Chereads / Anemone Light:Zero / Chapter 2 - Chapter 1 - Spica

Chapter 2 - Chapter 1 - Spica

Chapter 1 Spica

Part 1.

Senin, 25 october 2066

Pagi itu terasa sungguh indah. Langit terlihat berwarna biru tanpa ada awan yang menghalangi dan udara yang berhembus dari arah laut terasa sangat menyegarkan.

Suara ombak yang berirama *Crasss...Craass terdengar begitu menenangkan di tambah dengan suara burung yang terlihat sedang bermain di pinggiran laut. Nelayan terlihat sedang melemparkan jaring di tengah laut sana, memperlihatkan keadaan Tanegashima yang amat tentram.

Namun, semua ketenangan terhapus oleh sosok wanita yang terlihat sedang meluncur menggunakan Sket-roller di atas jalan dengan terburu buru.

"Uakhhhhhh"

Dia terlihat sangat terburu buru dengan tampilan yang masih berantakan.

"Apa yang kau lakukan Naru, kita sudah terlambat...Moo!!"

Ucap seorang wanita lagi yang sedang berdiri dan menunggu di pinggir jalan sana. Wanita itu terlihat sedang kesal dan marah setelah melihat wanita bernama Naru itu menghampirinya. Mereka berdua terlihat memakai seragam yang sama, seragam sekolah menengah.

"Maaf Miyu"

Wanita yang bernama Naru itu pun berhenti seketika. Sket-Roller miliknya berhenti saat kecepatan sebelumnya sekitar 60 km/per jam. Hanya dengan menghentikan sedikit tekanan pada Sket-roller kecepatan meluncur dari alat itu akan berkurang secara drastis, namun tidak berhenti sepenuhnya karena memerlukan waktu menuju titik nol.

Benda itu adalah sebuah alat yang cukup populer beberapa tahun terakhir, selain penggunaannya praktis, alat ini hanya menggunakan sedikit energy listrik. Cara kerja Sket-Roller cukup praktis. Dengan memberikan sedikit tekanan pada kaki, roda pada Sket-Roller akan berputar. Semakin besar tekanan yang diberikan maka kecepatan berputar roda akan semakin bertambah.

Selain itu Sket-Roller di lengkapi dengan system gravitasi untuk menjaga keseimbangan dan juga menambah daya Accelerasi. ketika pengguna berada di sebuah jalan yang menanjak, maka secara otomatis seseorang akan menambah kecepatan untuk bisa melewatinya. Dengan system gravitasi pada Sket-roller, Gravitasi akan diturunkan pada saat berada di tanjakan tersebut oleh sensor pada sket-roller. Saat roda mulai berubah maka gravitasi di permukaannya akan diturunkan dan secara otomatis menyesuaikan dengan keadaan sekitar. Dengan kata lain, ketika pengguna berada di tanjakan mereka tidak perlu memerlukan banyak tekanan, karena secara otomatis mereka seperti meluncur di jalan mendatar seperti biasnya. Begitu pula sebaliknya, ketika berada di turunan makan Gravitasi akan diperberat untuk mempertahankan kecepatan.

Selain itu Sket-roller bisa mencapai kecepatan sekitar 100 km/per jam.

Tidak hanya memberika sebuah tekanan, untuk mempercepat laju sket-roller biasanya pengguna akan menggerakan kakinya meluncur kedepan. Gerakan itu akan memberikan banyak tekanan pada sket-roller menyebabkan kecepatan akan bertambah.

Seperti yang dilakukan oleh wanita bernama Naru sebelumnya.

Dia meluncur di jalan sambil menggerakan kedua kakinya yang memakai Sket-Roller secara bergantian, berayun kedepan dan belakang secara bergantian. Namun gerakan itu akan memakan banyak tenaga, dibandingkan dengan meluncur seperti biasanya.

Sampai akhirnya dia memiringkan sket-rollernya untuk berhenti di depan wanita bernama Miyu itu. seharusnya dia tidak melakukan hal seperti itu karena ketika dalam kecepatan seperti itu dia bisa saja kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Dalam keadaan sangat cepat, keseimbangan akan berkurang ketika seseorang melakukan gerakan berhenti mendadak.

Namun sepertinya itu bukan hal yang sulit dilakukan oleh Naru, dia memang sudah sangat mahir memakai Sket-Roller itu. melakukan hal seperti itu bukan sebuah hal asing lagi baginya

Dengan nafas terputus putus, Naru membungkukan tubuhnya di depan Miyu yang sudah menunggunya.

Tentu saja dia sangat marah kerena dia sudah berada disana sekitar 30 menit yang lalu. Sehari sebelumnya mereka berdua sudah membuat janji untuk berangkat bersama sama ke sekolah, namun Naru terlambat bangun.

Miyu terlihat sudah meluncur di jalan dan meninggalkan Naru

"...Tunggu, maafkan aku Miyu... Miyu, aku tidak sengaja bangun kesiangan"

"Hmmm"

Ketika Naru berada disampingnya, Miyu dengan cepat memalingkan padangannya kesamping. Pipinya terlihat bulat penuh seperti menahan udara di dalam mulutny. Kedua ujung alisnya menukik tajam mempertandakan dia sangat marah.

Naru yang melihat itu terus mencoba mengalihkan pandangannya. Dia mengubah arah dan meluncur kesamping kanannya, namun dengan cepat Miyu menoleh kearah kiri. Naru mengubah arahnya kembali dan meluncur disamping kiri Miyu sambil terus meminta maaf padanya.

"Miyuuu ayolah maafkan aku... aku tidak akan melakukannya lagi, aku berjanji"

"Hmmm kau sudah sering mengatakan itu, tapi selalu saja kau terlambat ketika membuat janji"

"..EKhh, ayolah... kali ini aku benar benar minta maaf, selain itu aku memiliki sebuah alasan kenapa bisa terlambat"

"Kenapa?"

"..Coba liat ini"

Miyu mulai melirik kearah Naru yang ada di samping kananya. Dan sesaat kemudian dia mulai tenang, bahkan sempat kaget melihat seekor makhluk aneh di kepala Naru. makhluk itu seperti seekor tupai, terlihat berbeda.

Tubuhnya memiliki ukuran 2x lebih besar dari tupai biasanya, selain itu bulu pada tubuhnya berwarna putih dengan garis biru pada punggungnya. Matanya berwarna biru dan memiliki ekor cukup besar.

Makhluk itu terlihat berdiri diatas kepala Naru, dan kemudian bergerak dengan indah kebelakang punggunya. Tupai putih itu terlihat berdiri di atas punggungnya sambil mengeluarkan suara ...*Chi-chi.

"...EKhhh Naru, apa itu?... cantik sekali"

"Hehehe benarkan, kemarin sore aku melihatnya berkeliaran di balik bukit belakang sekolah dan menangkapnya... gara gara itu aku sedikit kelelahan dan mendapat sedikit luka pada tubuhku, karena itu aku terlambat bangun"

"Apa kau sudah memberinya nama?"

"...aku menamai makhluk ini, Michi"

Ucapku pada Miyu, tentu saja itu adalah alasan yang kuambil secara spontan saja.

Aku tidak mungkin mengatakan apa yang terjadi sebelumnya pada Miyu, saat mengejar makhluk ini aku harus mengalami kejadian yang membuatku sempat merasa shok.

Beberapa saat kemudian saat Naru menjulurkan tangannya kearah Michi, makhluk itu bergerak berlari dari pundak Naru kearah Miyu. Miyu sempat kaget saat Michi berlari kearah tangannya dan bergerak memutari lehernya sampai berhenti di atas kepalanya.

Miyu yang sebelumnya marah dan kesal, mulai bisa tersenyum.

"..Naru lihat dia berada di kepalaku"

Aku sempat tersenyum dan sedikit tertawa melihat kearah Miyu yang terlihat senang saat Michi berada di atas kepalanya.

"...Tunggu Naru!"

Sesaat kemudian Miyu mulai terlihat terkejut kembali. Dia melihat begitu seirus kearah Naru. wajahnya mulai bergerak mendekati Naru,sangat dekat sekali. Kedua mata mereka mulai saling bertatapan dalam jarak yang amat dekat.

"Naru, warna matamu berwarna biru.. kenapa denganmu?"

"..Ekh"

Naru terkejut saat Miyu menyadari bahwa matanya berwarna biru.

Tidak hanya Miyu, bahkan saat kemarin malam setelah kejadian itu diapun terkejut melihat warna matanya yang sebelumnya berwarna hitam berubah. Saat Naru mengetahui matanya berubah warna saat kembali dari kejadian kemarin saat mengendarai unit berbentuk pesawat itu.

Miyu melihat Naru dengan serius dan penuh keingintahuan. Namun Naru hanya tidak bisa berkata apa apa padanya karena dia pun tidak tau cara menjelaskannya.

Miyu terus melihatku dengan tatapannya yang terus diselimuti keingintahuan, Namun Naru terus mencoba menjauh sambil sesekali matanya mengalihkan pandangannya terhadap Miyu. Air keringat dingin mulai mengalir dari kepala Naru, dan dengan spontan dia berkata.

"...Akh, aku memakai kontak lense"

Mungkin itu adalah alasan sederhana, tapi hanya itu yang bisa dipikirkan oleh Naru saat ini. dengan terus berharap Miyu mempercayai apa yang di katakanya, sesaat kemudian Naru mulai mengambil Michi yang berada di atas kepala Miyu.

Setelah mengambil Michi, Naru kemudian mulai mengayunkan kakinya untuk menggerakan sket-roller yang dipakainya. dia meluncur dengan cepat meninggalkan Miyu di belakang untuk melarikan diri, dia menghindari banyak pertanyaan yang akan mungkin saja Miyu berikan padanya.

Pada akhirnya Naru hanya bisa melarikan diri dan terus meluncur dengan cepat menuju ke sekolahnya. Tentu saja dia tidak ingin mengatakan apa yang terjadi padanya kemarin pada Miyu, meski pemberitaan tentang kejadian itu sudah tersebar keseluruh tanegashima bahkan ke seluruh jepang, pada akhirnya unit berupa pesawat yang di kendarai Naru kemarin belum ditemukan.

Bahkan setelah kejadian itu, pasukan militer melakukan pencarian besar besaran terhadap benda kemarin dia kendarai.

Naru tau bahwa kejadian kemarin akan mengakibatkan banyak masalah, terutama karena banyak sekali tentara militer yang berada di tenagashima saat ini. mungkin saja mereka menganggap benda itu adalah Groube.

Jika ditanya kenapa mereka berada disini?

Tentu saja jawabannya adalah sebuah perstiwa bersejarah yang terjadi 7 tahun lalu. Tepatnya 25 desember 2059.

Ketika langit malam terlihat mulai berubah menjadi terang oleh sebuah ledakan termonuklir yang di lakukan oleh umat manusia untuk menghancurkan sebuah Meteor yang mengarah ke bumi.

Pada hari itu sebuah meteor terdeteksi akan menabrak bumi, ukurannya sekitar ¼ lebih kecil dari pada bulan. Jika sampai meteor itu menabrak bumi, maka akan mengakibatkan sebuah bencana yang sangat besar.

Hanya dengan batuan meteor sebesar bola basket bisa mengakibatkan sebuah ledakan cukup besar ketika menabrak permukaan bumi, bahkan bisa membuat sebuah lubang cukup besar. Maka bisa di bayangkan seberapa besar dampak yang akan terjadi ketika meteor yang massa nya 1000 x lebih berat dan 1000x lebih besar jatuh kepermukaan bumi.

Jika sampai itu terjadi bencana besar akan melanda seluruh bumi.

Meteor itu diperkirakan akan jatuh di samudra pacific sekitar 7 hari setelah di deteksi.

PBB yang merupakan organisasi terbesar melakukan sebuah tindakan. Mereka memberi perintah untuk menghancurkan meteor itu dengan sebuah ledakan termonuklir yang sangat besar.

Amerika, Jepang, Rusia, dan Korea utara adalah 4 negara yang ditunjuk oleh PBB untuk melakukan misi ini. 4 negara ini adalah negara yang memiliki kekuatan militer terkuat saat ini dan yang memiliki senjata nuklir.

Hanya dalam 6 hari keempat negara ini membuat sebuah roket yang diisi oleh sekitar 1 ton nuklir. Kekuatan ledakannya bahkan 1000x lebih besar dari bom yang pernah jatuh di Nagasaki pada perang dunia ke 2. Bahkan daya ledakannya setara dengan 1 milyar TNT yang bisa menghancurkan 1 benua di bumi dalam satu kali ledakan.

Dan pada 25 Desember 2059 roket berisi nuklir itu diluncurkan ke atmosfer dari Amerika yang menjadi pusat peluncurannya.

Roket itu mengarah langsung menuju meteor, dan 1 jam kemudian setelah roket itu bertabrakan dengan meteor itu di atmosfer bumi. Ledakan yang sangat besar terjadi.

Bahkan cahaya dari ledakan itu mengubah malam itu menjadi sangat terang. Sebuah cahaya biru muncul di langit malam yang menyinari setengah bumi. Suara ledakannya bahkan sampai terdengar keseluruh bumi pada hari itu.

Ledakan termonuklir itu berhasil menghancurkan meteor itu, namun semuanya punya resiko yang sangat besar.

Sebuah gelombang akibat ledakan itu menyebar keseluruh bumi.

Hampir 85% satelit di atmosfer bumi hancur dan sebagian rusak. Akibat rusaknya satelit itu mengakibatkan teknology, alat komunikasi, dan jaringan internet tidak bisa digunakan. selain itu gelombang ledakannya membuat seluruh dunia menjadi gelap karena aliran listrik tidak berkerja. Tsunami, gempa bumi, dan juga hembusan angin sangat besar terjadi di berbagai negara di dunia mengakibatkan banyak korban yang hilang.

Namun yang menjadi bencana terbesar adalah sebuah objek yang mulai menghancurkan bumi muncul setelah ledakan itu. Objek hidup yang mulai menghantui seluruh dunia bernama Groube muncul.

Groube muncul setelah beberapa serpihan meteor yang di ledakan itu jatuh ke beberapa tempat di dunia. Bagian pertama yang ditemukan berada di Samudra Antartica yang menyerupai sebuah Anemone. Benda itu berwarna pink dan memiliki tentacle pada bagian ujung atasnya yang bergerak.

Groube muncul dari bagian lubang tengah Anemone itu menyerupai sebuah makhluk aneh. Mereka mempunyai banyak sekali bentuk seperti siput, laba laba, bahkan Groube yang mempunyai kemampuan terbang.

Makhluk itu mulai manusia.

Anemone lainnya muncul setelah itu yang berada di New orleand, Afrika, Inggris, Tokyo, Malaysia, dan beberapa tempat lainnya di dunia.

Selama 3 tahun sebuah pertempuran terjadi di seluruh dunia melawan Groube. Dan dalam 3 tahun bumi masuk kedalam sebuah peperangan besar. Seluruh pasukan militer di dunia mulai bekerja sama untuk menghentikan Groube yang mulai menyerang.

Seluruh umat manusia bersatu untuk menghancurkan Groube dan Anemone.

Dalam 3 tahun akhirnya mereka berhasil menghancurkan beberapa Anemone yang berada di dunia. Dan pada 3 tahun pula kekuatan umat manusia mulai bertambah. Teknology mulai berkembang pesat, umat manusia menciptakan banyak sekali senjata pemusnah.

Yang paling terkenal adalah Cyberthrone.

Cyberthrone adalah sebuah unit robot yang memiliki tinggi sekitar 14 meter terbuat dari baja. Dengan menggunakan Energy Cube unit berukuran besar itu bisa bergerak. Energy cube bahkan 100x lebih kuat dari pada nuklir. Berbentuk kotak berwarna biru muda yang ditemukan saat Anemone di hancurkan.

Cyberthrone dilengkapi dengan berbagai persenjataan yang sangat canggih. Bahkan energy cube yang disatukan dengan Cyberthrone dapat mengeluarkan sebuah tembakan laser yang sangat kuat.

Teknology Cyberthrone mulai di produksi masal, dan pada akhirnya dalam 3 tahun terakhir hampir sekitar 60% Anomone di dunia di hancurkan. Dan sampai sekarang sekitar 90% Anemone sudah menghilang dan di hancurkan.

Namun dalam beberapa kejadian Anemone muncul secara tiba tiba di berbagai tempat di dunia. Dalam berbagai kejadian Anemone akan muncul di laut karena mereka menyerap berbagai energy kehidupan yang berada di dalam laut.

Untuk itulah kenapa banyak sekali persenjataan militer yang di siagakan di pinggir pantai.

Bahkan sejak kemarin Militer mulai berdatangan ke Tanegashima, pasukan militer mulai bersiaga dengan kekuatan penuh di setiap sudut di tanegashima setelah melihat unit pesawat yang di kendalikan oleh Naru. Mereka beranggapan bahwa benda yang terbang kemarin adalah Groube.

Namun setelah melakukan pencarian, pada malam hari pihak militer mencabut keadaan dari siaga 1.

Semua orang yang panik mulai beraktifitas seperti biasa, meski masih banyak terlihat pihak militer di siagakan di tempat ini termasuk pencarian unit pesawat itu setelah jatuh di tengah laut dan menghilang.

Sambil meluncur Naru melihat ke arah samping kirinya dimana terlihat pemandangan laut. Namun bukan itu yang menjadi pusat perhatiannya, melainkan pada sebuah kapal militer yang terlihat bersiaha di sana.

Naru memang merasa bersalah dan sedikit ketakutan, karena situasi yang terjadi di tanegashima saat ini adalah perbuatannya.

Itulah kenapa dia tutup mulut dan menyembunyikan Unit berupa pesawat itu.

Part 2.

Hari minggu 24 october 2066, hari di mana semuanya di mulai.

Siang hari itu Naru berada di belakang bukit sekolahnya. Sedang mencari sebuah makhluk menyerupai tupai berwarna putih yang dia lihat sebelumnya. Saat melewati depan sekolah, dia melihat makhluk itu berada di lapangan di depan sekolahnya.

Setelah bertemu dengan Miyu, Naru pulang melewati depan sekolahnya menggunakan Sket-Roller yang biasa dia pakai.

Sampai akhirnya dia terhenti setelah melihat makhluk itu.

"...Hmm ??"

Dia melihat makhluk itu berdiri menggunakan 2 kakinya. Makhluk berwarna putih itu terdiam sambil melihat kearah Naru di tengah lapangan sekolah. Ekornya yang berukuran cukup besar terlihat bergoyang ke kanan dan ke kiri begitu indahnya.

Naru yang sempat kebingungan karena dia tidak pernah melihat binatang sejenis itu di Tanegashima sebelumnya. Bahkan untuk melihat seekor tupai saja sangat susah karena harus masuk ke dalam hutan. Naru mulai berpikir bahwa makhluk yang melihatnya itu adalah sejenis binatang langka.

Tentu saja karena seekor tupai yang memiliki tubuh 2 kali lipat lebih besar dari yang biasanya, berwarna putih dengan pola garis biru muda pada punggungnya, memiliki warna mata kuning, dan memiliki ekor cukup besar tidak pernah dia lihat sebelumnya bahkan di internet pun tidak pernah ada makhluk seperti itu.

Naru yang berhenti di depan gerbang sekolahnya mulai merasa bahwa makhluk itu menyukainya karena makhluk itu terus berdiri dan melihat kearahnya.

Dengan perlahan Naru mulai bergerak meluncur menggunakan Sket-Rollernya memasuki gerbang sekolah. Dia perlahan bergerak mendekati makhluk itu agar tidak mengusiknya dan mengagetkannya, jika dia mendekatinya dengan cepat maka Naru takut makhluk itu malah pergi.

Semakin dekat Naru mulai menyadari bahwa makhluk itu cukup indah dan lucu.

Sambil meluncur perlahan Naru mulai berjongkok dan menjulurkan tangan kanannya ke arah makhluk itu.

"..Apa yang kau lakukan di sini tupai kecil...Akhh"

Namun sesaat dia berbicara makhluk itu membalikan badannya dan berlari menjauhinya. Dia terlihat terusik dengan suara naru yang memanggilnya. Makhluk itu berlari ke arah gedung sekolah bagian kiri, sepertinya dia akan kembali ke hutan karena arah itu menuju ke bukit yang memiliki banyak sekali pepohonan yang lebat. Mungkin tupai putih itu berasal dari hutan di bukit belakang sekolahnya karena dia berlari ke arah sana.

Naru yang melihat tupai itu berlari mulai berhenti dan menundukan kepalanya sedikit menyesal.

"Huh, dia pergi"

Untuk sesaat dia mulai menyelam dalam rasa penyesalan, namun saat melihat ke arah tupai itu pergi makhluk itu masih berada di sana. Makhluk itu berdiri dan melihat ke arah Naru.

"Ekh kenapa... dia menungguku, tapi kenapa?... apa dia ingin aku mengikutinya?"

Beberapa saat pertanyaan itu mulai muncul di pikiran Naru saat melihat makhluk itu diam di sana dan melihatnya. Namun Naru sempat tidak percaya dengan apa yang di pikirkannya, mungkin saja makhluk itu memang tidak sengaja berhenti dan melihat ke arahnya.

Naru yang merasa penasaran mulai mendekati makhluk itu lagi secara perlahan menggunakan Sket-Roller miliknya. Hanya berjarak sekitar 10 meter makhluk itu kembali berlari menjauhinya, namun sesaat kemudian makhluk itu berhenti kembali setelah menjauhi Naru. Makhluk itu berdiri dan melihat ke Naru kembali.

Naru mulai mempercayai pertanyaan yang sebelumnya muncul di benaknya, mungkin saja Makhluk itu memang ingin Naru untuk mengikutinya ke suatu tempat. Mungkin makhluk itu ingin memperlihatkan sesuatu pada Naru karena itu berlari menjauhi Naru dan berhenti untuk memerhatikan bahwa naru masih mengikutinya.

Karena hari ini hari minggu, sekolah Naru memang terlihat sangat sepi. tidak ada kegiatan apapun, bahkan guru ataupun penjaga sekolah tidak ada di sekitar sini.

Selain itu murid yang belajar di sekolah ini hanya sedikit, maka dari itu jika sekolah lain memiliki banyak sekali kegiatan seperti sebuah club atau Circle di hari minggu. Di sekolah ini hanya memiliki sedikit sekali club, mungkin yang mungkin ada kegiatan adalah di sebelah timur bagian sekolah yaitu club Kyudo. Hanya club itu yang masih bertahan dan memiliki banyak sekali murid yang mengikutinya termasuk dengan Miyu. Namun hari ini tidak ada kegiatan yang dilakukan Club itu yang menyebabkan sekolah terlihat sepi dan tenang.

Naru mulai meluncur kembali, dan kemudian dia mulai menekan tombol pada gelang berwarna silver yang berada di pergelangan tangan kirinya.

Ketika dia menekan tombol silver itu sebuah hologram muncul dari cahaya yang keluar dari gelang itu.

"Yahoo Hime"

Sebuah Avatar muncul dari cahaya yang keluar dari pergelangan tangannya.

Benda yang berada di tangannya adalah Oxcy sebuah alat mutahir yang diciptakan oleh sebuah industry yang bernama Ox Cyber yang berguna untuk kehidupan sehari hari seperti berkomunikasi, internet, dan lain lain. Alat tersebut di ciptakan dengan Format sebuah computer Portable yang bisa di bawa ke mana mana yang memiliki kemampuan multi fungsi.

selain bisa digunakan sebagai berkomunikasi, dan internet selayaknya sebuah Handphone ataupun komputer, alat ini di lengkapi dengan sebuah avatar AI « Artificial Intellegent ». Avatar tersebut memiliki kemampuan berpikir layaknya manusia, namun mereka memiliki batasan karena mereka hanya mengambil informasi dari internet saja. meski begitu mereka dapat berkomunikasi dengan cukup baik.

Selain itu Oxcy yang di lekatkan pada pergelangan tangan kiri, memiliki kemampuan untuk menghubungkan system dengan system syaraf tubuh, terlebih pada 2 system syaraf mata atau penglihatan dan juga pendengaran.

Karena itulah saat ini dia bisa melihat hologram berupa Avatar di tangan kirinya dan bisa mendengar avatar itu berbicara.

Jika dia mengaktifkan Oxcy di depan orang yang tidak memakai alat ini, orang itu hanya akan melihat Naru berbicara pada tangannya saja karena orang itu tidak bisa melihat hologram itu dari luar. Hologram itu akan bisa di lihat oleh Naru dan juga pengguna Oxcy lainnya.

Avatar milik Naru terlihat cukup lucu karena menyerupai seekor Ikan koi berwarna merah.

Miliknya saat ini memang Versi lama yang avatarnya menyerupai sebuah kucing, versi terbaru dari Oxcy memiliki kemampuan untuk membuat Avatar yang kita inginkan.

"Mea apa kau tau makhluk apa itu?"

Ucap Naru sambil meluncur menggunakan Sket-Roller mengikuti tupai putih itu.

"Tunggu sebentar Hime"

Sesaat kemudian Avatar milik Naru yang bernama Mea mulai berhenti bergerak. Matanya berubah menjadi merah dengan sebuah pergerakan berupa angka pada matanya. meskipun hologram tersebut sangat kecil, gerakan angka pada matanya terlihat jelas oleh Naru.

Saat ini Avatar Naru sedang menyelam ke dalam jaringan internet untuk menemukan informasi mengenai makhluk berupa tupai itu.

Karena indera penglihatan Naru terhubung dengan Oxcy, maka apa yang di lihat Naru bisa terkirim ke Oxcy dan Avatarnya. Saat dia melihat maka informasi itu secara otomatis terkirim pada Avatarnya. Karena avatarnya hanya sebuah objek hidup atau data saja, dia hanya bisa mengolah informasi dari pikiran Naru dan juga Internet saja termasuk informasi mengenai apa yang di lihatnya, di dengar, ataupun di sentuhnya karena Axcy terhubung dengan Syaraf ataupun indra penggunanya.

Karena Oxcy milik Naru adalah versi lama atau versi pertama dari serinya, kemampuan mengolah data tidak secepat versi terbaru. Membutuhkan sekitar 20 detik untuk mengolah seluruh informasi yang terdapat di internet, namun jika versi terbaru memerlukan sekitar 5 detik saja untuk mengolah seluruh data yang berada di internet.

Sambil menunggu akhirnya Naru sudah berada di depan pepohonan yang berada di belakang sekolahnya. Pepohonan ini menuju kea rah bukit. Setelah menuju bagian atas bukit, hutan ini akan terhenti pada sebuah jurang yang menuju ke laut.

Tupai putih yang di kejar Naru memasuki hutan itu beberapa waktu lalu, dan sekarang berada di depan sekitar 15 meter darinya.

Untuk sejenak dia mulai berhenti, karena ragu untuk memasuki hutan itu.

"Pencarian selesai, informasi yang didapat nol... tidak ada article tentang makhluk itu Hime"

"Baiklah...terima kasih Mea"

"Yahoo"

Dengan menghembuskan nafas Naru mulai memasuki hutan yang gelap itu. permukaan tanahnya memiliki banyak benjolan dan lekukan kedalam menyebabkan Sket-Roller miliknya tidak meluncur mulus disana.

Sesaat Naru melihat bahwa tupai putih itu mulai berlari lebih cepat dan meninggalkannya. Tupai putih itu bergerak dengan cepat melewati beberapa semak di depannya. Saat Naru mulai menyadari bahwa dirinya mulai tertinggal jauh, dia mulai menggerakan kakinya untuk menambah kecepatan agar tidak kehilangan jejak makhluk itu.

"Tunggu !!"

Permukaan tanah mulai sedikit menanjak, meski begitu dia tetap bisa menjaga kecepatannya karena system gravitasi yang terpasang pada Sket-Roller yang secara otomatis menyala. di sekitar area Sket-Roller mulai terasa ringan karena gravitasi yang di turunkan oleh system yang secara otomaris aktif.

Sambil melihat ke arah depan Naru harus bergerak dengan sangat hati hati karena keadaan hutan yang sedikit gelap dan juga banyak sekali pohon yang menghalangi. Selain itu permukaan tanah yang tidak rata membuat keseimbangannya goyah .

Meski begitu Naru terlihat sudah terbiasa dan tidak terlihat ketakutan meski berada di tempat itu, bisa di bilang Naru sudah cukup ahli menggunakan Sket-Roller miliknya.

Hanya dalam beberapa detik saja Naru sudah memangkas jaraknya kembali dengan Tupai putih itu. jarak diantara mereka hanya sekitar 5 meter saja.

Sesaat kemudian dalam keadaan menanjak Tupai putih itu mulai berbelok dan berganti arah. Dia bergerak kearah kanan dengan cepat dan kemudian menaiki pohon yang berada di sana. Jika sebelumnya Naru berjalan sambil mengikuti Tupai putih itu yang berada di permukaan tanah, saat ini dia harus mengikuti tupai putih itu yang bergerak dari atas pohon.

Tupai itu bergerak dari satu dahan pohon ke lainnya, kadang terlihat tupai putih itu melompat.

Naru harus terus melihat ke arah pohon, selain itu dia juga harus terus tetap melihat jalur yang akan diambilnya. Jika salah saja maka dia mungkin akan menabrak pohon ataupun terjatuh.

Untuk itulah saat tupai putih itu menaiki pohon dan bergerak diatas naru sempat merasa cukup Khawatir, Namun Naru beranggapan bahwa Tupai itu terlihat ingin bermain dengannya.

Dia mulai tersenyum karena untuk beberapa alasan dia sedikit tertantang untuk terus mengikutinya.

Naru mulai sedikit menaikan kecepatannya dan mulai bergerak lebih bebas di dalam hutan itu. dia bergerak berliku melewari pohon di depannya maupun melompat melewati semak yang menghalangi jalannya. Dengan tetap melihat kemana arah tupai itu pergi Naru mulai terlihat menikmati saat saat dia meluncur di dalam hutam itu.

Dia mulai tertawa saking senangnya meluncur di sana.

"Hime kau tertalu cepat.. jika terus seperti ini maka Baterai Sket-Roller akan cepat habis dan juga medan yang anda hadapi sangat berbahaya"

Sesaat kemudian Avatar milik naru kembali Aktif dan dia memperingatkannya karena kecepatannya cukup tinggi. saat ini di bergerak sekitar 50 km/per jam didalam hutan.

"Ekhh, padahal aku sedang bersenang senang... jika tidak seperti ini, aku akan kehilangan jejak makhluk itu"

"Tapi Hime"

"Sudahlah Mea Kembalilah"

Hanya beberapa saat dia melihat ke arah Avatarnya yang muncul, dia mulai menyadari bahwa tupai putih itu sudah menghilang. Beberapa detik yang lalu dia masih melihat tupai itu ada di dahan pohon di atasnya, Namun sekarang dia menghilang.

Naru mulai mencoba mencarinya ke beberapa pohon lain, ndia bergerak sambil memalingkan wajahnya ke kiri, kanan, dan atas mencoba mencari keberadaan tupai putih itu.

Hanya beberapa saat berselang permukaan tanah yang sebelumnya menanjak mulai berubah menjadi turunan. Namun tiba tiba kecepatannya tiba tiba bertambah.

"Ekh, kenapa?"

Naru mulai panik karena saat dia mulai berhenti berayun dan melepaskan tekanan kakinya pada Sket-Roller kecepatannya tidak berubah malah semakin lama semakin bertambah.

"Ekhhhh, apa yang terjadi.. kenapa tidak berhenti?"

"Hime, ada kerusakan pada system gravitasi Sket-Roller yang anda pakai saat ini"

"Ekhh, kenapa kau tidak bicara dari tadi"

Dalam keadaan menurun dan dengan kecepatan yang tidak bisa dia kendalikan, Naru mulai panik. Selain harus segera mencari jalan keluar untuk menghentikan laju Sket-Rollernya, dia pun harus bergerak melewati beberapa pohon di depannya.

Hanya ada 2 pilihan yang tersisa saat ini, yaitu menabrakan dirinya pada pohon agar berhenti atau melaju ke depan sampai pada akhirnya berhenti di ujung sana. Jika menabrakan dirinya ke pohon maka akan mendapat beberapa resiko terutama pada tubuhnya karena harus menahan effect dari tabrakan nanti.

Pilihan kedua adalah menunggu dan berhenti di ujung hutan sana. Seperti yang di ketahui bahwa di ujung hutan nanti setelah turunan, mungkin aka nada lautan atau pantai disana. Dengan jatuh ke permukaan laut akan sedikit mengurangi resiko, namun pertanyaan yang muncul saat ini adalah seberapa tinggi tebing yang ada di balik sana. Menurut informasi di ujung hutan belakang sekolah ini ada sebuah tebing, namun tidak di sebutkan seberapa tinggi tebing tersebut dari dasar laut.

Karena hutan yang cukup gelap dan sedikit berbahaya, hanya beberapa orang yang berani memasukinya.

Untuk sesaat Naru mulai berpikir sembari melewati beberapa pohon di depannya. Namun dia harus segera mengambil keputusan karena Sket-Roller miliknya sudah dalam kecepatan yang sangat tinggi.

"Mea, apa kau bisa mencari seberapa tinggi tebing di ujung hutan ini sebelum menyentuh permukaan air laut?"

"Tunggu Sebentar Hime!"

Naru mulai menunggu. Dia sudah mengambil keputusan untuk melaju ke ujung hutan ini.

Jika dia mengambil keputusan pertama, dia mungkin akan mendapat banyak luka pada tubuhnya karena jika dia menabrakan diri pada dahan pohon dalam kecepatan seperti ini sangat berbahaya.

Naru mungkin berharap tebing disana tidak terlalu tinggi. Dia hanya berharap dari hasil pencarian yang dilakukan avatarnya Mea saat ini, dia mungkin akan mengambil informasi mengenai seluruh tanegashima dari internet. Google Earth adalah sebuah system yang memperlihatkan seluruh tempat di dunia ini, dengan system itu untuk menemukan bagian ujung hutan di depanku sangat lah mudah. Bahkan dengan system 3D mengambil perkiraan ketinggian ataupun kedalaman bisa di dapat dengan mudah.

Dengan bergerak zig zag, Naru mulai merasa gelisah karena Mea belum juga mendapat kan hasil yang dia inginkan, sementara kecepatannya saat ini sudah mencapai 90 km/per jam. Kecepatannya bahkan sudah hampir melewati batas dari Sket-Roller.

"MEA!!"

"Maaf menunggu Hime... Sekitar 100 meter lagi anda akan segera keluar dari hutan"

"Bukan itu, aku ingin tau seberapa tinggi tebing didepan sana Mea?"

"Menurut perkiraan dari berbagai informasi yang aku dapat, tebing didepan memiliki tinggi sekitar 20 meter"

"Ekhh 20 meter"

Untuk sesaat Naru mulai panik, namun dia mulai kembali focus. Karena tidak ada pilihan lain selain menggunakan pilihan kedua, jika dia mengambil pilihan pertama sekarang sudah tidak mungkin.

Naru mulai bersiap, dan mulai terlihat cahaya di depannya.

Cahaya tersebut adalah ujung dari hutan yang sedang di laluinya saat ini, sesaat permukaan mulai sedikit datar. Namun sesaat kemudian permukaan disana menjadi sangat tidak beraturan membuat keseimbangannya goyah.

Karena system Gravitasi sudah rusak, maka keseimbangannya pun mulai terganggu. Jika sebelumnya saat menggunakan Sket-Roller tubuh akan terasa ringan, maka saat ini tubuh akan terasa berat mengakibatkan keseimbangan terganggu meski hanya mendapat sedikit getaran saja.

Sebuah suara bergemuruh mulai terdengar, Permukaan seperti berguncang.

"Gempa bumi, kenapa terjadi dalam keadaan seperti ini?"

Sesaat kemudian Naru merasa bahwa tubuhnya serasa terjatuh kebawah. dia bisa melihat bahwa pandangan terhadap cahaya dari ujung hutan sana bergerak keatas.

Naru mulai mengetahui bahwa permukaan tanah mulai terjatuh kebawah. posisi tubuhnya kali ini mulai berubah dengan kepala berada di bawah. Dia jatuh ke dalam sana, dia mulai terlihat bahwa di bawah sana terlihat seperti sebuah gua berukuran cukup besar.

Bongkahan batu, maupun pohon yang ikut terjatuh berada di samping Naru ikut terjatuh kebawah.

Sesaat Naru mulai berpikir bahwa saat ini adalah akhir dari hidupnya.

Namun beberapa saat kemudian dia tersadar bahwa di bawah sana terlihat berbagai cahaya yang terlihat berkilauan. Cahaya itu adalah sebuah permukaan air yang terlihat memasuki gua itu dari lubang besar di di bagian depan mulut gua.

Naru mulai merasa lega, namun yang dia takutkan selanjutnya adalah seberapa dalam permukaan air di depannya saat ini. jika kedalamannya sekitar 1 meter maka tubuhnya mungkin akan segera mencapai dasar dalam beberapa detik setelah jatuh kesana dan akan terjadi benturan terutama pada kepala karena posisi ini sekarang dengan kepala berapa paling bawah. Selain itu dengan banyaknya bongkahan batu, dan pohon di di samping dan atas Naru saat ini yang itu terjatuh, mungkin dia pun akan tertimpa oleh bongkahan itu di dalam air.

Hanya beberapa meter lagi naru akan mendarat di atas permukaan air di bawahnya, dia mulai menggerakan kedua tangannya ke depan. dalam posisi ini dia akan mendarat sambil meluncur ke dalam air dengan mudah.

Yang dia harapkan saat ini adalah permukaan air di bawah sana sangat dalam.

"Aku mohon"

Naru mulai memejamkan matanya sambil berharap bahwa permukaan air di bawahnya nanti akan dalam. Dengan sebuah tarikan nafas yang dalam tubuhnya mulai memasuki permukaan air itu. Sesaat setelah dia memejamkan mata semua di sekitarnya mulai berubah.

Suara tubuhnya yang meluncur ke dalam permukaan air terdengar di kedua telingannya, saat dia mulai membuka matanya. dia melihat sebuah pandangan yang gelap di bawah sana. Di sekitarnya terlihat gelembung udara yang terbawa bersama dengan tubuhnya kedalam air sebelum akhirnya bergerak ke atas.

Naru mulai menyadari bahwa dia sudah di dalam air, dan bagian bawahnya terlihat sangat dalam bahkan tidak terlihat kedalaman dari tempatnya saat ini. hanya terlihat gelap di bawah sana.

Naru mulai mencoba melihat ke atas, namun sesaat kemudian terlihat banyak sekali bongkahan tanah yang tenggelam di sekitarnya, bahkan sebuah pohon terjatuh di atasnya kali ini. Naru mulai menggerakan kedua tangannya kedepan dan membuka untuk bergerak, dia tidak bisa menggunakan kedua kakinya karena masih menggunakan Sket-Roller.

Dia bergerak ke arah samping kanan atas kearah dinding gua. Dia terus bergerak karena nafasnya sudah akan habis, selain itu karena dia jatuh dengan posisi meluncur dengan ketinggian dan kecepatan jatuh tadi dia berada sekitar 3 meter dari permukaan air saat ini.

Sambil melihat ke arah atas yang terlihat mulai terang, cahaya yang menerangi gua ini masuk melalui lubang di mana Naru terjatuh sebelumnya. Permukaan air terlihat berwarna biru terang semakin ke atas.

Saat Naru sudah berada di atas dia mulai mengambil nafas panjang setelah kepalanya berada di atas permukaan air.

"Huh..huh... Aku kira aku akan mati?"

Perlahan dia mulai bergerak kea rah samping kanan untuk lebih merapat ke dinding. Di bagian kanan terlihat ada sebuah permukaan yang bisa di naiki Naru. Setelah mengangkat tubuhnya ke atas permukaan batu, dia mulai terlentang sambil menutup matanya disana.

Dengan terus mengambil nafas, dia mulai mencoba mengintip dengan membuka sebelah matanya.

Lubang tempatnya terjatuh terlihat cukup besar, namun yang dia pikirkan saat ini adalah kenapa bisa ada gua yang besar di tempat seperti ini?

Cahaya matahari yang masuk dari atas sana mulai menyinari permukaan air yang bergerak. cahaya yang terpantul dari permukaan air mulai menyebar ke seluruh dinding gua yang terlihat sangat indah.

"Hime apa kau baik baik saja?"

"Huh..huh..huh... a-ku ..baik baik saja"

Sesekali terlihat dari atas lubang di atas Naru, bongkahan tanah berjatuhan ke bawah. Debu terlihat jelas memenuhi gua akibat runtuhnya permukaan di atas sana.

Naru yang sudah tenang mulai mengangkat tubuhnya, dan mencoba melepaskan Sket-Roller miliknya. di bagian depannya saat ini terlihat lubang cukup besar yang terdengar suara ombak di sana. Itu adalah jalan masuk utama menuju ke dalam sini, namun karena bagian depan sana laut Naru mulai berpikir tidak akan ada jalan untuk memasuki tempat ini kecuali berenang ataupun memakai perahu.

Naru mulai memikirkan cara keluar dari gua ini, selain berenang mungkin satu satunya cara adalah menaiki dinding gua ataupun tebing di depan sana.

Seteleh melepaskan Sket-Roller miliknya, dia mulai berdiri dan melihat ke arah lubang yang berada di atas. Tingginya gua ini sekitar 20 meter, dengan tangan kosong dia tidak mungkin bisa menaikinya. Terlebih dinding gua ini yang terlihat rapuh, terlihat dari beberapa kali bongkahan tanah berjatuhan ke dalam gua.

Satu satunya jalan adalah berenang, dan memutari pulau menuju pantai di sebelah selatan tanegashima. Namun jaraknya cukup jauh, mungkin sekitar 500 meter dari sini.

Namun sesaat dia melihat ke arah depannya, dia melihat sebuah benda berukuran besar yang tertimbun oleh tanah yang terjatuh barusan.

"Apa itu... Hmm, sebuah pesawat?"

Bentuknya memang cukup besar dan terlihat seperti pesawat. Sebagian tubuh pesat terutama bagian depan dan juga bawah masuk ke dalam air. Bentuk pesawat itu menyerupai sebuah telur berbentuk opal, namun memiliki 2 bagian samping seperti sebuah sayap pesawat.

Benda di penuhi oleh debu yang menempel menyembunyikan bentuknya.

Naru yang penasaran mulai mendekat ke arah benda itu sambil membawa Sket-Roller miliknya.

"Uahh besar sekali... Apa ini?... Mea apa kau tau benda apa itu?"

"Tidak ada informasi mengenai benda itu Hime"

"Hmmm.... Apa kau bisa mencarinya lebih detail?"

"Baiklah Hime"

Sambil menunggu Mea mendapatkan informasi, Naru sudah berada di samping benda yang menyerupai unit pesawat itu, sesaat Naru sempat terdiam melihat benda berukuran besar itu. tangan kirinya mulai bergerak dan memegang benda itu. Dia megesekan telapak tangannya untuk menghilangkan debu yang melekat pada benda itu.

Saat dia melihat tepak tangannya, bukan hanya debu yang terlihat disana melainkan lumut.

Dia menyadari bahwa benda ini sudah sangat lama berada di dalam sini. Bahkan tentang keberadaan gua ini pun mungkin seluruh orang di tanegashima belum mengetahuinya.

"Hime tidak ada data yang cocok mengenai benda ini"

"Hmm... apa kau tau benda ini terbuat dari apa, sepertinya benda ini sangat kuat"

Naru mulai bertanya sambil memukulkan tangannya pada benda itu. benda itu terasa sangat kuat, namun terlihat bahwa seluruh benda ini terbuat dari bahan yang sangat berbeda. Bukan terbuat dari besi baja, namun materialnya lebih ke ringan dan lebih kuat.

Ketika naru mulai menghilangkan debu dan lumut yang menempel di beberapa bagian di depannya, warna benda itu mulai sedikit terlihat. Ada sebuah garis berwarna hijau di bagian sayap benda itu.

"Material tidak ditemukan"

"Ehh, ternyata bukan besi... kalau begitu apa ini?"

Naru mulai menaiki benda berukuran besar itu.

Dia mulai melihat ada bagian terbuka di bagian belakangnya. Bagian itu tidak tertimpa reruntuhan tanah yang terjatuh di atas karena berada di belakang. Sedikit bagian belakang dari benda yang di pijak Naru saat ini masuk kedalam dinding gua.

Naru mulai berjalan ke arah belakang untuk melihat bagian yang terbuka itu.

Saat dia mulai melihat ke dalam bagian itu, dia melihat sebuah tempat menyerupai tempat duduk. Mungkin ruangan itu menyerupai sebuah cocpit pesawat..

Selain itu ada sebuh benda yang berada di depan tempat duduknya seperti untuk mengendarai benda itu.

Sebuah cahay kecil berkelip pada layar kecil pada benda bagian tengah benda yang menyerupai kemudi untuk benda itu.

"Apa itu?"

Karena cukup penasaran dia mulai memasuki tempat itu, Naru mulai duduk di dalam tempat duduk yang berada di dalam benda itu. Ruangan itu berukuran kecil, kemungkinan besar benda itu hanya bisa dikemudikan oleh 1 orang saja.

Naru mulai mencoba membuat nyaman dirinya di dalam sana. Dia merasakan kedua tepalak kakinya mulai menyentuh sesuatu pada bagian bawah, seperti sebuah pedal mobil. Kedua tangannya mulai memegang kemudi seperti helicopter. Namun kemudi tersebut mempunyai 2 buah kemudia yang di kendalikan oleh 2 tangan, selain itu ada sebuah tombol yang berada di jari telunjuk Naru saat ini.

Naru tidak berani menekannya karena dia berpikir bahwa itu adalah tombol senja yang munkin saja masih aktif.

Perlahan dia mulai melihat cahaya pada layar di bagian depannya.

Cahaya it uterus berkelip menyala dan redup seperti sebuah detak jantung. Wajah Naru mulai mendekat, mencoba agar terlihat jelas. Naru melihat sebuah kata di dalam layar itu ketika wajahnya semakin mendekat.

"S-P-I-C-A... Spica?"

Namun sesaat kemudian Layar di depannya mulai menyala ketika dia menmbaca kata di layar tersebut. Naru terkejut dan sempat bergerak mementalkan tubuhnya kebelakang.

SPICA ACTIVATED

INSTALL SYSTEM START

"Ekh apa yang terjadi.... apa yang aku harus aku lakukan?"

Naru mulai gelisah dan kebingungan karena beberapa saat kemudian suara mesin mulai terdengar. Selain itu dia mulai menyadari bahwa benda yang di naikinya mulai menyala.

Sesaat kemudian naru mulai mengambil keputusan untuk keluar dari dalam sana, namun belum sempat dia bergerak bagian atas yang tertutup mulai bergerak dan menutup.

"Ekh tunggu, kenapa tertutup?"

Naru terjebak di dalam Cocpit pesawat itu, dia tidak tau harus berbuat apa di dalam sana. Bahkan untuk keluar dari dalam sana pun dia tidak bisa.

Dengan masih memegang kemudi, dia mulai melihat ke seluruh Cocpit mencoba mencari sesuatu. Namun pada akhirnya dia tetap tidak tau harus berbuat apa. Ruangan tersebut sangat gelap, yang menerangi tempat itu hanya bagian depan yaitu pada layar monitor kecil yang menyala itu.

"70%...72%... terus naik, apa yang harus aku lakukan?"

System pada benda yang di naiki Naru saat ini seperti sedang menginstal sesuatu karena angka pada layar terus naik.

INSTALL COMPLETE

ALL SYSTEM CLEAR

Ketika angka sudah mencapai 100%, seluruh ruangan cocpit tersebut langsung menyala. suara mesin mulai terdengar halus di telinga Naru dan seluruh benda tersebut mulai bergetar.

Sesaat di penglihatan Naru terlihat banya sekali garis cahaya yang bergerak ke arahnya. Ketika dia berkedip cahaya itu menghilang, dan dia menyadari bahwa seluruh cocpit sudah terang.

Pada bagian dinding kiri, depan , dan kanan mulai menyala. dinding yang berwarna silver itu mulai berubah seperti menghilang menjadi transparan. hanya beberapa detik kemudian Naru mulai bisa melihat bagian luar dari dalam ruangan itu. sudut pandangnya seperti pernglihatan biasa 180 derajat kedepan dan memiliki titik buta pada bagian belakang.

Namun pada layar transparan di depan naru mulai muncul 3 buah kotak Hologram. Bagian kiri dan kanan terlihat mempertlihatkan gambar seluruh bagian benda tersebut. Sedangkan di bagian depan terlihat kosong, namun ada sebuah bulatan kecil pada bagian tengahnya seperti sebuah titip bidik seperti saat memainkan game shooting.

Ada beberapa bagian hologram lain yang tidak di mengerti oleh Naru.

Dengan cepat Naru mulai mengembalikan kesadarannya yang tenggelam dalam kekaguman benda tersebut. Dia mulai menyadari bahwa saat ini dia harus segera mencari cara untuk mematikan benda tersebut dan keluar dari dalam sana.

Tangan kirinya mulai terlepas pada kemudi, dan mulai menekan nekan layar monitor kecil di depannya.

"Bagaimana ini... bagaimana cara mematikan mesin ini?"

Saat dia sedang menekan layar kecil itu.

"Chi..chi"

"Kyaaa!"

Naru di kagetkan oleh sebuah suara yang muncul di sampingnya.

Dengan sebuah tindakan yang cepat Naru mulai menekan kaki kananya yang berada pada pedal sedangkan tangan kiri yang sebelumnya menekan layar kembali ke kemudi. Ketika naru mulai melihat ke arah samping bahu kirinya, Makhluk yang dia kejar sebelumnya berada di bahunya. Suara yang mengagetkannya barusan adalah suara dari tupai putih itu.

Belum sempat dia berpikir, benda itu mulai bergetar lebih kuat, bagian depan pesawat mulai terangkat menjatuhkan tanah yang menutupi bagian depan benda itu.

Hanya beberapa detik berselang benda tersebut tiba tiba bergerak ke depan dengan sangat cepat, meluncur di dalam gua yang sempit.

"UAkhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh apa yag terjadiiiiiiiiiii?"

Benda tersebut mulai menabrak bagian depan gua dan menghancurkannya, lubang yang berada di bagian depan memang sangat kecil mungkin hanya sekitar setengah dari besar benda itu.

Bagian dinding gua yang kokoh hancur ketika benda yang di kendarai Naru menabraknya dengan sangat cepat. Naru yang sebelumnya menutup mata ketika akan bertabrakan mulai mencoba membuka mata mengintip kedepan.

Naru mulai melihat pemandangan yang sangat indah, dia melihat lautan yang luas di depannya.

Benda yang di naikinya saat ini terbang di atas permukaan air dengan sangat cepat seperti sedang membelah permukaan air laut karena pada bagian belakang terlihat percikan air yang sangat besar. Mungkin 4x lebih cepat dari pada pesawat biasa, mungkin kecepatanya lebih cepat dari pada pesawat tempur F-16. Kecepatannya mungkin sekitar 1.650 mph / 2.44 Mach.

Naru sempat tercengang karena pemandangan di depannya, namun perasaan itu harus segera dia hilangkan. Dia menyadari bahwa dia sedang dalam keadaan berbahaya, dia tidak tau harus berbuat apa untuk menghentikan benda yang di kendarainya saat ini.

Meskipun bergerak dengan cepat, bagian pesawat yang kuat tidak menimbulkan getaran yang kuat di dalam cocpit membuat Naru bisa bergerak dengan sangat mudah. Selain itu di dalam Cocpit terasa nyaman dan dia tidak memerlukan masker oksigen di dalamnya.

Dia mulai menekan kembali layar yang berada di depannya.

"Aku mohon, berhentilah... Akh bagaimana ini, siapapun tolong aku!!!!"

Sesaat tangan kirinya terlepas pada kemudi, pada bagian kiri terasa seperti kurang stabil. Beberapa guncangan mulai terasa sesaat kamudian.

Dengan Cepat tangan kiri Naru mulai memegang kemudi, namun kerena ketakutan dan gelisah tanpa sadar dia menarik kemudi tersebut.

Sebuah Manuver yang tidak terduga terjadi setelah dia menarik kedua kemudinya, dengan sangat cepat benda tersebut berbolok arah. Bagian depan mulai mengarah ke atas langit, dan seketika dengan ledakan yang terjadi di atas permukaan air laut benda yang di naiki Naru melesat keudara.

Ledakan air laut membuat seluruh bagian Pesawat mulai terlihat bersih dan bersinar. Sebuah cahaya berwarna biru terlihat bergerak mengikuti benda tersebut.

Dengan posisi 90 derajat, benda tersebut masih bergerak menuju ke atas langit dengan cepat.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang... benda ini tidak berhenti, tolong aku"

CHi....CHi

Selain dia, terlihat bahwa tupai putih yang berada di bahun kirinya pun ketakutan.

"Apa kau memanggilku Hime?"

Sesaat kemudian Avatar milik Naru berbicara.

"Mea apa kau tau cara mengendalikan benda ini... atau apa kau bisa masuk dan mengendalikannya dari dalam?"

Naru mulai mendapat sedikit titik terang, dia mulai ingat bahwa Mea adalah sebuah AI yang mempunyai kemampuan seperti super komputer. Mungkin dia bisa masuk kedalam system dan mengendalikan benda ini.

"Aku tidak bisa masuk kedalam System benda ini tanpa penghubung"

Naru mulai tertunduk kembali setelah mengetahui bahwa dia tidak membawa kabel penghubung miliknya.

"Tapi... aku bisa memberitahukanmu cara mengendalikan benda ini, mungkin tidak akurat tapi aku bisa mencari beberapa informasi mengenai cara menerbangkan pesawat"

"... Itu dia Mea, cepatlah"

"Baiklah Hime tunggu sebentar"

Karena tidak pilihan lain, dia mulai mengambil ide yang di berikan oleh Mea. Mungkin dia tidak tau cara cara mematikannya saat ini, yang lebih penting bagaimana dia bisa keluar dari dalam situasi sekarang ini. jika terus seperti ini dia akan terus meluncur ke luar angkasa.

Sambil menunggu Mea mencari informasi, benda yang di naikinya mulai menembus awan yang berada di depannya.

Awan putih tersebut cukup tebal membuat layar di depannya terhalangi.

Namu setelah dia keluar dari awan tersebut, sebuah pemandangan luar biasa terpampang jelas di depannya.

Waktu seakan berhenti sejenak saat kedua Mata Naru mulai terbuka lebar melihat pemandangan di depannya saat ini.

"...Anemone Light"

Sebuah garis cahaya di langit yang biru gelap terlihat berkelip membuat berbagai cahaya yang sangat indah. Cahaya itu hanya tercipta pada garis atau jalur yang sudah tercipta sebelumnya.

Anemone Light sebuah cahaya yang tercipta saat crystal yang bergerak mengelilingi bumi di berada di posisi tegak lurus dengan matahari. Cahaya matahari yang berada tepat di atas langit akan menyinari crystal yang berada di atmosfer menciptakan berbagai cahaya yang sangat indah seperti bintang di malam hari.

Crystal itu adalah sisa dari ledakan termonuklir yang terjadi 25 december 2059.

Ledakan itu menghancurkan asteroid menjadi jutaan pecahan kecil dan membakarnya. Serpihan asteroid yang terbakar oleh ledakan itu menjadi crystal crystal kecil yang bergerak mengelilingi bumi. Crystal tersebut memliki sedikit energy electromagnetic yang pada akhirnya saling tarik menarik dan akhirnya sebuah garis melingkar pada bumi yang membuat Cristal tersebut bergerak di dalam garis itu. dalam beberapa kejadian crystal itu saling berdempetan dan membuat sebuah effect cahaya lebih besar seperti matahari ke 2.

Namun kejadian itu hanya pernah terjadi sekali dalam 7 tahun terakhir.

"Indah sekali... ini pertama kalinya aku melihatnya dari jarak sedekat ini"

Hanya beberapa saat Naru terdiam saat melihat kearah Anemone Light yang berada tepat di depannya saat ini sampai akhirnya suara Mea membangunkan kesadarannya.

"Hime pencarian selesai"

"Mea cepat beritahu aku cara mengemudikan benda ini"

"Baiklah Hime"

Naru mulai memegang erat kedua kemudianya dan mulai mengubah posisi duduknya lebih condong kedepan. Naru mulai menutup matanya, Dia mulai mengambil nafas dalam dan menghembuskannya untuk mengatur emosinya agar lebih tenang.