap Tang Xinyan dengan mata merah. Ia sangat membenci Tang Xinyan. Awalnya, ia ingin mempermalukan Tang Xinyan di depan Nyonya Hou agar tidak bisa ikut audisi ini. Tidak disangka, ternyata Tang Xinyan pandai berbicara.
Tang Xinyan mengambil naskah dan penanya. Ia melihat wajah pucat Tang Yurou dan tertawa sinis.
Setelah Tang Xinyan pergi, Tang Yurou menyeka air matanya. Ia berjalan ke depan cermin dan merias wajahnya.
'Tang Xinyan, kau membuatku memiliki kesan buruk di depan Nyonya Hou. Kelak, aku akan membalas dendam padamu!' pikir Tang Yurou.
"Kak Yurou?"
Jiang Na'er berlari ke kamar mandi dan melihat kedua tangan Tang Yurou bertopang di atas wastafel, dan ekspresi wajahnya tampak buruk. Ia bertanya dengan hati-hati, "Ada apa? Apakah kau sudah memberi pelajaran pada Tang Xinyan? Apakah dia keluar dari audisi ini?"
Tang Yurou melirik Jiang Na'er, yang tak punya otak sama sekali. Tiba-tiba, ia tersenyum jahat. "Na'er, aku punya sebotol obat. Kalau aku menaruh sedikit obat di air minum Tang Xinyan, dia pasti tidak akan lolos audisi ini." Tang Yurou mengambil obat dari tasnya. Senyumannya semakin tampak jahat, "Kalau kau bisa membantuku hingga berhasil menjadi tokoh utama, aku pasti akan merekomendasikanmu menjadi tokoh kedua."
Jiang Na'er mengambil obat itu dan menepuk dadanya sendiri dengan satu tangan. "Percayalah, Kak Yurou. Aku sangat tidak menyukai Tang Xinyan. Aku pasti akan mencari segala cara untuk menyingkirkannya."
…..
Mo Chiwei mencuci tangannya di wastafel di luar toilet pria dan wanita. Bayangan wajah tampan dan garis lehernya yang seksi terpantul di cermin. Bulu matanya tebal dan indah. Tak ada yang dapat melihat emosi di matanya.
Pendengarannya sangat kuat, jadi ia bisa mendengar percakapan antara kedua wanita di dalam kamar mandi itu dengan jelas.
…..
Beberapa menit kemudian, Tang Xinyan bersiap-siap masuk untuk audisi, tapi tiba-tiba Jiang Na'er menyiram secangkir kopi ke gaunnya.
Akhirnya ia terpaksa pergi ke kamar mandi lagi.
Begitu sampai di pintu kamar mandi, ia melihat ada sosok yang berdiri di koridor. Orang itu tak asing baginya.
Mo Chiwei sedang menelepon dan memunggunginya. Ia mengambil ponsel di satu tangan dan memegang rokok di tangan lainnya. Ia mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam. Pria itu terlihat lebih mempesona daripada model pria di majalah.
Ketika berbicara, suaranya sangat rendah dan lembut.
Tidak dapat dipungkiri, pria ini sangat sempurna.
Tang Xinyan menarik kembali pandangannya. Saat ia akan memasuki kamar mandi, tiba-tiba Mo Chiwei berbalik badan.
Mo Chiwei menutup telepon, dan pandangannya jatuh pada Tang Xinyan tanpa berekspresi apa pun.
Kesan pertama Tang Xinyan pada Mo Chiwei tidak terlalu baik. Ia sedikit takut pada pria itu. Untungnya, Mo Chiwei hanya menatapnya selama satu atau dua detik.
Ketika Tang Xinyan memasuki kamar mandi, Mo Chiwei pergi tanpa berekspresi apa pun, seolah-olah mereka belum pernah bertemu sama sekali.