Seorang pemuda tengah berbaring di sebuah kamar kosan yang berukuran sekitar 2 x 3 meter, kamar tersebut terbilang cukup rapi untuk ukuran seorang pemuda yang hidupnya kesan dari mewah. Itu karena semasa kecil, dia telah dibiasakan untuk hidup mandiri dan menjaga kebersihan, terlebih lagi untuk kehidupannya sendiri.
Arsya Ruzain Firdaus, pemuda yang berusia sekitar 23 Tahun lulusan SMA yang kini bekerja di sebuah minimarket di bilangan kota tempatnya tinggal. Meskipun berasal dari kampung yang jauh dari kota, Arsya mampu menyesuaikan dirinya dengan kehidupan Kota yang sangat berbeda dengan kehidupannya dikampung.
Dibekali dengan kehidupan yang sederhana dan sering membantu antar sesama, Arsya sangat digemari baik teman kerja ataupun tetangga kosan tempatnya tinggal. Terlebih lagi wajahnya yang mirip dengan Aktor terkenal serta memiliki kemampuan Silat yang mempuni, Arsya selalu digandrungi oleh banyak Wanita. Namun tak ada satupun dari mereka yang menarik perhatiannya, itu karena dia ingin membahagiakan keluarganya terlebih dahulu, terutama kedua orangtuanya yang tinggal di kampungnya.
*******
Matahari pagi telah menyelinap masuk melalui celah-celah lubang angin jendela yang menyinari wajah pemuda yang tengah tertidur pulas, pemuda itu mencoba menghalau sinar matahari tersebut dengan tangannya namun suara alarm smartphone miliknya berbunyi.
"Hoaaam, sepertinya aku kesiangan. Tapi tak apalah, toh hari ini Aku libur juga. Jadi bisa bersantai sejenak sebelum melanjutkan aktivitas hari ini yaitu cuci baju dan beres-beres kamar.!" gumam Arsya yang mengambil smartphone miliknya dan mematikan alarm yang terus berbunyi.
Setelah itu, Arsya mengambil peralatan mandi serta handuk yang tergantung di belakang pintu lalu menuju kamar mandi yang berada di luar atau kamar mandi umum kosan.
"Eh, selamat pagi Arsya. Tumben nih telat bangunnya.!" tegur seorang wanita yang baru saja keluar dari kamar sebelah.
"Heh, iya nih Nindi. Semalam habis lembur di toko karena merekap laporan stock opname bulanan.!! Kamu tidak kuliah.?"
"Capek dong, tapi semangatnya jangan kendor yah.!! Ini baru mau pesan Gojek, yah udah mandi sana gih, badan kamu bau apek. Xixixi.!!" Ucap Nindi sambil berjalan menuju pintu keluar.
"Hati-hati yah,!!"
"Siap komandan.!" jawab Nindi sambil melambaikan tangannya.
Nindi adalah salah satu penghuni kosan yang Arsya tempati, kosan yang Arsya tempati adalah kosan campur antara putra dan putri, meskipun bercampur, kosan ini tidak bebas seperti yang Anda bayangkan. Itu karena ibu Kos juga tinggal di sebelah kosan, oleh sebab itu mereka tidak bisa bebas karena selalu di pantau memalui CCTV.
Suatu hari, salah satu penghuni kosan yang baru saja pindah membawa teman-temannya (cowok dan cewek) hingga larut malam. Ketika jam menunjukkan sekitar pukul 00.00, segera bapak kosan datang mengetuk dan meminta tamu penghuni kamar tersebut untuk pulang, karena sesuai peraturan kosan tidak boleh berkunjung melebih jam tamu yaitu 10.00 malam kecuali keluarga.
Karena tersinggung oleh teguran pemilik kosan, pemuda yang penghuni kamar tersebut marah dan mencoba memukul Bapak kosan, namun saat itu tiba-tiba Arsya keluar kamar karena mendengar keributan dan langsung menghalau pukulan yang telah terarah menuju bapak kosan.
"Woi, nyante bro. Jangan main pukul sembarangan.!!" ucap Arsya sambil menahan pukulan pemuda tersebut.
"Siapa kau, dengar yah. Kau tidak usah ikut campur urusan ini.!! Atau kau juga mau kena bogem mentah HAH.!!!!" kesal pemuda tersebut sambil mencoba mendorong Arsya untuk menjauh darinya.
Namun Arsya tidak merasa takut sedikitpun, dia tidak bergerak sedikitpun melindungi bapak kosan.
"Santai Boss, ini adalah kosan dan Saya juga tinggal disini. Kamu bikin onar dan membuat keributan, juga kamu telah mengganggu istirahatku. Oleh karena itu, ini menjadi urusanku juga.!!!"
Arsya menjawab pemuda tersebut dengan santai dan tetap berdiri didepan bapak kosan yang sedari tadi terdiam.
Mendengar perkataan dari Arsya membuat pemuda tersebut dan teman-temannya berdiri dan mencoba mengeroyok Arsya. Namun karena sesuatu hal, salah satu dari teman pemuda tersebut menghalau mereka dan berkata.
"Besar juga nyali kamu kawan, karena sudah malam kami akan pulang, mohon maaf atas keributan yang terjadi. Ayo semua beresin barang kalian dan kita pulang.!!" ucap salah satu teman dari pemuda tersebut.
"Tapi bang, bukannya Abang ingin nginap disini.!!" ucap pemuda yang mencoba memukul Bapak kosan.
"Sudahlah, bisa lain kali. Tidak enak juga di dengar oleh tetangga kosan. Betul begitu kan Bro?" ucap teman pemilik kamar sambil menatap mata Arsya yang berdiri tegak.
"Benar sekali, jadi mohon untuk tidak menggangu ketertiban kosan ini.!!" ucap Arsya santai.
"Siap, siap.!! Oh, iya kalau boleh tahu siapa nama kamu anak muda?"
"Namaku Arsya, ingat!! Jangan pernah berbuat onar lagi di kosan ini, jika itu terjadi maka kalian terutama kamu akan berurusan dengan aku paham!!" ucap Arsya sambil menunjuk si pemilik kamar.
"Kau....!!" pemuda itu merasa emosi ketika di tunjuk oleh Arsya.
Tanpa rasa takut, Arsya terus menatap mata pemuda itu. Namun lagi-lagi teman pemuda itu yang dipanggil Abang oleh mereka menahan dan menjawab ucapan dari Arsya.
"Baiklah bro Arsya, kami tidak akan berbuat onar lagi di kosan ini. Tapi ..."
"Tapi apa.?"
"Ha-ha-ha, santai kawan.!!"
Pria itu berjalan mendekati Arsya dan membisikkan sesuatu padanya. "Kamu mesti hati-hati jika berkeliaran di luar sana.!!"
"Ayo semua kita pulang.!!" setelah membisikkan sesuatu ke Arsya, pria itu lantas berjalan keluar dan memanggil anggotanya untuk meninggalkan kosan tersebut termasuk pemuda yang tinggal dikamar itu.
Itu terjadi tepat seminggu yang lalu dan setelah kejadian itu, pria yang sebelumnya ingin memukul Bapak kosan akhirnya pindah dan tidak tahu kemana lagi.
Setelah mandi, Arsya kembali ke kamar miliknya guna membersihkan kamar dan juga merendam pakaiannya yang kotor.
Selagi memilah pakaian yang kotor, Arsya menemukan secarik kertas yang bertuliskan. "Selamat Anda terpilih menjadi salah satu kandidat untuk mendapatkan posisi manager. Jika Anda ingin meraih kesempatan itu maka datanglah ke Alamat ...."
"Apa maksudmu ini, terus dimana Aku mendapatkan kertas ini.?"
Arsya mencoba mengingat kenapa kertas tersebut bisa ada di dalam saku celananya, dia pun terus membaca kertas tersebut.
(Kesempatan hanya datang sekali, jika Anda mengambil kesempatan ini maka Anda bisa mewujudkan semua impian Anda serta membantu Dunia.)
"Heh, membantu Dunia? Maksudnya...?"
Arsya merasa aneh akan pesan dari kertas tersebut, terlebih lagi mengenai membantu Dunia. Apakah dunia butuh dibantu? Apakah Arsya yang seorang karyawan minimarket bisa melakukannya?
"Lupakan saja, Aku tidak ada hubungannya dengan surat ini. Mungkin hanya perbuatan orang iseng saja."
Arsya lantas membuang kertas tersebut ke keranjang sampah bersama dengan kertas lainnya, dia lalu kemudian memasak makanan untuk sarapannya.