Malang, 22 Agustus 2020
Aku menatap sedih ke arah jendela, pukul menunjukkan 10.47 siang hari. Aku menatap layar handphoneku, berharap ada notifikasi darinya. Aku menanti sebuah kabar darinya, yang dulu selalu dia beri tanpa ku minta. Aku hanya berusaha mendukungnya di setiap pekerjaan sekolahnya.
Aku berusaha selalu ada untuknya, di setiap kesedihan dan kebahagiaannya. Di setiap sakit dan sehatnya. Di setiap musim hidupnya, karena dia lelaki yang aku cintai dan sayangi. Berulang kali dengan sifatnya yang sering naik dan turun dengan sangat tajam, terkadang membuatku ingin menyerah namun di setiap pertengkaran dia selalu mengatakan mau berjuang bersamaku, itulah alasanku bertahan dengannya.
Aku mencoba spam dia di line, di sms, bahkan telepon namun tak ada jawaban, mungkin dia ada kesibukan lainnya atau masih tidur. Dia suka sekali ketiduran entah kenapa, dia juga bertanya padaku, dan ku mencoba mencari tahu melalui internet. Aku sangat merindukan dirinya yang bucin sama aku sampai ke real lifenya, tapi aku sadari semua butuh waktu.
Aku tidak ingin banyak bertanya, aku memilih diam. Aku juga tidak ingin banyak bercerita tentang hari ini dan memilih diam. Kami pernah melalui fase seperti ini sebelumnya, sepuluh hari tampak asing dan sepi satu sama lain hingga aku memutuskan mengajaknya bicara dari hati ke hati. Aku hanya bergantung pada waktu dan semesta untuk mengembalikan dirinya seperti semula.
Kita, saling mencintai, saling menyayangi dan merindukan, hanya saja ego masih mempermainkan kita. Hanya saja kita berperang dengan ego, antara cinta dan ego. Yup, Ego sering kali merusak segalanya ketika mencoba mengambil alih. Namun, karena aku sudah mengenal sifatnya yang sering seperti ini setiap bulannya, aku memilih menunggu.
Sayang, aku mohon cepatlah kembali menjadi dirimu yang aku kenal. Aku tidak ingin hubungan kita seperti ini. Aku juga menunggu kamu menjawab pertanyaanku, tapi aku tidak menuntut untuk segera, biarlah waktu yang menuntunmu. Aku hanya harus bersabar bukan?
Sayang, masihkah ada rindu di hatimu untukku? masihkah ada cinta di hatimu untukku? masikah ada sayang di hatimu untukku? masihkah aku prioritasmu? masihkah aku segalanya bagimu? masihkah aku atau sudah tidak untuk sementara waktu.
Beribu pertanyaan menghujani kepalaku, hingga terasa sakit dan menyakitkan. Semua seakan kesedihan mengambil alih di antara semua kebahagiaan kita. Aku di sini menunggu hadirmu, warnai hidupku. Aku sangat mencintaimu sayang❤️
Sean Eldorado, Tuan di sini puan selalu ada untuk tuan❤️