*******
Setelah memikirkan apa yang mesti dilakukan, Arsya menuju kamar mandi dan bersiap-siap menuju perusahaan yang menawarkan sebuah pekerjaan padanya.
Berangkat menggunakan motor kesayangannya, Arsya menuju alamat perusahaan tersebut yang tidak lain berada di kawasan ruko kosong. Setibanya disana, Arsya tidak melihat aktivitas dari kawasan ruko tersebut. Tidak ada satupun kendaraan yang terparkir, kawasan ruko tersebut mirip dengan kuburan yang tak dihuni oleh manusia.
"Apa-apaan ini, apakah informasi tersebut salah. Tapi apa yang mesti aku lakukan sekarang.!"
Melihat sekeliling yang sunyi sepi membuat Arsya merasa bingung akan apa yang harus dilakukannya, Arsya kemudian menuju perusahaan tersebut yang terletak di tengah-tengah ruko kosong. Terlihat papan nama yang bertuliskan CV Alam Permai.
Arsya kemudian, menuju pintu masuk Ruko tersebut. Tidak ada aktivitas yang terlihat, bahkan ini tidak seperti sebuah perusahaan, lebih tepatnya ini adalah bangunan kosong yang telah lama tidak dihuni.
Ketika membuka pintu CV Alam Permai, Arsya dikejutkan oleh pemandangan yang dimana ini jauh diluar yang dipikirkannya. Bagaimana tidak, dari luar kantor perusahaan itu terlihat sangat tidak terawat. Namun ketika masuk kedalam, terlihat sangat bersih dan tertata rapi.
"Selamat datang di perusahaan kami tuan ..."
Ketika masuk kedalam, Arsya disapa oleh seorang pria yang mengenakan kemeja putih polos, celana panjang hitam serta sepatu pantofel. Pria tersebut terlihat sangat rapi dan juga berwibawa, umurnya kira-kira sudah kepala 50 keatas, Arsya merasa sungkan ketika melihatnya, itu karena Arsya mengira bahwa ruko ini hanyalah sebuah ruko kosong.
"Heh, iya selamat pagi.!!! Namaku adalah Arsya, Aku mendapatkan sebuah notifikasi di Smartphone milikku mengenai tawaran kerjaan di perusahaan ini.!!" ucap Arsya sambil menunjukkan sebuah email yang diterimanya dari perusahaan.
"Ini, oh benar. Perusahaan kami sedang membutuhkan seorang manajer untuk mengelola toko kami.!! Sebaiknya kita ngobrol di dalam saja ... Oh iya sampai lupa, perkenalkan namaku Andi Pratama, Owner dari CV Alam Permai ini. Mari ikut Aku nak Arsya.!!"
Pria tua itu bernama Andi Pratama yang merupakan Owner dari CV Alam Permai tempat Arsya sekarang berada.
Arsya kemudian mengikuti pak Andi menuju ruangannya, sepanjang jalan Arsya memperhatikan tidak adanya karyawan lain di perusahaan ini dan hanya pak Andi seorang. Hal itu membuat Arsya bertanya-tanya, karena penasaran Arsya menanyakan hal tersebut kepada pak Andi selaku Owner perusahaan ini.
"Owh iya pak, sebelumnya Aku ingin bertanya. Apakah perusahaan ini memiliki karyawan lainnya? Jika ada, kemana mereka semua.? Dari tadi aku melihat beberapa meja terlihat kosong.!!"
"Masalah itu yah, hmmm ... Nanti bapak akan menjelaskannya di dalam. Mari masuk nak Arsya.!!"
Pak Andi membuka pintu sebuah ruangan, dimana dari luar terlihat kecil namun ketika memasukinya, itu ternyata sangat luas dan besar. Terdapat beberapa furniture yang belum pernah Arsya lihat, juga beberapa lukisan yang tertempel di dinding ruangan tersebut.
"Silahkan duduk nak Arsya.!!"
"Heh, iya pak. Maaf Aku melamun.!!"
Arsya kaget ketika diminta duduk oleh pak Andi, itu karena Arsya sedang menikmati suasana yang belum pernah dialaminya.
"Tidak apa-apa nak.! Bagaimana menurutmu dengan perusahaan ini.?"
"Jujur sih pak, aku sempat kaget karena tampilan dari luar sangat kumuh dan tidak terawat. Tapi ketika masuk kedalam semuanya bersih dan teratur ..."
"Seperti itu yah.!! Perusahaan ini telah berdiri sekitar puluhan tahun, dan saya adalah generasi ketiga dari pendiri sebelumnya. Dan kini bapak sudah merasa tidak sanggup untuk menjalankan dan melanjutkan perusahaan ini. Oleh sebab itu perusahaan ini mencari penerus generasi keempat yaitu kamu, semoga kamu bisa membangkitkan kembali perusahaan ini seperti sedia kala.!!"
"Hmmm gitu yah pak ... Heh, apa maksudnya dengan penerus dan generasi keempat, terus aku ... Tunggu sebentar, ini sangat membingungkan. Apa maksud pak Andi sebenarnya.?"
Arsya sontak kaget ketika mendengar dirinya akan menjadi penerus generasi keempat dari perusahaan ini, hal itu membuat Arsya bertanya-tanya mengapa dan kenapa dirinya mesti melakukan hal itu. Terlebih lagi, Arsya baru saja mengetahui tentang perusahaan ini. Dan semalam mendapatkan penawaran kerja.
"Tak perlu syok gitu nak Arsya, apa yang aku katakan sebelumnya itu benar. Aku akan menyerahkan perusahaan ini kepada kamu untuk melanjutkannya, alasan mengapa Bapak melakukan hal itu karena bapak telah memantau beberapa kandidat dan hanya kamu yang pantas menjadi penerus dari perusahaan ini.!!"
"Heh, maksud bapak...?"
"Sabar nak Arsya, bapak akan menjelaskannya. Pertama kamu ringan tangan untuk membantu sesama, apakah kamu ingat tunawisma yang tidur di depan toko kamu dulu? Itu adalah bapak yang sedang menguji dirimu, dan tak perlu dijelaskan lagi bahwa kamu lolos ujian pertama.!"
"Ujian pertama,? Heh, jadi Tunawisma itu adalah Pak Andi, tapi wajahnya berbeda.!"
Arsya mengingat kejadian beberapa hari lalu, dimana Arsya menolong atau membantu tunawisma yang tengah kelaparan di depan tokonya.
"Ha-ha-ha, saat itu bapak menggunakan sebuah topeng. Suatu saat kamu akan mengerti.!!! Kemudian yang kedua, kamu memiliki jiwa pahlawan yang selalu membela orang yang tertindas. Hal itu terjadi ketika kamu membela bapak kosan ketika ingin dipukul oleh para preman.!!"
"Heh, kok bisa bapak tahu akan hal itu.? Jangan-jangan pak Andi ada disana saat itu.!"
"Tidak, bapak tidak ada disana, tetapi bapak melihat CCTV tempat kosan kamu.!"
"CCTV, kok bisa.?"
Arsya semakin penasaran dengan sosok pria yang ada dihadapannya, itu karena mengetahui apa yang Arsya lakukan, terlebih lagi itu bersifat pribadi.
"Sudahlah, ceritanya panjang. Sekarang kita berbicara mengenai pekerjaan yang akan kamu lakukan kedepannya.!!"
"Maksudnya pak,? Aku kan sama sekali belum setuju dengan pekerjaan ini, kenapa bapak main ACC saja.!!"
"Ha-ha-ha, bapak yakin kamu akan tertarik nak. Baiklah kalau begitu, bapak akan menjelaskannya terlebih dahulu dan setelah itu terserah kamu mau menerimanya atau tidak.!!"
"Nah, itu baru oke. Sekarang bisa di lanjutkan pak.!!"
Pak Andi kemudian mulai menjelaskan dari awal berdirinya perusahaan ini dan apa yang sebenarnya terjadi dengan perusahaan ini. Hampir sekitar sejam pak Andi menjelaskan kepada Arsya, namun tampak perubahan diwajah Arsya yang tadinya tidak begitu tertarik menjadi antusias mendengarkan setiap penjelasan dari Pak Andi.
"Bagaimana menurutmu, apakah kamu bersedia atau tidak.? Bapak sudah tua dan lelah mengurus ini semua, bapak ingin liburan bersama keluarga di Abu Dhabi. Sekarang keputusan ada di tanganmu, jika kamu menerimanya maka Smartphone ini menjadi milikmu.!!"
Tanpa perlu menunggu lama lagi, Arsya segera menjawab pertanyaan dari Pak Andi seraya berkata : "Siapa yang tidak ingin menerima pekerjaan yang seperti itu, Aku siap menjadi penerus dari perusahaan ini.!!"
Arsya dengan semangat juang empat lima menjawabnya, hal itu membuat pak Andi tersenyum puas bahwa apa yang dilakukannya tidak sia-sia. Terutama memilih Arsya menjadi penerus generasi keempat dari perusahaan yang dijalaninya selama ini.