Aku terdiam menatap kedua bola mata hitam pekat, dia menatap tajam ke arahku. Dia sosok yang sangat aku cintai dan sayangi, Sean. Laki-laki yang ramah penuh dengan kejutan bisa berubah menjadi monster ketika marah. Kami menjalin hubungan selama 3 bulan dan warna-warni.
Dia selalu dengan sifatnya yang selalu meminta maaf dan mengulanginya. Dia terlalu lugu dan polos, pemikirannya terkadang tak sejalan denganku. Kita selalu berantem untuk hal-hal yang sama. Tak ada hal lain selain dia menghilang tanpa kabar.
Aku menyayangi dia dari dalam hatiku, dia sangat special bagiku. Dia termasuk salah satu prioritasku meski dia menyebalkan. Dia juga segalanya bagiku meski dia terkadang menyakitiku dengan kata-katanya. Dia selalu menjadi dirinya sendiri saat denganku
Aku tak pernah menyesali setiap pertemuanku dengannya. Aku selalu merasa beruntung memiliki suami sehebat dia. Dia suami terbaik yang aku miliki di dunia virtual ini. Dia juga selalu ada untukku, selalu terbangun di kala aku mendapatkan mimpi buruk.
Dia si nyebelin namun juga ngangenin. Tak peduli meski kerap kali dia membuatku menganis namun dia memberiku bahagia yang nyata. Dia selalu nistaable semua kelakuannya membuat aku tertawa lepas. Tidak ada satu cerita pun yang luput dari ingatanku.
Hari demi hari kita lalui bersama dalam suka dan duka, hari demi hari begitu special dan istimewa. Tak ada lagi keraguan yang tersisa hanyalah canda tawa. Namun di selanya terdapat emosi yang terkadang bagai kerikil dalam hubungan kita. Dia sosok yang unik, nyata dan menyebalkan.
Jujur aku pernah kecewa dengannya, aku juga masih wanita biasa. Aku pernah cemburu hingga ingin berpisah begitu juga dirinya. Dia yang berubah secara tiba-tiba membuatku bertanya-tanya hingga ku temukan jawabmya. Perubahan itu nyata dalam kehidupan rumah tangga.
Kita kerap kali bertengkar namun sebelum kita terlelap kita segera menyelesaikannya. Marah terlama bagi kita adalah tiga jam tiga puluh menit bahkan tersingkat tidak sampai satu jam. Terkadang kecewa, sakit hati, bosan semua itu wajar karena tak mudah menyatukan dua pendapat berbeda. Kita akhirnya terdiam untuk saling meminta maaf dan memaafkan, karena kita saling mencintai.
Aku mencintaimu dari dalam hatiku hingga ku terima semua kekuranganmu. Kita di karuniai dua putra kembar, Marcelino dan Marcelius. Mereka tumbuh dengan cinta dan kasih sayang kita meski kita terpaksa LRP. Aku masih merindukan dan menyayangi kedua putra kita.
Aku tak bisa menahan rindu ini, sepulang bekerja aku hanya ingin bercerita denganmu. Ku ingin bercerita tentang hari ini, semua hal yang aku lalui. Aku hanya ingin kamu tahu, aku sangat merindukanmu. Aku takkan bisa hidup tanpamu, tanpa lelaki menyebalkan sepertimu.
Kamu itu.. tulus dan polos hal itulah daya tarikmu, tak segan kamu muncul dengan kejutan-kejutan tak terduga. Kita saling menguatkan satu sama lain ketika kita down. Kita saling menciptakan canda dan tawa ketika kita lelah. Kita adalah kita, selamanya.
Tak ada satu hal pun yang aku tak suka darimu, semuanya aku suka. Tak ada satu hal yang mengangguku karena aku percaya padamu. Aku berharap kau kan selalu menjadi senandung rinduku dalam setiap helaan nafasku. Tuan, jangan biarkan puanmu menantimu dalam keheningan malam, Aku mencintaimu Tuan, selamanya❤️.
I Miss You All The Time, Sean Eldorado