Dikediaman orang tua irawan tampak seluruh keluarganya berkumpul membahas permasalahan serius,irawan terlihat frustasi dengan permasalahan yang ditimbulkan orang tuanya sendiri.
"jadi gimana dengan janji uwak sebelum irawan bebas,apakah uwak masih ingat.." wanita cantik yng menjadi pusat perkumpulan keluarga itu memulai pembicaraannya,ya dia desni mantan irawan.
"iya,uwak ingat...kamu bisa memilikinya setelah irawan menyelesaikn semuanya dengan eza,istrinya."
"ma,mama sadar enggak sih ngomong apa,aku tidak berniat buat meninggalkan istriku..."
"irawan,kali ini aja mama mohon..."
"sudah sering mama meminta untuk yang terakhir kali,tapi tidak semua berlanjut,lagian untuk pembebasanku juga memakai uang tabungan istriku,bukan uang desni..."
"tapi uwak pinjam ke aku dengan alasan buat membebaskan kamu,aku tidak peduli kemana uang itu,aku tetap menagih janjinya...."
"desni...kita sudah berakhir cukup lama,tidak ada apa apa lagi diantara kita,aku sudah memiliki istri,aku sangat menyayangi istriku,jadi tolong menjauh dari keluargaku,jangan usik kami..."
"aku tau,kita sudah lama putus,tapi aku masih sayang sama kamu ir,lagian kita putus juga Karena eza,jadi aku minta kamu mau mengulang semuanya kembali..."
"Tidak ! masa lalu biar berlalu des,aku bahagia dengan keluargaku sekarang,jangan usik dan jadi penyusup desni,...."
"aku hanya menagih janji orang tuamu,ingat aku bisa penjarakan orang tuamu ir,..." desni sudah mulai habis kesabarannya begitu mengalami penolakan berulang kali dari irawan lelaki yang dahulu begitu ia sayangi bahkan sampai sekarang.
"aku akan cicil uang yang dipinjam oleh orang tuaku..."
"tak semudah itu,jika kamu ingin membayarnya maka kamu harus membayar dua kali lipatnya...."
"apa..." irawan terduduk lemas dikursinya,ia mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangannya.
"ir,pikirkan lagi Nak,itu jumlah yang banyak..." orang tuanya menatap menyesal kearah putranya,irawan menjadi frustasi setengah mati.
"lagian kenapa mama harus meminjam uang kepada wanita ini..."
"mama tidak punya pilihan ir,istrimu tidak peduli,bahkan ia tidak mengatakan kalau ia punya tabungan yang banyak..."
"masih ada cara lain ma tidak harus menggadaikan pernikahanku,mama bisa bicara baik baik pada istriku,mama hanya perlu memerimanya dan bersikap baik eza pasti luluh,dia wanita yang lembut,tidak akan seperti ini kejadiannya...." Ana tertunduk pilu mendengar ucapan putranya,dirinya yang terlalu angkuh dan serakah,tapi pada dasarnya dirinya memang tidak bisa menerima eza sebagai menantunya karna sifat perhitungannya.
"aku tidak bisa menunggu lama,aku ingin kepastian secepatnya,..." desni berlalu pergi meninggalkan perkumpulan keluarga itu.Kedua abang irawan juga nampak kecewa dengan keputusan orang tua mereka yang mengabaikan perasaan adik mereka,mengabaikan pernikahan yang pada dasarnya bersifat sakral bukan untuk jadi bahan mainan atau menggadaikannya.
"irawan,mama mohon tinggalkan eza kembalilah pada desni,demi mama,mama tidak mau dipenjara,kamu tau rasanya disana gimana,mama tidak mau mendekam disana Nak..." ana bersimpuh dikaki putranya,ia pura pura memohon mengharap belas kasih,berharap hati putranya terketuk.Irawan menopang mamanya untuk berdiri,ia bingung harus berbuat apa,eza....istri yang sudah berkorban banyak buatnya,mendukungnya,menunggunya dengan setia,mengorbankan impiannya,haruskah ia hancurkan hatinya kini.
"aku tidak tau ma,aku bingung.aku tidak ingin mama dipenjara,disana cukup sulit bagiku,apalagi untuk mama...tapi bagaimana aku meninggalkan eza,dia wanita baik,wanita yang paling aku cintai...."
"demi mama.Irawan,mama dan yang lain mengharapkan keturunan dari kamu,sementara eza sampai sekarang belum juga hamil,kalian sudah hampir setahun menikah,mama pikir dia tidak mencintai kamu,hanya kamu yang mencintai dia,untuk itu dia tidak ingin punya anak dari kamu..." ana mulai menyuntikan kata kata beracun kedalam pikiran putranya,irawan terdiam cukup lama memdengar ucapan orang tuanya,tiba tiba kata kata itu mengganggu pikirannya.
"kami memang hampir setahun menikah ma,tapi aku dipenjara selama enam bulan,mungkin belum waktunya...ma dia baik,tidak mungkin dia seperti itu..."
"irawan tau apa kamu tentang istrimu,selama kamu tidak ada kamu tau apa saja tingkah lakunya,bahkan dia tidak sempat buat menjengukmu dengan alasan bekerja,dia tidak ada waktu buat menanyakan kabarmu ke mama yang sering lihat kamu,dia abai,itu karena di tidak ada perasaan sama kamu.Dia rela menghamburkan waktu untuk jalan bersama teman teman kantornya tapi tidak ada waktu melihatmu....buka mata kamu ir.."
"cukup ma,aku tidak ingin mendengar apapun,pilihan ini cukup sulit ma,aku bingung,aku seperti ingin gila memikirkannya..." Irawan kembali mengusap kasar wajahnya,seketika perkataan mama nya terngiang ngiang ditelinganya,ia berkata kata sendiri dihati...apa benar eza tidak pernah menaruh rasa padaku sampai sekarang,setelah apa yng kami lakukan dan lewati,apa hatinya tidak pernah menyimpan namaku meski secuil,apa selama ini hanya aku yang berharap dicintai,apa dia tidak ingin menjalani hidup bersamaku....ah...aku harus bagaimana sekarang.
Ana tersenyum lembut melihat putranya sudah mulai teracuni perkataannya,ia dapat melihat jelas betapa bimbang irawan begitu mendengar perkataannya tentang eza,istrinya.